Liputan6.com, Cilacap - Secara bahasa hizib artinya pasukan, laskar atau golongan. Hizib juga diartikan sebagai sekumpulan bacaan yang berasal dari Al-Qur’an atau hadis Nabi dan dijadikan wirid yang memiliki fungsi tertentu.
Hizib ini disusun oleh ulama yang diyakini memiliki fadhilah atau keutamaan kepada seseorang rutin membacanya. Salah satu fadhilahnya ialah memberikan perlindungan kepada pembacanya.
Advertisement
Hizib ini banyak sekali jumlahnya dan yang cukup populer dikalangan umat Islam ialah hizib nashr. Hizib ini memiliki sekumpulan manfaat yang antara lain sebagai perlindungan dari musuh.
Advertisement
Baca Juga
Berkaitan dengan hizib nasr atau nasor ulama kharismatik asal, Rembang, yakni KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) wanti-wanti agar tidak memilki keyakinan yang dapat merusak akidah umat Islam seperti meyakini bisa selamat sebab membaca hizib nasr.
Simak Video Pilihan Ini:
Zaman belum Punya Hizib sudah Selamat
Gus Baha menegaskan bahwa keselamatan itu semata-mata diberikan oleh Allah SWT, bukan lantaran mengamalkan amalan tertentu, seperti hizib Nasr.
Menurut Gus Baha jika keselamatan tergantung pada hizb tentu saja sebelum memiliki hizb ini maka kehidupan seseorang tidak akan selamat. Nyatanya tidak demikian, sewaktu belum memiliki hizib Nasr saja sudah selamat.
“Zaman anda belum punya hizib nashor itu ternyata belum mati sampai sekarang ini,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Ngaji Singkat Gus Baha, Minggu (24/11/2024).
“Setelah punya hizib nashor, anda menyangka kalau sekarang tidak disantet karena punya hizib nashor,” sambungnya
“Ya memang tidak ada yang nyantet, itu satu, faham ya…! Nomor dua, zaman belum punya hizib nashor ternyata selamat, tapi setelah punya hizib nashor, kamu menyangka selamat sebab hizib nasor,” tegasnya.
Advertisement
Hanya Allah Yang Maha Melindungi
Gus Baha tak menyalahkan mereka yang membaca hizib nashr, namun perlu diketahui bahwa saat membaca hizib nasr itu dibarengi niat meminta perlindungan kepada Allah SWT.
“Makanya dilatih kalau baca hizib nashor itu buat pengingat kalau manusia itu meminta perlindungan hanya kepada Allah SWT,” terangnya lagi.
“Cara hukum itu tidak berlaku surut," imbuhnya.
Gus Baha memberikan contoh lagi bahwa saat ia menjadi alim dan banyak memberikan amplop kepadanya. Namun lagi-lagi dirinya tidak mengangap bahwa kealiman dirinya ini yang menjadi sebab mengalirnya rezeki, sebab menurutnya sebelum dia alim sudah mendapatkan rezeki.
“Saya sampai sekarang itu ya sering, tidak munafik, saya itu karena terkenal alim, sering dapat salam tempel,”
“Tapi saya tidak pernah memikir dapat rezeki sebab alim, karena zaman saya belum alim juga sudah punya rezeki, buktinya saya masih hidup sampai sekarang.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul