Antisipasi Penyebaran Covid-19, Pemkab Pasuruan Berlakukan WFH

WFH diberlakukan sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2022, 12:00 WIB
COVID-19
Ilustrasi pandemi Corona | unsplash.com/@adamsky1973

Liputan6.com, Pasuruan - Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur memberlakukan sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH) kepada aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di sana. Langkah tersebut ditempuh  sebagai upaya mengantisipasi merebak penularan Covid-19.

Sekretaris Daerah Kabupaten Pasuruan Anang Saiful Wijaya dalam keterangan pers di Pasuruan, Selasa (8/2), mengatakan pemberlakuan aturan WFH tersebut penting dilakukan sebagai langkah antisipasi penularan varian baru Covid-19, yakni omicron.

"Daripada nanti penyebarannya semakin meluas. Maka sesuai instruksi Bupati Pasuruan, maka langsung diberlakukan WFH ASN di lingkungan Pemkab Pasuruan," kata Anang, Rabu (9/2/2022) seperti dilansir Antara. 

Ia mengatakan aturan WFH hanya diberlakukan bagi staf atau pelaksana, sedangkan bagi pejabat tinggi, administratur, pejabat pengawas, hingga pejabat fungsional melaksanakan sistem bekerja dari kantor atau work from office (WFO). Pegawai yang melaksanakan WFO wajib melaksanakan presensi faceprint dan tidak diperbolehkan menggunakan presensi manual.

"Kalau kepala OPD sampai pejabat setingkat kasi atau sekarang fungsional, wajib masuk seperti biasa atau WFO. Dan bagi pegawai yang masuk kerja wajib faceprint," katanya.

 

Teknis Pelaksanaan

Terkait teknis WFH atau WFO, Pemkab Pasuruan telah mengaturnya, yakni pegawai yang melakukan tugas layanan pemerintah dengan sektor yang bersifat esensial, maka wajib masuk dengan jumlah maksimal 75 persen. Pegawai yang bekerja di sektor kritikal seperti Dinas Kesehatan, rumah sakit, Dinas Perhubungan, Satpol PP dan BPBD masuk 100 persen.

"Juga berlaku untuk pegawai yang ditempatkan menjadi staf kabag, maka 100 persen masuk kerja. Karena jumlah stafnya cuma beberapa saja," katanya.

Lebih lanjut Anang menegaskan meski para ASN bekerja dari rumah, hal itu tidak menjadi penghambat capaian atau target kinerja perangkat daerah, sehingga pelayanan publik tetap berjalan normal seperti biasanya.

"Di rumah ya harus bekerja. Sekarang semuanya serba teknologi, dan kami sudah terbiasa. Jadi sama sekali tidak memengaruhi kinerja atau capaian kinerja," ucapnya.

Selama WFH, para pegawai wajib melakukan presensi dari rumah atau tempat tinggal dengan cara mengirim titik lokasi melalui aplikasi kamera peta GPS atau share location terkini melalui google map dengan memilih waktu durasi delapan jam kepada Kasubag Umum dan Kepegawaian.

"Harus mengisi presensi melalui share loc pada tempat tinggalnya. Bisa juga video call untuk memastikan setiap pegawai berada di dalam rumahnya," katanya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya