Yuk, Ikut Ubah Nasib Jadi Lebih Baik di #Changedestiny

Brand kosmetik asal Jepang SK-II ingin menginspirasi banyak perempuan untuk mengubah nasib jadi lebih baik dengan kampanye #changedestiny.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Okt 2015, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2015, 15:00 WIB
Ketika Setiap Wanita Bisa Mengubah Nasibnya
Brand kosmetik asal Jepang SK-II ingin menginspirasi banyak perempuan untuk mengubah nasib jadi lebih baik dengan kampanye #changedestiny.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang bisa mengubah hidup dan mewujudkan mimpi-mimpinya. Hanya tinggal membulatkan tekad dan menjalankan niat. Kisah sukses para perempuan yang telah berhasil mengubah hidup mereka membuat brand kosmetik asal Jepang SK-II untuk meluncurkan kampanye #changedestiny, menginspirasi banyak perempuan lain di dunia untuk ikut mengubah nasib mereka menjadi lebih baik.

Jika saja Anggun memutuskan berhenti mengejar mimpinya setelah mengalami berbagai penolakan dari industri musik di London belasan tahun lalu, mungkin sekarang dia tak akan memiliki album internasional, tak akan mengantongi penghargaan dari beberapa negara, atau pun jadi duta bagi PBB (United Nation).

Kembali ke tahun 1994, Anggun yang ketika itu belum genap berusia 20 tahun memutuskan meninggalkan Indonesia. Padahal saat itu karier bermusiknya di tanah air yang digelutinya sejak usia 7 tahun tengah berkilau. Anggun merasa tidak bahagia dengan semua sukses yang diraihnya di tempat ia dilahirkan. Dia merasa perlu tantangan baru.

Berbekal seluruh tabungan yang dimilikinya Anggun memutuskan pergi ke London. Dia membeli tiket satu arah ke negara grup musik The Beatles berasal. Di sanalah perjuangan yang sesungguhnya dimulai. Anggun yang begitu sukses di Indonesia ternyata tak dikenal siapa-siapa di Inggris.

"Ya, membeli tiket satu arah ke London adalah bentuk arogansi dan kenyolan saya pada waktu itu. Merasa tak ada yang bisa mengalahkan saya. Setibanya di sana ternyata saya bukan siapa-siapa. Tak ada yang mengenal saya. Banyak label rekaman yang menolak. Meski mereka menyukai suara saya, mereka selalu menganggap ada yang kurang. Bahkan ada pula yang menanyakan apakah saya punya grup perempuan," celoteh Anggun dalam forum #changedestiny yang digagas brand kosmetik SK-II, awal Oktober lalu di Hotel St. Regis, Singapura.

"Momen tersebut jadi tamparan bagi saya. Tak hanya menghadapi banyak penolakan. Saya pun harus menghitung berapa sisa tabungan saya yang mulai menipis. Satu hal yang sebelumnya tak pernah saya lakukan," lanjutnya sambil tergelak.

Untunglah Anggun tak menyerah mewujudkan mimpi-mimpinya. Gagal mencoba peruntungan di London, Anggun putar haluan ke Prancis. Ternyata di sanalah keberuntungannya berada. Setelah dua tahun menjajaki London dan Paris, Anggun bertemu produser Erick Benzi dan dikontrak oleh Sony Music Entertainment. Dia merilis album internasional perdananya Snow on the Sahara (1997) di 33 negara di seluruh dunia. Tak hanya menjadi penanda debut internasionalnya, album itu pun mengantarnya meraih sertifikat Platinum di Prancis, Double Platinum di Italia, dan Emas di Swiss. Anggun jadi penyanyi Asia pertama yang penjualan albumnya di luar Asia sukses besar. Kini Anggun telah merilis 5 album rekaman berbahasa Inggris dan Prancis serta sebuah album soundtrack untuk film Denmark berjudul "Open Hearts" (2002) yang masuk nominasi Best Soundtrack di Danish Film Awards.

Selain Anggun, sosok inspiratif lain yang hari itu juga berbagi cerita dalam forum #changedestiny adalah Sha, penulis dan digital influencer asal Thailand. Perjuangan Sha untuk menjadi diri sendiri dan mewujudkan mimpinya selaras dengan kampanye yang digagas oleh brand kosmetik SK-II.

Tak mudah untuk menutupi sesuatu dari keluarga yang kita sayangi. Hal ini pun dialami oleh Sha. Semasa remaja, Sha yang terlahir sebagai bocah lelaki ditentang keras oleh ayahnya untuk mengubah jati diri sebagai wanita. Ayahnya marah dan kecewa mendapati putranya berbeda dari laki-laki pada umumnya. Meski demikian, Sha bertekad untuk tetap menjadi diri sendiri dan membuktikan pada keluarganya bahwa dia bisa meraih sukses.

"Caranya adalah dengan belajar dan bekerja lebih keras," ungkap Sha. Terbukti kini Sha menghasilkan dua novel yang sangat laris di negaranya berjudul "Tood's Diary 1" (2014) dan "Tood's Diary 2" (2015), laman Facebook Page-nya memiliki 566 ribu follower, dan dalam waktu dekat dia juga akan meluncurkan buku ketiga serta serial Tv yang diadaptasi dari karyanya.

Walaupun telah sukses dalam berkarier, Sha berpendapat sukses terbesarnya yaitu saat sang ayah akhirnya bisa menerima dia apa adanya. Sha percaya, kita akan bisa menaklukkan rintangan apa pun dengan tetap menjadi diri sendiri.

Selain mendapuk Anggun dan Sha, kampanye #changedestiny juga menggandeng tokoh-tokoh lain yang menginspirasi seperti Krystal Choo pendiri Wander, aplikasi traveling yang membantu wisatawan untuk menjelajah berbagai tempat sebagai single traveller, serta desainer Priscilla Shunmugam dari Singapura. Baik Krystal maupun Priscilla memiliki kisahnya sendiri dalam mengubah nasib yang bisa ditonton di kanal Youtube dengan tagar #changedestiny. (Dy)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya