Mengenal Suku Osing Banyuwangi Dari Tradisi Sampai Kepercayaan

Suku Osing memiliki keunikan dimana masih mempertahankan bahasa asli yang mereka miliki yakni Bahasa Osing yang merupakan pengaruh dari bahasa

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2022, 13:00 WIB
Mengenal Suku Osing Banyuwangi Dari Tradisi Sampai Kepercayaan
Mocoan Lontar Yusuf (Sumber: banyuwangikab)

Liputan6.com, Jakarta Suku Osing atau Jawa Osing merupakan salah satu suku asli Banyuwangi Jawa Timur. Sampai sekarang, Suku Osing masih terdapat disejumlah kecamatan daerah yang ada di ujung timur pulau jawa tersebut.

Dari informasi yang dihimpun, Suku Osing memiliki keunikan dimana masih mempertahankan bahasa asli yang mereka miliki yakni Bahasa Osing yang merupakan pengaruh dari bahasa Bali dan turunan langsung dari Jawa Kuno.

Bahasa asli Suku Osing ini juga memiliki ciri khas tersendiri dengan lantunan dialek dari bahasa jawa hingga dapat menggambarkan jati diri Banyuwangi.

Tradisi

Suku Osing juga memiliki tradisi yang masih bertahan sampai dengan sekarang hingga memperkaya akan tradisi yang dimiliki Banyuwangi. Tradisi itu disebut puputan yang dimana perang sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh.

Dari hasil informasi yang berhasil dihimpun, tradisi ini sempat menyulut peperangan besar hingga menimbulkan korban jiwa yang disebut puputan bayu pada 1771 Masehi.

Kesenian

Suku Osing memang sama seperti Suku Bali maupun Suku Tengger yang memiliki kesenian berbau mistis. Kesenian itu diantaranya, Patrol, Seblang, Gandrung Banyuwangi, Kuntulan, Kendang Kempul, Janger, Jaranan, Jaran Kincak, Angklung Caruk, Jedong, Tari Barong dan Angklung.

Saksikan video pilihan berikut ini

Profesi

Saat ini Suku Osing memiliki sejumlah profesi, meskipun mayoritas Suku Osing berprofesi sebagai petani. Namun profesi lainnya pun sudah dilakukan seperti menjadi pedagang, nelayan, buruh dan pegawai disejumlah tempat baik swasta maupun instansi pemerintahan.

Kepercayaan

Dahulu sebelum adanya jalur perdagangan, Suku Osing ini memiliki kepercayaan Hindu dan Budha sebagaimana mayoritas kepercayaan pada masa Kerajaan Majapahit. Namun pada saat Belanda masuk ke Indonesia melalui VOC, Suku Osing ini banyak yang menganut kepercayaan Islam karena adanya penyebaran agama Islam di jalur perdagangan utara.

Sejumlah Suku Osing juga tinggal di desa-desa pertanian subur di bagian tengah dan timur Banyuwangi yang secara administratif meliputi wilayah yang berada di Kecamatan Rogojampi, Blimbingsari, Kabat, Licin, Sempu, Singojuruh, Songgon, Cluring, Srono, Banyuwangi mereka telah bercampur dengan penduduk non-Osing, yang terdiri dari migran asal Madura, Jawa Timur bagian barat dan Jawa Tengah, termasuk Yogyakarta. Orang Osing menyebut mereka dengan sebutan "Wong Osing" dengan "Tanah Blambangan".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya