Liputan6.com, Jakarta - Setelah sebulan penuh menjalani ibadah di bulan Ramadhan, umat Islam memasuki bulan Syawal dengan hati yang kembali bersih. Namun, ada ancaman yang tidak boleh diabaikan, yaitu tipu daya setan yang kembali menggoda manusia setelah dibelenggu selama Ramadhan.
Setan yang semula terikat kini menunggu di gerbang Syawal, siap menjebak siapa saja yang lengah dalam menjaga ketakwaan.
Bulan Syawal menjadi ujian bagi umat Islam untuk mempertahankan kebiasaan baik yang telah dibangun selama Ramadhan. Jika di bulan Ramadhan seseorang rajin beribadah, beristighfar, dan mendekatkan diri kepada Allah, maka Syawal menjadi tantangan untuk menjaga konsistensi tersebut. Setan akan berusaha menghancurkan amalan yang telah dikumpulkan, agar manusia kembali terjerumus dalam kebiasaan buruk.
Advertisement
Pendakwah yang pendapatnya sering menjadi rujukan, KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya) mengingatkan bahwa setan memiliki strategi licik dalam menggoda manusia. Mereka merasa kecewa saat melihat hamba Allah bertobat dan diampuni, sehingga berusaha sekuat tenaga untuk menjerumuskan kembali orang-orang yang telah bertaubat. Setan menangis ketika melihat seorang hamba bersungguh-sungguh dalam istighfar, memohon ampunan kepada Allah, dan berusaha menjadi lebih baik.
Menurut Buya Yahya, manusia harus memahami bahwa perjuangan melawan setan tidak berhenti setelah Ramadhan. Justru di bulan Syawal, ujian sejati dimulai. Mereka yang telah berlatih menahan diri selama Ramadhan diharapkan tetap menjaga kebiasaan baiknya. Jika tidak, maka setan akan dengan mudah membawa manusia kembali pada kelalaian.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya menegaskan bahwa menjaga keistiqamahan setelah Ramadhan bukan perkara mudah. Iman seseorang diuji saat ia kembali menjalani kehidupan sehari-hari tanpa suasana khusus seperti Ramadhan. Oleh karena itu, perlu kesadaran dan usaha untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah di bulan Syawal dan bulan-bulan setelahnya.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @lathifahtv, Buya Yahya menjelaskan bahwa setan sudah mengancam sejak sebelum Syawal tiba. Ketika seorang hamba memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan, setan menangis karena melihat banyaknya orang yang bertobat dan memohon ampun. Namun, setelah Ramadhan berlalu, setan kembali beraksi, menunggu di setiap kesempatan agar manusia tergoda dan kembali ke kebiasaan lama.
Â
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Keinginan Setan
Setan tidak ingin melihat manusia bertahan dalam kebaikan. Maka, ia menggoda dengan berbagai cara agar seseorang merasa bahwa ibadah yang dilakukan selama Ramadhan cukup, sehingga tidak perlu dilanjutkan di bulan-bulan berikutnya. Sikap seperti ini yang harus diwaspadai agar amalan di bulan Ramadhan tidak sia-sia.
Buya Yahya menyampaikan bahwa banyak orang yang justru merancang kemaksiatan setelah Ramadhan. Alih-alih menjaga hati dan kebersihan jiwa, ada yang menjadikan hari raya sebagai ajang hura-hura dan melupakan nilai-nilai kebaikan yang telah dibangun selama Ramadhan. Seharusnya, Syawal menjadi momentum untuk tetap dekat dengan Allah dan menjaga hubungan baik dengan sesama.
Menurutnya, hari raya bukan sekadar perayaan, melainkan juga kesempatan untuk membangun kebersamaan dan menghilangkan kebencian dalam hati. Kegembiraan di hari raya seharusnya menjadi awal bagi seseorang untuk lebih dekat dengan Allah dan sesama manusia. Menggunakan hari raya untuk bermaksiat justru bertentangan dengan esensi dari Idul Fitri itu sendiri.
Dalam ajaran Islam, kegembiraan di hari raya sangat dianjurkan. Namun, kegembiraan itu harus dibangun dengan cara yang benar, bukan dengan melanggar perintah Allah. Seorang muslim yang cerdas akan menjadikan Syawal sebagai momen untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan orang-orang di sekitarnya.
Maka, sangat penting untuk tetap menjaga ibadah setelah Ramadhan. Shalat lima waktu, membaca Al-Qur’an, dan menjaga akhlak harus terus dilanjutkan agar tidak mudah tergoda oleh bisikan setan. Kebiasaan baik yang telah dibangun selama Ramadhan harus dipertahankan, bukan justru ditinggalkan begitu saja.
Setan memiliki berbagai cara untuk menggoda manusia. Salah satunya adalah dengan menanamkan rasa malas dalam beribadah. Setelah Ramadhan, seseorang mungkin merasa lelah dan ingin beristirahat dari ibadah yang selama sebulan dilakukan dengan penuh semangat. Inilah jebakan yang harus dihindari.
Â
Advertisement
Bisikan Setan Begini
Selain itu, setan juga membisikkan perasaan cukup dalam diri manusia. Ada yang merasa bahwa ibadah di bulan Ramadhan sudah cukup untuk menutupi kekurangan selama setahun, sehingga tidak perlu lagi bersungguh-sungguh di bulan lainnya. Pemikiran semacam ini adalah tipu daya setan agar manusia berhenti dari kebiasaan baiknya.
Buya Yahya menegaskan bahwa Syawal adalah ujian bagi keimanan seseorang. Jika seseorang berhasil melewati bulan ini dengan tetap menjaga amalannya, maka kemungkinan besar ia akan bisa mempertahankan kebiasaan baiknya sepanjang tahun. Namun, jika sejak awal Syawal sudah mulai meninggalkan ibadah, maka setan akan semakin mudah menguasainya.
Kebahagiaan setan adalah ketika manusia mulai lalai. Maka, waspada terhadap godaan setan di bulan Syawal menjadi hal yang sangat penting. Jangan sampai ibadah yang telah dilakukan dengan susah payah selama Ramadhan hilang begitu saja karena godaan setan yang menunggu di gerbang Syawal.
Sebagai umat Islam, menjaga kebiasaan baik pasca Ramadhan adalah bentuk kesungguhan dalam beribadah. Seharusnya, setelah Ramadhan seseorang semakin dekat dengan Allah, bukan malah menjauh dan kembali ke kebiasaan buruk. Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha keras mempertahankan amalan baiknya.
Buya Yahya mengajak umat Islam untuk tetap istiqamah dalam kebaikan. Jangan sampai setan berhasil menghancurkan istighfar dan taubat yang telah dilakukan di bulan Ramadhan. Sebaliknya, jadikan Syawal sebagai awal dari perjalanan spiritual yang lebih baik dan lebih kuat.
Memulai kebiasaan baik di bulan Syawal bisa dilakukan dengan langkah-langkah sederhana. Misalnya, tetap menjaga shalat lima waktu di awal waktu, membaca Al-Qur’an setiap hari, serta menjaga silaturahmi dengan sesama. Dengan cara ini, seseorang akan lebih sulit digoda oleh setan.
Selain itu, memperbanyak doa agar diberikan keteguhan dalam beribadah juga sangat penting. Berdoa kepada Allah agar selalu diberi kekuatan untuk melawan godaan setan akan membantu seseorang tetap berada di jalur yang benar.
Setan akan terus mencari celah untuk menggoda manusia. Oleh karena itu, kesadaran dan kewaspadaan harus selalu dijaga. Jangan biarkan setan menang dengan mudah setelah Ramadhan berlalu. Tetaplah teguh dalam kebaikan dan jadikan Syawal sebagai awal dari perjalanan ibadah yang lebih baik.
Maka, pesan utama yang disampaikan oleh Buya Yahya adalah tetap waspada di bulan Syawal. Jangan sampai tertipu oleh bisikan setan yang berusaha menghancurkan amalan baik yang telah dikumpulkan selama Ramadhan. Pertahankan kebiasaan baik dan jangan biarkan setan menang dengan mudah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
