Bom Turki Meledak, Korban Ini Beri Pesan Terakhir pada Tunangan

Salah satu korban bom Turki menelepon tunangannya dan mengatakan "I Love You" di tengah kepanikan ledakan.

oleh Ivana Sitanggang diperbarui 30 Jun 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2016, 14:30 WIB
Bom Turki
Salah satu korban bom Turki menelepon tunangannya dan mengatakan "I Love You" di tengah kepanikan ledakan.

Liputan6.com, Jakarta Bom Turki yang sampai saat ini terhitung menghabiskan 41 nyawa, dan 239 korban luka-luka membuat satu dunia bersedih. Peristiwa bom Turki ini tidak pernah disangka akan terjadi, apalagi di bulan suci Ramadan. 

Seorang korban yang selamat, bernama Duncan Bryce, menelepon tunangannya di tengah kepanikan serangan ledakan bom Turki yang terjadi, seperti dilansir dari Mirror.co.uk, Kamis (30/6/2016). Awalnya Duncan Bryce datang ke bandara untuk menjemput temannya, Lauren Mitchell dan Sean Pieper, yang ingin mengunjungi Turki.

Saat Duncan baru saja melewati pemeriksaan keamanan di pintu kedatangan, kemudian bom Turki pertama meledak di dekatnya. "Saya bahkan belum sempat mengambil ikat pinggang saya (yang diperiksa di pintu keamanan), saat bom pertama meledak". Jelas Duncan. Ledakan bom Turki tersebut menghancurkan semua kaca jendela, pekerja terminal bandara langsung berlarian sambil menangis dan berdarah-darah.

"Saya tak tahu harus melakukan apa. Yang saya lihat semua orang merunduk ke lantai, lalu saya mengikutinya".

Walau panik, Duncan bertemu seorang Jerman yang menjaga orang-orang tetap tenang dan menyelamatkan diri. Sambil terus bergerak, Duncan pergi ke arah konter check-in. Tak lama, ia bertemu dengan seorang pria berpakaian serba hitam tanpa penutup wajah, yang diduga peledak bom Turki.

"Pria tersebut memegang senjata, dan menembaki polisi yang datang".  

Sontak Duncan beralih menuju ke pintu keluar di ujung terminal. Namun di tengah jalan, bom Turki kedua meledak dan membuat dirinya jatuh kembali ke lantai.

"Saya berhasil langsung berdiri dan entah bagaimana tidak terluka. Serentak kepanikan melanda terminal".

Tak berpikir panjang, Duncan lalu menelepon tunangannya, Kubra Sidal. "Saya menelepon tunangan saya untuk mengatakan bahwa saya mencintainya. Saya kira itu akan menjadi kali terakhir saya dapat berbicara dengannya". Duncan mulai panik dan bingung harus pergi ke arah mana, ia takut bertemu dengan komplotan peledak bom lagi.

Namun akhirnya Duncan berakhir keluar dari terminal dalam 20 menit. Setelah berhasil keluar, ia langsung pergi menuju apartemen dimana tunangannya yang panik berada. Di saat Duncan menuju ke rumah, Laurence dan Sean baru saja mendarat namun selamat dari serangan bom Turki.

Belum ada yang menyatakan bertanggung jawab dalam serangan ini, namun para ahli menunjuk kepada salah satu kelompok yang menyebut dirinya sebagai negara Islam. "Saya ingin mengklarifikasi bahwa orang yang bertanggung jawab atas kejadian ini bukan muslim yang saya kenal. Ini adalah bulan Ramadan, dimana bulan paling suci bagi umat muslim. Mereka justru sedang berdoa bagi para korban bom ini" Ungkap Duncan.

"Istanbul adalah rumah saya, dan tunangan saya tinggal di sini. Kami berencana menikah bulan Juli dan tidak akan meninggalkan Turki bahkan setelah kejadian ini" Tutup Duncan.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya