Di Balik Ikada 1945, Drama Tari Kolosal yang Bakal Libatkan Ratusan Penari dan Jawara Silat

Ada misi khusus yang dibawa lewat pertunjukan drama tari kolosal Di Balik Ikada 1945 yang bakal berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah.

oleh Fadjriah Nurdiarsih diperbarui 14 Sep 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2019, 16:00 WIB
20161122-Patung Ikada-Jakarta- Immanuel Antonius
Area sekitar Patung Ikada diberi pembatas saat pembersihan patung tersebut, Jakarta, Selasa (22/11). Pembersihan dilakukan untuk melestarikan bangunan cagar budaya tersebut agar tetap terawat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa saat setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, ada satu peristiwa besar yang menghentak dunia, yakni Rapat Raksasa Ikada 19 September 1945. Peristiwa ini merupakan gong besar yang menandai makin kukuhnya proklamasi Indonesia sebulan sebelumnya.

Saat itu ratusan ribu manusia golongan akar rumput datang dari penjuru DKI Jakarta dan sekitarnya. Mereka menuntut penegasan dari para pemimpin baru, yakni Sukarno-Hatta, perihal fondasi Republik yang baru lahir sebulan sebelumnya.

Peristiwa Ikada lahir dari tuntutan rakyat untuk memperoleh kepastian, mau di bawa ke mana kemerdekaan Indonesia ini? Atau yang lebih pasti, apakah benar Indonesia sudah benar-benar merdeka.

Meski proklamasi sudah berkumandang, nyatanya banyak orang masih ragu. Maklum, tentara Jepang masih berjaga di mana-mana. Presiden Sukarno datang dalam show of force pertama Republik Indonesia dan memberi kepastian yang dibutuhkan rakyat.

Namun, ada satu tokoh penting yang perannya seolah terlupakan dalam rapat akbar di Lapangan Ikada tersebut. Adalah Moeffreni Moe’min, Ketua BKR Jakarta, berperan sangat vital hingga akhirnya rapat raksasa pertama itu bisa terlaksana tanpa pertumpahan darah.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Seribu Paket Makanan Betawi

Moeffreni Moemin
Moefreni Moemin sebagai Komandan BKR Jakarta Raya punya andil besar buat terciptanya suasana kondusif pada peristiwa Rapat Raksasa IKADA 19 September 1945.

Untuk membangkitkan kembali memori dan terutama menghargai peran rakyat dalam peristiwa Ikada, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta bersama UP Anjungan dan Graha Wisata akan menggelar Drama Tari Kolosal bertajuk “Di Balik Ikada 1945”. Melibatkan ratusan penari dari Sanggar Ratnasari dan dua perguruan silat, drama tari kolosal ini mengambil latar mulai penjajahan Belanda, Jepang, hingga peristiwa Ikada.

Entong Sukirman selaku sutradara pertunjukan ini mengatakan "Pagelaran drama tari kolosal di balik Ikada 1945 ini akan mengkolaborasikan antara tari, teater dan musik. Kami kemas secara epik, apik, dan tentunya menghibur," ujarnya.

Acara ini akan berlangsung pada Sabtu, 21 September 2019 mulai pukul 19.00 WIB di Anjungan DKI Jakarta Taman Mini Indonesia Indah. Tersedia pula seribu paket makanan Betawi gratis bagi pengunjung dan lomba vlog.

Kepala UP Anjungan dan Graha Wisata, Fadlan Zuhran, mengatakan acara ini menjadi monumen bagi peristiwa Ikada dan peran Moffreni Moemin. Selain itu, upaya ini merupakan bagian untuk mendesak agar Moffreni Moemin diangkat menjadi pahlawan nasional.

"Sudah saatnya kita memberi tempat yang lebih besar bagi peristiwa Ikada dan tokoh pahlawan Jakarta: Letkol Moeffreni Moe’min. Tanpa peran Moeffreni, bisa jadi rapat Ikada tak akan pernah bisa terlaksana. Inilah yang dapat kita lakukan untuk kembali mengingatnya secara positif," tutur dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya