Cerita Akhir Pekan: Hipotermia, Tantangan bagi Para Pendaki

Hipotermia menjadi salah satu tantangan bagi para pendaki, selain jalur pendakian yang licin akibat cuaca ekstrem.

oleh Komarudin diperbarui 27 Jan 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2019, 10:00 WIB
Gigi Wu
Gigi Wu, pendaki berbikini yang tewas usai jatuh di Taman Nasional Yuslan. (dok. Facebook Gigi Wu/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pendaki gunung yang dijuluki Pendaki Berbikini tewas setelah terjatuh dari gunung di kawasan Taman Nasional Yushan, Taiwan. Perempuan bernama Gigi Wu, yang merupakan wargannegara Taiwan tersebut meninggal dunia akibat hipotermia.

Hipotermia adalah temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal karena tekanan suhu dingin yang sering dialami para pendaki atau wisatawan minat khusus. Biasanya suhu bagian tubuh berada di bawah 35 derajat Celcius.

Hipotermia sering dikhawatirkan para pendaki saat menjejakkan kaki di gunung yang mereka tuju. Cerita pendaki yang tewas akibat mengalami hipotermia, tak hanya terjadi pada Gigi Wu. Namun, juga pendaki-pendaki lain di dunia, termasuk Indonesia.

Berdasarkan laporan yang diterima Tim TCC (Tourism Crisis Center) Kementerian Pariwisata, beberapa wisatawan minat khusus itu mengalami hipotermia di beberapa gunung yang menjadi favorit wisatawan mendaki, seperti Gunung Semeru dan Gunung Slamet. Selain hipotermia, jalur pendakian yang licin juga bisa menjadi salah satu tantangan saat mendaki di cuaca ekstrem.

Hipotermia dapat digolongkan menjadi dua; akut dan kronis. Hipotermia akut terjadi saat kondisi tubuh secara mendadak kehilangan panas tubuh, sedangkan hipotermia kronis terjadi jika panas tubuh menghilang secara perlahan-lahan (hipotermia berat). 

Mereka yang menderita hipotermia prioritas pertama adalah memindahkannya ke lingkungan yang lebih hangat. Hal ini membuat mereka tidak lagi kehilangan suhu panas. Lingkungan yang hangat tak hanya mencegah suhu panas hilang, melainkan memastikan panas tubuh kembali meningkat normal.

Pertolongan pertama pada penderita hipotermia dapat dilihat sesuai jenis hipotermia yang dialaminya. Bagi pasien dengan hipotermia ringan akibat kelelahan, penghangatan dengan selimut dapat dilakukan.

Sambil diberi selimut, Anda dapat melepas pakaian basahnya. Langkah sederhana ini mengurangi tubuh kehilangan suhu panas.

Untuk pasien hipotermia sedang dan berat (panas tubuh menghilang secara perlahan-lahan) dapat ditolong dengan perangkat pemanas. Saat menggunakan pemanas, pastikan perangkat tidak terlalu dekat dengan tubuh penderita untuk menghindari luka bakar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya