Liputan6.com, Danau Toba Hutang janji Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, untuk “meledakkan” Danau Toba dengan Konser Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 sudah dibayar lunas! Sabtu malam, 20 Agustus 2016 lalu, Pantai Bebas, Parapat, Simalungun (sekali lagi baca: Kabupaten Simalungun), panggung goyang apung di atas danau itu sukses menghipnotis lebih dari 10.000 penonton yang penuh sesak dari sore. Presiden Joko Widodo yang hobi nge-rock itu kelihatan enjoy menikmati performance Slank dan kawan-kawan itu.
Konser yang disupport Pesona Indonesia Kementerian Pariwisata itu adalah show musik paling heboh, paling sukses, paling besar, paling banyak menyedot perhatian public, paling aman, dan keren selama ini. Juga kali pertama sepanjang 71 tahun Indonesia Merdeka, puncak perayaan HUT RI dijatuhkan ke Parapat. Bahkan Presiden Jokowi, orang nomor satu di negeri ini hadir dan turut merasakan denyut nadi pariwisata di sana.
Baca Juga
Sebuah kehormatan yang luar biasa, terutama buat 7 Kabupaten yang menjadi tuan rumah Danau Toba. Ada tiga hal istimewa dalam konser kemerdekaan yang berakhir dengan pesta kembang api di bibir pantai itu. Pertama, panggung apung seluas 12 x 24 meter, yang benar-benar mengapung 10 meter dari garis pantai di atas danau. Panggung itu senantiasa bergoyang sepanjang acara, karena harus menahan beban 6 ton dari stage riging, sound system dan band equipment di atasnya.
Advertisement
Panggung apung dengan dua replika patung batu di kiri-kanan itu berdiri di atas semacam derigen yang dikosongkan. Kekuatan panggung apung itu bisa sampai 60 ton, sehingga biasa dipakai untuk mendaratkan tank ampibi. “Panggung itu pertama kali dibuat di Indonesia, dan bisa ditarik ke mana saja di Danau Toba untuk show berpindah-pindah,” kata Arief Yahya Menteri Pariwisata di Balige, Tobasa.
Kedua, mengapa konser kemerdekaan kali ini istimewa? Para artis papan atas ibu kota hadir dengan bangga. Dari Slank yang punya konstituen besar di mana-mana termasuk di kawasan Danau Toba itu, lalu Sammy Simorangkir, Opie Andaresta, Dewa Bujana, dan lainnya. Tidak mengherankan, jika penonton dari tepian danau sampai ke taman rumput dan di tepi Jalan Raya Sisingamangaraja itu penuh dengan lautan manusia.
Performance drama tradisional dari Siantar dan tarian 4 puak juga cukup kuat memberi makna konser kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 itu.
“Ada perpaduan yang nyaris sempurna, antara cultural event dengan commercial event. Ada yang mengisi kebutuhan berkesenian lokal, mengangkat kebudayaan dan tradisi Danau Toba. Ada juga yang bermusik modern dan kntemporer. Keren!” jelas Arief Yahya.
Ketiga, sebelum hadir ke konser kemerdekaan itu di Parapat, Presiden Joko Widodo membuat terobosan percepatan pengembangan kawasan Pariwisata Danau Toba. Badan Otoritas Pengembangan Pariwisata Danau Toba akan segera beroperasi, dan mempercepat supervolcano yang terbesar di dunia itu menjadi destinasi kelas dunia. “Pak Presiden sangat concern ke Pariwisata, dan beliau memutuskan untuk percepatan infrastruktur akses menuju ke Danau Toba,” ungkap Arief Yahya.
Apa yang akan dilakukan percepatan? Pertama Bandara Silangit di Tapanuli Utara, yang saat ini landas pacunya masih 2.400 meter dan digunakan 2.250 meter. Hingga Juli 2017 nanti akan diperpanjang hingga 2.650 meter. Sedangkan lebarnya, dari 30 meter menjadi 45 meter. Jenis pengerasan flexible pavement, juga akan ditingkatkan menjadi PCN 42 F/C/X/T, sehingga pesawat berbadan lebar dengan muatan penuh bisa landing di sana.
“Jumlah parking stand akan menjadi 4 aircraft dengan pesawat terbesar Boeing 737-500. Overlay Runway juga akan dibuat di sisi kanan, sehingga pesawat bertubuh panjang seperti Bombardier-nya Garuda bisa berbelok U-turn dari dua sisi, ujung kanan maupun ujung kiri. Targetnya Maret 2017 sudah tuntas. Begitupun perluasan terminal kedatangan-keberangkatan, bulan Desember 2016 sudah selesai dengan kapasitas 100 ribu penumpang setahun,” jelas Menpar Arief Yahya.
Terminal penumpangnya, kata dia, akan dinaikkan kapasitasnya dari 500 meter persegi menjadi 1.706 meter persegi. Desainnya juga menggunakan arsitektur nusantara, seperti Rumah Bolon, rumah adat Batak berderet. Motif ornamennya juga ukiran warna Batak yang khas, merah, hitam dan putih.
Infrastruktur lain yang akan dibangun untuk percepatan Danau Toba adalah jalan tol dari Kuala Namu ke Tebing Tinggi. Dilanjut dari Tebing Tinggi ke Pematang Siantar. Dari Siantar ke Parapat, jalannya akan diperlebar, sehingga bisa mempercepat akses menuju ke Supervolcano yang pernah erupsi besar di 75.000 tahun silam itu.
“Ini keputusan yang sangat istimewa di bulan istimewa, HUT RI ke-71. Dan ini adalah komitmen pemerintah pusat dalam hal ini Pariwisata buat masyarakat 7 kabupaten di Danau Toba dan Sumatera Utara pada umumnya,” kata Arief Yahya yang menginginkan 1 juta wisman di 2019, dengan devisa per kepala USD 1.200.
#PesonaIndonesia (*)