Ini Dia Keistimewaan Pak Raden

Di balik beskap hitam, blangkon dan kumis tebalnya, Suyadi yang lahir di Puger, Jember 28 November 1932 itu adalah pendongeng sejati.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 31 Okt 2015, 21:30 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2015, 21:30 WIB
20151031- Pemakaman Pak Raden-Jakarta
Suyadi atau yang dikenal sebagai Pak Raden dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta, Sabtu (31/10/2015). Pak Raden menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pelni Jakarta pada pukul 22.20 WIB, Jumat (30/10/2015).(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tak kenal Pak Raden dalam serial film boneka Si Unyil? Dialah Drs. Suyadi. Di balik beskap hitam, blangkon dan kumis tebalnya, Suyadi yang lahir di Puger, Jember 28 November 1932 itu adalah pendongeng sejati. Pada tahun 1980 hingga 1991, anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini pernah terlibat langsung dalam serial Si Unyil. Dari tangannyalah karakter boneka yang konsep cerita yang ditulis Kurnain Suhardiman itu melegenda hingga saat ini.

Pada masa jayanya, serial Si Unyil telah mencapai lebih dari 603 seri film boneka, dan menjadi teman pemirsanya di seluruh Nusantara di setiap Minggu pagi. Suyadi menyelesaikan studi di Fakultas Seni Rupa ITB Bandung (1952-1960) lalu meneruskan belajar animasi di Prancis (1961-1963). Sejak masih menjadi mahasiswa Suyadi sudah menghasil sejumlah karya berupa buku cerita anak bergambar dan film pendek animasi.

Keistimewaan Suyadi tidak hanya membuat ilustrasi, tapi juga mempunyai kemampuan menulis ceritanya sendiri. Bahkan di usia senjanya kini, seperti dikutip dari pakraden.org Suyadi tetap berkarya. “Tiap hari selalu orat-oret …” candanya suatu hari. Bersama empat kucing setianya, ia menghabiskan sisa umurnya tanpa kenal kata libur. Ia masih mengisi suara untuk serial Si Unyil terbaru di sebuah stasiun televisi swasta, kadang masih ditanggap mendongeng di sejumlah acara, menyelesaikan sejumlah lukisan, dan menulis buku anak.

Ia juga pernah pernah menjadi model klip sebuah group musik anak muda, Sembilan Band. Dijerang rasa ngilu encoknya yang sering kambuh, Suyadi berkata, “Kalau jarum jam diputar kembali, saya ingin tetap menjadi Suyadi. Tapi pinginnya Suyadi dengan karya yang lebih baik, Suyadi yang bisa lebih banyak berbuat untuk dunia anak-anak, Suyadi yang punya kondisi keuangan yang lebih baik…” katanya berseloroh.

Melihat kiprah seorang Suyadi sebagai seorang seniman serba bisa berarti merekam kembali perjalanan proses kreatifnya sebagai seorang:

Suyadi sebagai salah satu kreator film boneka Si Unyil Suyadi sebagai seniman lukis yang telah menghasilkan puluhan lukisan bergaya figuratif-naratif.

Suyadi sebagai seorang penulis buku yang sekaligus menjadi ilustrator bukunya.

Suyadi sebagai pendongeng dengan gaya yang khas dengan boneka dan menggambar.

Suyadi sebagai seniman Jawa yang mampunyai atensi pada seni tari, gamelan, karawitan, dan menjadi seorang dalang.

Suyadi sebagai salah satu tokoh yang sangat berpengaruh terhadap sejarah perkembangan awal animasi di Indonesia.

Suyadi sebagai pengajar, baik sebagai pengajar seni akademik di seni ilustrasi di almamaternya, ITB Bandung, pengajar khusus animasi di IKJ Jakarta dan sebagai pembicara pada workshop dongeng dan animasi pada even-even khusus.

Dedikasinya terhadap budaya Indonesia, dalam hal ini kebudayaan Jawa menjadi catatan kreatif yang patut diawetkan dalam buku perjalanan hidup seorang Suyadi.

Mencatat kehidupan Suyadi yang keseluruhan hidupnya didedikasikan untuk anak-anak. Sebagai sebagai pecinta anak-anak ia mencurahkan hasil kreasinya dalam bentuk dongeng, buku, dan lukisannya untuk anak-anak Indonesia. Puluhan buku cerita anak hasil karyanya beredar sejak tahun 70-an, bahkan hingga sekarang.

Sejumlah penghargaan di bidang perbukuan telah ia raih. Dan hingga tahun 2008 ia masih menghasilkan buku anak berjudul Petruk Jadi Raja (Kelompok Pecinta Buku Anak, 2008). Hidup

Suyadi sendiri mirip sebuah dongeng. Naik turun perjalanan kreatifnya terbelah dalam beberapa plot. Mungkin karena ia sendiri sebagai pendongeng ulung, ia menjalaninya dengan ikhlas. Sebagai pendongeng, Suyadi punya ciri khas mendongeng sambil menggambar. Boleh dibilang, dialah pendongeng pertama di Indonesia, atau bahkan di Asia, yang menuturkan kisah dongeng sambil menggambar.

Sebagai seorang pelukis, Suyadi telah menghasilkan puluhan karya bertema anak-anak dan dunia wayang orang dan kulit bergaya figuratif-naratif. Satu hal yang melekat dalam dirinya sampai sekarang adalah sosok “Pak Raden” . Tokoh berkumis tebal dengan blangkon itu itu tak lain adalah salah satu tokoh dalam serial Si Unyil. Tidak ada tokoh rekaan yang begitu dicintai dan hidup berpuluh tahun seperti Unyil.

Selain menjadi art director, Suyadi menciptakan model bonekanya dan memasukan sejumlah karakter baru seperti Pak Raden, Pak Ogah, Bu Bariah dan lain sebagainya. Selain penulis cerita Kurnain Suhardiman, kehadiran Suyadi dalam serial Si Unyil sebagai pemberi “nyawa” sehingga Unyil dan kawan-kawannya masih hidup dan dicintai hingga saat ini.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya