:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1414616/original/000442800_1479890230-Istanbul.jpg)
Istanbul merupakan salah satu kota terbesar di Eropa. Dengan jumlah penduduk mencapai 14 juta orang, Istanbul juga menjadi kota yang paling pada penduduknya di dunia. Dalam sejarah, kota ini juga dikenal dengan nama Konstatinopel dan Bizantium.
Menurut sejarah, Istanbul didirikan tahun 660 SM dengan nama Bizantium. Setelah berkembang karena menjadi salah satu kota terpenting dalam sejarah, namanya kembali berubah menjadi Konstatinopel pada tahun 330 M. Tempat ini juga pernah menjadi kubu pertahanan dari kedudukan kekhalifaan Utsmaniyah.
Istanbul terletak di Jalur Sutera, jalur laut yang dilewati oleh pedagang-pedagang dari seluruh dunia untuk berdagang. Selain dianggap sebagai perwakilan dari kemajuan peradaban Islam, Istanbul dinilai memiliki kekuatan arsitektur dan seni yang sangat khas.
Negeri 1000 Masjid
Keindahan masjid Turki dan sejarahnya membuat negeri dua benua ini menjadi destinasi utama wisatawan yang tengah umroh. Nah, tim Destinasi SCTV kali ini akan mengajak Anda menuju salah satu destinasi impian di seluruh dunia. Di mana lagi kalau bukan Istanbul, Turki.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (24/9/2016), perjalanan menuju Istanbul ditempuh dalam waktu 12 jam tanpa transit. Perbedaan waktu antara Jakarta dan Istanbul adalah empat jam lebih awal. Beruntung, saat ini situasi Bandara Ataturk di Istanbul lebih aman dan wisatawan pun terlihat ramai.
Tiba di Istanbul, tak sabar rasanya ingin segera memulai perjalanan yang merupakan masterpiece-nya peradaban Islam. Tujuan pertama tim Destinasi adalah Topkapi Palace yang konon merupakan pusat pemerintahan Turki.
Alasan Mengerikan di Balik Penyerangan Bandara Istanbul
Saeed Mazhaev, mantan militan ISIS yang berasal dari wilayah Chechnya, Rusia, masih berusia belasan tahun saat perang Suriah pecah pada 2011. Ia belum pernah melihat ruang bagian dalam sebuah bandara, apalagi bagian dalam sebuah kamp pelatihan teroris saat ia memutuskan untuk menjadi petarung sukarelawan dalam perang tersebut.
Dari jaringan internet, ia menemukan komunitas luas dari muslim berbahasa Rusia yang berbagi video viral dari medan tempur di Suriah, termasuk video keji pemenggalan, peledakan, teroris mengacung-acungkan Kalashnikov, dan ajakan untuk bergabung dengan mereka. "Setelah menonton banyak video semacam itu, saya semakin mantap," kata Saeed. "Saya harus pergi, harus membantu."

Berita Terbaru
Trik Pesan Tiket Pesawat Murah, Bisa Hemat Biaya Perjalanan
Cara Mengecilkan Badan: Panduan Lengkap untuk Menurunkan Berat Badan dengan Sehat
Biar Makin Solid, MBCC Gelar Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim
Keluar dari RS, Paus Fransiskus Serukan Serangan di Gaza Dihentikan
PT JAS Cetak Sejarah sebagai Ground Handler Pertama Indonesia Raih Sertifikasi TAPA FSR
Doa di Malam Lailatul Qadar 2025, Ini Bacaannya untuk 10 Ramadhan Terakhir
Berapa Harga Spotify Premium di Indonesia? Siap-Siap untuk Mudik Lebaran Bebas Iklan
Soal Mobil-Mobil yang Terbakar, Begini Penjelasan Chery Indonesia
Tidak Perlu Coba-Coba Tawar Lamine Yamal, Barcelona Pasti Berikan Jawaban Ini
Ibu Hamil, Pahami Bahaya Merkuri dalam Kosmetik yang Bisa Bikin Anak Disabilitas
OJK Ingatkan Masyarakat Waspadai Modus Penipuan di Sektor Keuangan Jelang Idul Fitri
Danantara Umumkan Struktur Pejabat, Tak Ada Sri Mulyani dan Tony Blair?