Lewat Seni Warga Kampung Sawah Dengungkan Kebinekaan

Warga Kampung Sawah merasa terpanggil untuk menyerukan perdamaian dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 11 Jun 2017, 07:54 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2017, 07:54 WIB
Gelar Budaya Perdamaian
Gelar Budaya Perdamaian mengajak elemen masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Liputan6.com, Jakarta Menanggapi situasi bangsa akhir-akhir ini yang penuh dengan isu dan dugaan tindakan mengarah pada perpecahan, warga Kampung Sawah, Bekasi, merasa terpanggil menyerukan suara perdamaian untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Bekerja sama dengan Gereja-Gereja Kristen Jawa (GKJ) Klasis Jakarta Bagian Timur, Fakultas Teologia Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta, dan WKPUB (Wadah Komunikasi dan Pelayanan Umat Beragama), masyarakat Kampung Sawah mengemas acara bertajuk “Gelar Budaya Perdamaian” (GBP), dalam bentuk pementasan drama musikal yang mengangkat tema keberagaman Indonesia.

GBP sendiri dipentaskan di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pondok Gede, Jatimurni, di kawasan Kampung Sawah, Bekasi, Sabtu (10/6/2017). Mengangkat tema besar tentang kebinekaan, GBP menampilkan acara dengan mengedepankan nilai-nilai budaya, toleransi, kasih dan penghargaan terhadap perbedaan melalui seni. 

Acara ini diramaikan dengan beragam pentas lintas etnis dan agama, mulai dari pementasan kecapi, marawis, angklung, kolintang, hingga barongsai. Berbekal spirit lintas budaya dan lintas iman, acara GBP ini juga melakukan seruan dan doa bersama.

Terkait kegiatan ini, Rianda Baskoro Ketua Majelis GKJ Pondok Gede mengatakan, “Acara ini dikemas dalam rangka mengajak semua elemen bangsa Indonesia, khususnya undangan yang hadir maupun warga Kampung Sawah, untuk senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, dan menjaga Bhineka Tunggal Ika. Keragaman budaya dan kesenian yang dihadirkan di acara GBP menjadi simbol kreativitas bagi warga Kampung Sawah, dalam hal ini Gereja-Gereja Kristen Jawa (GKJ) Jakarta Klasis Bagian Timur, yang bekerja sama dengan Fakultas Theologia UKDW dan WKPUB."

Poin penting lainnya dari acara ini menggambarkan indahnya keberagaman yang dimiliki Indonesia. Di saat dunia sedang mempelajari “Unity in Diversity”, Indonesia sudah memiliki “Bhineka Tunggal Ika” sejak lama. Harapan dari penyelenggara adalah supaya kita sebagai elemen bangsa sekuat tenaga saling menopang untuk menjaga kebinekaan yang ada sebagai karakter Indonesia, sehingga tidak ada lagi konflik antar anak bangsa yang berbau SARA dan sentimen agama.

Hal senada juga diungkapkan Ika Indahyarti, Camat Pondok Melati. Dalam sambutannya, Ika berpesan agar Bhineka Tunggal Ika yang dituangkan melalui drama musikal ini bisa ditularkan ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

“Acara Gelar Budaya Perdamaian yang mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan serta spirit untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika, saya harap tidak hanya ada di antara kita sebagai umat beragama di Kampung Sawah ini saja. Melainkan semua yang hadir di sini bisa menularkan semangat tersebut ke semua lapisan masyarakat Indonesia. Sehingga makin banyak tercipta kawasan-kawasan percontohan kerukunan umat beragama di Indonesia,” ucap Ika.

Sebagai simbol kerukunan antar umat beragama, acara GBP ditutup dengan doa bersama oleh perwakilan para pemuka agama. Di antaranya Pdt. Samuel Silo Samekto, mewakili umat Kristiani, Matius Ngalih mewakili umat Katolik, Sholahudin Malik, mewakili umat Muslim, Liangie, mewakili umat Buddha, dan Pinandita Pande Nyoman Sudiarsana, mewakili umat Hindu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya