Liputan6.com, Jakarta - Ini adalah kabar buruk bagi Anda yang suka makanan seperti roti, pasta, atau makananĀ berbahan gandum lainnya.Ā Studi menemukan bahwa terlalu banyak makan makanan berbahan gluten dapat memicu penyakit celiac.
Dilansir dari laman CNN, Jumat, 27 September 2019, sebuah studi yang di publikasikan dalam jurnal JAMA menyimpulkan bahwa terlalu banyak gluten yang dimakan selamaĀ lima tahun berturut-turut dapat menyebabkan anak terkena penyakit celiac. Penyakit itu termasuk kategori penyakit autoimun yang membuat saluran pencernaan rusak dan luka pada usus.
Advertisement
Baca Juga
Sebuah studi menyatakan asupan gluten yang melebihi 6,1 persen dapat meningkatkan risiko autoimun dalam tubuh. Kemudian, asupan gluten sebanyak 7,2 persen dapat meningkatkan risiko penyakit celiac apabila terus ditambah takaran setiap harinya.
Penelitian juga menemukan, pada pertengahan 2004 hingga 2010, ada lebih dari 6.600 bayi baru lahir di Amerika Serikat, Finlandia, Jerman, dan Swedia terkena penyakit celiac dan diabetes tipe 1.
Carin Andren Aronsson, Manajer Unit Diabetes dan Penyakit Celiac Universitas Lund Swedia, menjelaskan bahwa dari 1.216 anak yang diuji dalam penelitiannya, 20 persen di antaranya cenderung menderita penyakit celiac. Gejala pertamanya adalah tubuh mereka akanĀ merespons negatif pada tiap protein yang masuk. Dalam penelitian lain, tujuh persen dari 450 orang yang terkena penyakit celiac adalah anak-anak berusia 2--3 tahun.
Ā
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Risiko Konsumsi Makanan Bebas Gluten
Yayasan Penyakit Celiac menjelaskan pada orang yang terdiagnosis penyakit celiac, memakan gluten dapat menyebabkan kerusakan lapisan kecil usus dan mencegah masuknya nutrisi ke dalam tubuh. Diperkirakan saat ini telah mempengaruhi 1 dari 100 orang di seluruh dunia dan lebih dari 2 juta orang tidak tahu gejala dari penyakit tersebut.
Asupan gluten bisa menjadi pemicu utama dari penyakit celiac, tapi yang lebih utama adalah kuantitas penggunaannya. Apalagi saat ini,Ā sudah banyak makanan berlabel bebas gluten bagi mereka yang sensitif terhadap bahan itu.
Namun, solusi itu mengandung risiko tersendiri. Ketika seorang menjalani diet bebas gluten, is berisiko mengalami kekurangan nutrisi.
"Makanan bebas gluten biasanya menggunakan bahan pengganti gluten dengan tapioka dan tepung beras putih. Yang mana kandungan kalorinya lebih rendah, kemudian gula dan lemaknya tidak melebihi kandungan gluten," kata ahli diet, Julie Stefanski.
Julie juga mengatakan makanan gluten biasanya diperkaya dengan vitamin dan zat besi sehingga sangat baik bagi Anda yang tidak terdiagnosis penyakit celiac. Ia juga menyarankan agar para orangtua lebih peduli dengan asupan gluten yang aman bagi anak-anak mereka demi mencegah terkena penyakit celiac. (Ossid Duha Jussas Salma)
Advertisement