Liputan6.com, Purbalingga - Sobat Liputan6.com sudah memiliki rencana apa saja untuk menikmati akhir pekan ini?. Nah, jika belum, bisa jadi apa yang akan tertera di bawah ini menjadi pilihan kalian bersama keluarga ataupun orang terkasih.
Pilihan menghabiskan suasana 'weekend' tentu beragam. Banyak hal yang bisa dilakukan, baik sendiri, keluarga ataupun bersama sang kekasih. Satu di antaranya adalah menikmati sekaligus mengapresiasi karya seni, plus menghabiskan nuansa pedesaan yang masih memiliki hutan dengan kerindangan yang menyejukkan.
Baca Juga
Yup, ada satu tempat yang saat ini sedang menyajikan kombinasi itu semua lho, tepatnya di Kie Art, di Dusun Paninis, Sidareja, Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jateng. Bagi kalian yang ada di sekitar Purbalingga, seperti Banyumas, Pemalang, Purwokerto, Banjarnegara, Cilacap, Wonosobo sampai Kebumen, mungkin bisa menjadi opsi ideal.
Advertisement
Kenapa harus ke sana untuk menikmati suasana akhir pekan?. Sebelum itu, sebenanrya bisa kapan saja ke Kie Art, karena di sana tak sekadar menawarkan suasana seperti sekarang, melainkan menimbulkan keingintahuan tentang seni itu sendiri, ditambah menambah referensi serta inspirasi.
Inspirasi?. Yup, apalagi saat ini menjadi momen yang tepat bagi Sobat Liputan6.com untuk berada di lingkungan Kie Art. Sesuatu yang fenomenal bisa kalian nikmati, rasakan, resapi, yang sudah pasti akan memainkan imajinasi. Kayaknya serius banget ya, nggak juga kok.
Â
Yuk Nonton
Saat ini, Kie Art sedang menyelenggarakan pameran karya-karya dari pelukis hebat Indonesia yang sudah mendunia, Klowor Waldiyono. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari 70 karya pelukis kenamaan asal Yogyakarta terpampang di dinding 'studio rumah' Kie Art, Purbalingga.
Tentu saja, bagi masyarakat Purbalingga dan daerah sekitarnya, kesediaan Mas Klowor memamerkan karya-karya spesialnya di Kie Art, menjadi sebuah kehormatan. Setidaknya, bagi kalian yang gemar melukis, atau setidaknya ingin mengetahui seni, melihat karya Mas Klowor secara langsung adalah sebuah momen luar biasa.
Apalagi, pada pameran yang berlangsung sampai 19 Maret 2022, karya-karya Klowor Waldiyono dikombinasikan dengan banyak falsafah kebahasaan daerah. Pameran bertajuk besar 'Naluri' ini memang bersamaan dengan semangat Bahasa Ibu, yang sebenarnya diperingati pada 21 Februari 2022.
Bagi Klowor Waldiyono, apa yang dipersembahkannya di Kie Art mengandung banyak maksud dan nilai filosofi. Menurut Pegiat Kie Art, Gita Yohanna Thomdean, Mas Klowor mendedikasikan karya-karya dengan tema besar 'Naluri' ini untuk mengedukasi generasi muda.
"Konsep awalnya adalah bahasa ibu. Oleh karena itulah, di setiap coretan sepanjang karya bertema 'Naluri' ini, selalu ada pesan penggambaran tentang objek tersebut, menggunakan bahasa daerah yang ada di Indonesia," jelas Gita.
Jika kalian ada di Kie Art, apa yang terucap dari bibir Gita adalah sebuah realita. Mas Klowor selalu memberikan deskripsi yang berisi kekaguman sampai nuansa bersejarah dari suatu tempat yang dilukisnya, dengan menggunakan bahasa daerah.
Â
Advertisement
Bahasa Daerah
Beberapa objek penggambaran yang ditambahkan deskripsi menggunakan bahasa daerah antara lain Klenteng Samp Poo Kong di Semarang, yang justru dinarasikan menggunakan Bahasa Batak. Ada juga Museum Affandi yang dijabarkan singkat memakai Bahasa Bali.
Selain itu, ada juga Sendang Prigen yang 'sangat unik' dijelaskan secara singkat menggunakan Bahasa Dayak. Lalu Mas Klowor mensyukuri keindahan Puncak Bukit Ngisis Kulon Progo dengan Bahasa Makassar.
Bahkan, perjalanan 'Naluri' ala Mas Klowor sampai ke Umbul Sidomukti, di Ungaran, Jateng. Khusus tempat ini, beliau memilih menarasikan singkat dengan Bahasa Dawan, Kefa, Nusa Tenggara Timur.
Artinya, jika Sobat Liputan6.com berada di sana, tak hanya menikmati karya-karya istimewa Klowor Waldiyono, melainkan belajar Bahasa Ibu yang menjadi khasanah budaya nasional. "Karya-karya Mas Klowor yang ada di sini menjadi simbol perjalanan dirinya, bahkan sepanjang pandemi Covid-19," ungkap Gita.
Ucapan Gita mengacu kepada beragam karya lukisan Mas Klowor yang terpampang di Kie Art. Sketsa-sketsa tersebut melukiskan keberadaan Mas Klowor yang begitu dekat dengan objek.
Â
Salinan Indah
Memang, Mas Klowor menyalin apa yang terlihat di depan matanya dengan goresan langsung. "On the spot. Karena Mas Klowor memang terus berkreasi. Karya-karya di sini adalah tempat di mana dia datang langsung, setidaknya sejak tahun 2021 sampai 2022," jelas Gita.
Menurut Gita, tak ada kata mati untuk berkreasi dari seorang Klowor Waldiyono. Sang senimas terus berjalan mengikuti apa yang ada di dalam pikirannya, juga nalurinya. Itulah kenapa pameran kali ini bertajuk besar 'Naluri', yang menjadi penyingkatan maksud dari beragam sketsa objek yang dilukis Mas Klowor.
Bikin penasaran kan bagaimana Mas Klowor Waldiyono menceritakan 'naluri'-nya via goresan lukis?. Jangan sampai terlewatkan momen istimewa ini ya, karena hanya akan ada sampai 19 Maret di Kie Art, Sidareja, Purbalingga. Happy weekend!
Advertisement