Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu seorang penumpang Lion Air rute Bandung-Kualanamu, Esa Sinaga Mesha menuangkan kegusarannya melalui Facebook pada Selasa, 23 April 2019 perihal kebijakan bagasi maskapai. Ia menyebut buah hatinya yang baru berusia 3,5 tahun disuruh untuk membawa bagasi seberat tujuh kilogram.
Saat kejadian, ada enam penumpang yang terdiri atas empat dewasa dan dua anak-anak yang akan menuju Kualanamu. Rombongan diketahui membawa serta enam tas, dua kantong plastik berisi air mineral dan enam roti.
Terkait kabar tersebut, pihak Lion Air memberikan klarifikasi. Lewat keterangan tertulis yang Liputan6.com terima, Selasa (30/4/2019), penerbangan nomor JT-911 rute Bandung-Kualanamu berangkat pukul 10.15 WIB pada Selasa, 23 April 2019 yang dijalankan sesuai standar prosedur.
Advertisement
Baca Juga
"Saat proses check-in, penumpang melaporkan tiga bagasi tercatat total 30 kg dan empat bagasi kabin. Petugas layanan darat memberikan tanda label kuning (baggage tag) pada keempat barang bawaan tersebut," demikian isi pernyataan Lion Air.
Saat petugas layanan darat menjalankan penanganan berdasarkan hasil pengamatan pada bagasi penumpang, petugas menemukan sembilan barang bawaan oleh penumpang dimaksud.
"Berdasarkan kondisi ini, petugas sudah mengawali dengan menyampaikan permohonan maaf kemudian menginformasikan barang bawaan berjumlah sembilan koli (satuan barang bagasi) melebihi batas yang sudah ditentukan untuk dibawa ke dalam kabin," lanjut keterangan tersebut.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tanggapan Lion Air
Setiap penumpang (kecuali bayi) diperbolehkan membawa satu bagasi kabin maksimum seberat tujuh kilogram dan satu bareng pribadi seperti perlengkapan bayi, bahan bacaan, tas laptop, kamera atau tas jinjing perempuan ke dalam kabin.
"Kategori anak usia 2-12 tahun juga mempunyai jatah dan diperbolehkan membawa bagasi kabin menurut ukuran standar. Dalam hal ini, barang bawaan yang menjadi hak anak bisa dibawa atau diwakilkan oleh pendamping atau jika anak bepergian tanpa pendamping dapat dibantu bawakan oleh petugas," pihak Lion menanggapi.
"Untuk alasan keselamatan (safety reason), maka petugas Lion Air tidak meminta atau menyuruh penumpang kategori anak membawa bagasi sendiri," lanjutnya lagi.
Petugas menyarankan barang bawaan lain agar didaftarkan sebagai bagasi tercatat ke dalam kompartemen bagasi pesawat, namun penumpang menolak informasi yang disampaikan.
Kondisi itu terjadi di ruang tunggu dan berlangsung cukup lama ketika waktu penumpang terakhir memasuki pesawat. Petugas darat menginformasikan pada kru pesawat masih ada penumpang yang tengah menyelesaikan bagasi.
"Dikarenakan waktu keberangkatan sudah sesuai, penumpang dimaksud tidak segera masuk ke pesawat dan pertimbangan upaya Lion Air menjaga kinerja ketepatan waktu, maka pilot sebagai person in command (PIC) memutuskan pesawat pada penerbangan JT-911 tutup pintu serta bersiap lepas landas," jelas Lion Air.
Advertisement
Kegusaran Penumpang di Facebook
Esa Sinaga merasa dirugikan terkait kebijakan bagasi tersebut. Ia pun menuliskan kronologis kejadian yang menimpanya lewat unggahan di Facebook lengkap dengan potret buah hatinya yang membawa bagasi.
"Loh saya kan uda ikut peraturan msg2 bawa 7kg. Oke, saya ga mau ribut. Saya buang lah pelantik roti O dan air mineral td. Tinggal lah barang kita ada 6 yg muatannya msg2 7 kg," tulis Esa.
"Nah yg jd permasalahan lg barang anak2 saya ga blh dibawakan mamak bapaknya hrs bawa sendiri. Nah loh gmna ceritanya anak umur 3.5 tahun bawa barang seberat itu? Dan terakhir kami pun ditinggal pesawat," tambahnya.
Kala itu, Esa juga menyampaikan tak ada solusi dari insiden yang menimpanya dan mengharuskan rombongan ini untuk membeli tiket baru.
"Saya udah lapor polisi, tp ttp aja hasilnya nihil. Berhubung bandara ini ranahnya TNI AU. Dan kami ikhlaskan utk beli tiket yg baru lg," jelas Esa.
"Terimakasih lion air atas sistem kerja dari petugas bandara nya. Kiranya mulai hari ini lion lbh meningkatkan pelayanannya," tulis Esa.