Cerita Akhir Pekan: Kisah BUMD yang Pilah Sampah hingga 72 Jenis

Beragam cara ditempuh untuk mengolah sampah yang telah menjadi momok dalam keseimbangan eksosistem, seperti mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai.

oleh Putu Elmira diperbarui 24 Feb 2019, 08:30 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2019, 08:30 WIB
Cerita Akhir Pekan: Kisah BUMD yang Pilah Sampah hingga 72 Jenis
Ilustrasi sampah (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena penumpukan sampah menjadi pembahasan tiada henti di seantero jagat. Jumlahnya yang terus bertambah kian hari, membuat sampah kini masuk dalam daftar isu besar yang telah mempengaruhi lingkungan dan keseimbangan ekosistem yang mengancam hidup makhluk di Bumi.

Melihat hal ini, tidak sedikit pemerhati lingkungan yang melakukan gerakan dan membuat tindakan nyata. Satu di antaranya adalah dengan cara mengolah, mendaur ulang sampah menjadi memiliki nilai.

Kesadaran tersebut juga dibangun lewat salah satu BUMD, Bank Sampah Malang atau BSM, sebuah lembaga berbadan hukum koperasi. Pendirian BSM difasilitasi oleh Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

"Kegiatan Bank Sampah Masyarakat mengajak masyarakat mengubah pola pikir soal sampah sesuatu yang tidak bisa digunakan kembali, kotor, jijik menjadi mau peduli asal dipilah dengan benar," jelas Kartika Ikasari selaku Direktur BSM kepada Liputan6.com, Jumat, 22 Februari 2019.

Ada beragam program yang dijalankan BSM guna berperan aktif dalam pengolahan sampah termasuk nabung sampah. Lembaga yang didirikan pada 2011 ini juga mempunyai penghargaan bagi mereka yang turut serta.

"Nabung sampah tujuannya mengajak masyarakat peduli memilah sampah, ditabung, dan diberi penghargaan dalam rupiah," tambahnya.

Kartika menambahkan bahwa nabung sampah dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Klasifikasinya terbaru atas individu, kelompok (unit), sekolah, hingga instansi.

BSM menjadi mitra Kota Malang dalam membina, melatih, serta mendampingi masyarakat dalam mengolah sampah 3R atau reduce, reuse, dan recycle. Sampah yang diterima BSM pun terdapat empat jenis yakni logam, botol, kertas, dan plastik.

Menariknya, setiap sampah yang diterima kembali dibagi atas beberapa bagian dan total terdapat 72 jenis yakni logam 11 jenis, botol, 8 jenis, kertas 8 jenis, serta plastik 37 jenis. Setiap item sampah dihargai berbeda-beda sesuai jenis dan proses pemilahannya.

"Nasabah yang mau bergabung kita ajari cara memilih, menimbang, dan pengemasan. Setelah itu nabung diberikan nota yang dibawa ke teller, cetak buku tabungan dan dimasukan dalam sistem kami. Sejauh ini nasabah kami ada 32 ribu orang," kata Kartika.

Pengambilan tabungan pemilahan sampah dapat diambil dalam jangka waktu tertentu sesuai jenis tabungan. Sebut saja tabungan reguler yang bisa diambil satu bulan sekali, tabungan sosial yang biasanya untuk menengah ke atas, dan tabungan lebaran.

Produk Daur Ulang dan Bijak dalam Menyikapi Sampah

Produk Daur Ulang
Produk daur ulang Bank Sampah Malang dari cacahan sampah plastik kemasan. (dok. Bank Sampah Malang)

Gerakan daur ulang yang digalakkan Bank Sampah Malang tentunya menghasilkan beberapa produk. Setiap item sampah dirangkai sedemikian rupa hingga mempunyai nilai jual.

Ada pun beberapa produk dari hasil daur ulang yang dilakukan BSM sendiri meliput tas belanja, dompet, tempat pensil hingga baju daur ulang. Produk-produk ini dibuat tidak kalah menarik dari produk jadi yang beredar di pasaran.

Selain produk, keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan dari penumpukan sampah dapat diwujudkan mulai dari hal kecil. Kartika, salah seorang pelaku yang berperan dalam pengolahan sampah di Bank Sampah Malang memiliki beberapa masukan.

"Masyarakat diharapkan menjadi smart customer dalam hal pemilihan produk yang tidak menimbulkan banyak sampah atau penyakit," ujarnya.

Tak hanya dari masyarakat, harapan Kartika juga tertuju pada lebih banyaknya perhatian dari pemerintah. Sebut saja lebih memberi peraturan pada perusahaan terkait sampah yang dihasilkan.

Di sisi lain, Kartika mengakui bahwa hasil dari gerakan peduli lingkungan dan pengolahan sampah tidak dapat langsung terlihat. Namun setidaknya, upaya ini dapat berkembang perlahan-lahan.

"Hasilnya tidak bisa langsung kelihatan tapi kampanye yang ada dapat membangun kesadaran misalnya 100 dari 1000 orang," tambahnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya