Warga Masjid Mataram Kotagede Awali Puasa dengan 'Tidur'

Tradisi 'Tidur' telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat sekitar Masjid Mataram Kotagede, Bantul, Yogyakarta.

oleh Yanuar H diperbarui 18 Jun 2015, 12:26 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2015, 12:26 WIB
Tradisi Tidur
Tradisi Tidur makin ditinggalkan oleh generasi muda di sekitar Masjid Mataram Kotagede

Liputan6.com, Yogyakarta Jemaah Masjid Mataram Kotagede yang berada di Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta  melakukan tradisi ‘Tidur’ menjelang masuknya bulan Ramadan. Namun tidur yang dimaksud bukanlah tidur dalam pengertian harfiah, melainkan tradisi memukul beduk masjid selama 15-30 menit sebelum masuk waktu adzan Ashar.

Menurut Wahrazi, Sekretaris Masjid Mataram Kotagede saat ditemui awak Liputan6.com, Rabu (17/6/2015) mengungkapkan, tradisi ‘Tidur’ sudah ada sejak dirinya masih kecil, sebagai penanda kalau keesokan hari sudah masuk Ramadan. Tidur dalam hal ini bermakna memukul beduk dalam waktu yang lama.

Menurut Wahrazi, pukulan beduk dalam tradisi ini mempunyai ciri khas. Pemukulan beduk dilakukan secara rancak dan menghasilkan nada yang enak didengar seperti saat takbiran. Para pemuda di sekitar masjid biasanya melakukan tradisi ‘Tidur’ secara bergantian.

Orang tua dan anak-anak melakukan tradisi tidur di Masjid Mataram Kotagede

Dalam keterangannya, Wahrazi menambahkan, saat ini tradisi ‘Tidur’ makin ditinggalkan oleh generasi muda yang berada di sekitar Masjid Mataram Kotagede. Hal tersebut terlihat dari pemukulan beduk yang hanya dilakukan oleh anak-anak dan orangtua. Padahal tradisi ini mempunyai makna mendalam tentang arti penting untuk melakukan ibadah di masjid bagi para pemuda.

"Sekarang dengan perkembangan zaman anak muda itu sudah sibuk dengan kegiatan lain. Jadi kegiatan ke  masjid terkurangi. Acara itu kan bagus, kan mendidik anak ke masjid. Tapi sekarang anak muda cenderung individual, beda dengan dulu," ujarnya kemudian. (Fat/Ibo)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya