Pengunjung yang Naik Candi Borobudur Wajib Pakai Sandal Khusus

pemakaian upanat merupakan sebuah proteksi pengunjung yang akan naik ke atas candi dibekali dengan sandal khusus yang bisa melindungi Candi Borobudur dari keausan

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jun 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2022, 19:00 WIB
Candi Borobudur
Candi Borobudur (Dok. Unsplash/ Snowscat)

Liputan6.com, Magelang - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) selalu mendukung upaya konservasi candi Borobudur, kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati.

"Salah satu misi kami membuat sebuah keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan. Langkah awal adalah membuat upanat (sandal) bagi pengunjung yang akan naik candi," katanya di Magelang, Selasa, dikutip Antara.

Ia menuturkan pemakaian upanat merupakan sebuah proteksi pengunjung yang akan naik ke atas candi dibekali dengan sandal khusus yang bisa melindungi candi dari keausan.

"Beberapa tahun lalu sejak ada kajian mengenai upanat sesungguhnya kami sudah banyak berdiskusi dengan tim Balai Konservasi Borobudur (BKB), kami akan terus mendukung dan mendorong pengembangan upanat," katanya usai pembukaan Workshop Penyiapan Bahan Upanat di Balkondes Tuksongo.

Selain untuk mendukung konservasi, katanya pembuatan upanat juga upaya untuk menggerakkan ekonomi setempat, karena nantinya upanat ini diproduksi oleh masyarakat dari desa-desa di sekitar Borobudur.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Diproduksi oleh Warga di Sekitar Candi Borobudur

Jadi Polemik, Luhut dan Ganjar Sepakat Tunda Rencana Kenaikan Tiket Masuk Candi Borobudur
Rencana kenaikan tiket masuk Candi Borobudur Rp750 ribu ditundai. Simak penjelasan Ganjar dan Luhut berikut ini! (Unsplash/alan bonnardeaux).

"Hari ini kami menyambut baik adanya workshop pembuatan upanat yang diikuti masyarakat dari 20 desa di sekitar Borobudur," katanya.

Ia menyampaikan kajian dilakukan oleh BKB, pelatihan juga oleh BKB bekerjasama dengan TWC. Sekarang ini tahapannya menyiapkan produk, melatih masyarakat dari 20 desa di Kecamatan Borobudur.

Hetty menuturkan sebelum digunakan sebagai alas kaki bagi pengunjung yang naik Candi Borobudur perlu konsistensi dan komitmen dari volume produk dan standarisasi kualitas.

"Dua hal tersebut penting maka harus dilakukan workshop dan pelatihan terus-menerus sampai mendapatkan yang memang bagus, karena kami ingin memberikan yang terbaik bagi pengunjung," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya