Liputan6.com, Banyuwangi Pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) tahun ini dipastikan bakal lebih meriah. Pasalnya, 25 wisatawan mancanegara (wisman) dari 19 negara yang ikut Free Open Trip Banyuwangi Ethno Festival, akan hadir di sana.
Open trip tersebut akan berlangsung pada 28-30 Juli 2018. Adapun pesertanya berasal dari Jerman, Australia, Rusia, Colombia, Palestina, Turkmenistan, Libya, Sudan, Nigeria, Mesir, Ukraina, Thailand, Pakistan, Syria, Tanzania, Takjisitan, Rwanda, Uganda, dan Hungaria.
"Mereka sebagian adalah mahasiswa dan wisatawan yang sengaja liburan ke Banyuwangi. Sebagian juga merupakan peserta yang rutin menyaksikan BEC," ujar Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda, Rabu (25/7).
Advertisement
Pria yang akrab disapa Bram tersebut mengatakan, peserta Open Trip akan dibawa ke sejumlah destinasi andalan Banyuwangi. Hari pertama akan diajak ke Kampoeng Primitif, Pulau Merah, dan Blambangan Park.
"Di sana mereka akan diajak melihat langsung kegiatan masyarakat yang masih menggunakan pola hidup primitif. Selain itu, mereka akan disajikan pertunjukan seni budaya khas Banyuwangi," ujarnya.
Hari kedua, para wisman akan dilibatkan dalam BEC 2018. Mereka akan didandani sedemikian rupa untuk mengikuti semaraknya karnaval yang penuh ciri khas itu.
"Tiap tahun pesertanya selalu bertambah. Untuk tahun ini, mereka pakai pakaian Jebeng Tholik untuk mengikuti parade," ucap Bram.
Ia menjelaskan, para wisman dilibatkan dalam parada agar mengenal kekayaan budaya dan kearifan lokal Banyuwangi. Harapannya, mereka akan menceritakan pengalamannya saat pulang ke negaranya masing-masing.
"Saya jamin, pesona alam dan budaya Banyuwangi bakalan membuat wisatawan betah dan ingin kembali lagi. Sudah terbukti beberapa datang lagi membawa rekan senegaranya juga,” kata Bram.
Malam harinya atau hari ketiga, peserta akan diajak naik Gunung Ijen untuk mengeksplor kawah Ijen. Wisman akan diperlihatkan keindahan api biru yang sudah fenomenal.
Alam Banyuwangi memang terkenal keren. Ada Kawah Ijen, Pantai G-Land, Air Terjun Lider, Pantai Pulau Merah dan Teluk Hijau, Desa Wisata Osing, Taman Sritanjung, Pantai Rajegwesi, Pantai Watu Dodol, dan Agrowisata Kali Klatak.
Unsur Atraksi, Amenitas, dan Aksesnya (3A) juga semakin kuat. Atraksinya sudah menembus 72 even per tahun dan 50 diantaranya adalah global event.
Aksesnya juga tak perlu diragukan. Sudah ada enam penerbangan langsung dari Jakarta ke Banyuwangi. Sementara itu, Amenitasnya kian banyak, mulai dari homestay, losmen, guest house, sampai hotel bintang bertebaran di Banyuwangi.
“Kabupaten Banyuwangi punya komitmen kuat untuk membangun pariwisata. Dan BEC 2018 digelar untuk menguatkan unsur atraksinya,” ujar Bram.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, memiliki pandangan serupa. Bagi Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu, BEC merupakan salah satu kekayaan parade karnaval di Indonesia dan bisa menjadi jembatan antara kesenian tradisional dengan modern.
"Kreasi kostum karnaval Indonesia memang bagus-bagus. Dari Jember Carnaval, Banyuwangi Ethno Carnaval, Malang Carnival, Batik Solo Carnaval, nama-namanya sudah mendunia," ucap Arief.
Efek dominonya pun bisa panjang. Selain mengangkat pariwisata, BEC bisa membantu mengembangkan potensi kreativitas anak muda dalam membangun daerah.
“Ini merupakan wadah anak anak muda Banyuwangi yang penuh dengan ide dan kreativitas. Di BEC anak muda tidak hanya menampilkan desain pakaian yang kreatif, namun juga sebagai penyampai pesan budaya dan sejarah. Dari Banyuwangi untuk dunia," kata Arief.
(*)