Griselda Sastrawinata Bicara tentang Busana Karakter Anna di Frozen 2

Bertanggung jawab pada desain busana karakter Anna di Frozen 2, Griselda Sastrawinata tercatat sebagai satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di bidang seni di Walt Disney Animation Studios.

oleh Asnida Riani diperbarui 05 Okt 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2019, 12:30 WIB
Griselda Sastrawinata
Griselda Sastrawinata di sesi wawancara di bilangan Jakarta Pusat, 4 Oktober 2019. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Ada orang Indonesia di balik tampilan busana Anna. Ya, terlibat dalam produksi film animasi Frozen 2, Griselda Sastrawinata selaku Visual Development Artist bertanggung jawab atas rancangan busana yang dikenakan salah satu karakter utama di animasi tersebut.

"Karena timeline waktunya berjarak tiga tahun sejak film pertama, karakter Anna sudah lebih mature, lebih dewasa. Usia juga pastinya sedikit banyak mengubah bentuk tubuh Anna," katanya dalam sesi wawancara di kawasan Jakarta Pusat, Jumat, 4 Oktober 2019.

Di samping, penyesuaian desain busana karakter satu ini, sebagaimana dituturkan perempuan kelahiran Jakarta tersebut, disesuaikan dengan alur cerita. Bagaimana Anna tetap terlihat nyaman, sekaligus menawan, ketika berpetualang.

"Makanya kami mempertimbangkan apakah Anna harus pakai jubah panjang atau pendek. Setelah ribuan percobaan, tampilan final sesuai yang sudah dilihat di trailer," sambung Griselda Sastrawinata.

Membuat potongan berbeda pada jubah Anna nyatanya menimbulkan masalah secara teknis. "Jadi, ada masih di sekitar scene pembuka, karena potongan jubah Anna, bawah tangannya terlihat bolong ketika merentang," ucapnya.

Karenanya, lusinan penyesuaian kembali dilakukan untuk estetika visual. Juga, mengingat Disney sangat menghargai budaya yang jadi gambaran latar film, Grisela pun meriset tentang kostum tradisional Norwegia.

Salah satu sentuhan lokalnya adalah gambar gandum di bagian belakang jubah Anna yang merupakan simbol musim gugur di Norwegia, sesuai latar film.

Pemilihan warna juga jadi pertimbangan lan ketika mendesain busana untuk karakter Anna di film yang akan tayang November 2019 tersebut. "Apakah lebih gelap, terang, seberapa vibrant. Harus diputuskan," jelasnya.

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ada Sentuhan Indonesia?

Griselda Sastrawinata
Griselda Sastrawinata di sesi wawancara di bilangan Jakarta Pusat, 4 Oktober 2019. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Sentuhan Indonesia secara tak langsung diberikan Griselda Sastrawinata setiap kali berkarya. "Tekstil Indonesa, sepert batik, kan detail. Karena saya besar di sini (Jakarta), gaya mendesain busananya jadi kebawa ikut detail," cerita Griselda.

Soal tantangan yang dihadapi saat berkarya di film Frozen 2, ibu anak satu ini hanya mengeluhkan waktu yang tak pernah cukup. "Time is definitely ithe biggest challenge," katanya.

Sudah sempat 'memboyong' Moana ke Indonesia sekitar tiga tahun lalu, Griselda mengatakan justru lebih terlibat dalam pembuatan film Frozen 2. "Saya benar-benar dari awal kalau ini (Frozen 2)," akunya.

Mengaku tak sabar untuk orang merasakan apa yang ia rasakan selama membuat Frozen 2, sekuel ini akan lebih istimewa bagi Griselda karena akan memuat kredit namanya, sang suami yang merupakan story developer Frozen 2, dan anak mereka yang baru berusia empat bulan.

"Jadi, di Disney itu ada semacam compliment. Setiap anak pegawai yang lahir akan disertakan di kredit dan Frozen 2 adalah momen untuk buah hati saya," paparnya.

Mimpi Masa Kecil

Griselda Sastrawinata
Griselda Sastrawinata di sesi wawancara di bilangan Jakarta Pusat, 4 Oktober 2019. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Bekerja di Disney, diceritakan Griselda, merupakan mimpi masa kecil yang jadi kenyataan. "Setara sama mimpi mau jadi astronot," ujarnya. Tak disangka perempuan yang pindah ke Amerika Serikat saat SMA ini bahwa 'asa muluknya' bisa jadi kenyataan.

"Saya itu awalnya jadi akuntan. Pas, internship di American Express, I was the worst secretary. Karena bukan melakukan pekerjaan, malah seringnya gambar-gambar," sambung Griselda.

Di momen itu, ia sadar bahwa harus putar arah dan menuruti minatnya di dunia menggambar. Lulus kuliah dari Art Center College of Design di Pasadena, California, Griselda langsung menerima pekerjaan dari Integrated Device Technology Inc (IDT) di bidang teknologi komunikasi.

Langkah yang kemudian ia sesali, lantaran setelah bekerja di IDT, Griselda ditawari pekerjaan di beberapa perusaahan animasi top seperti Dreamworks dan Pixar. Pekerjaan di Dreamworks sempat digeluti usai menyelesaikan kontrak dengan IDT. Tapi, Disney tetaplah mimpi terbesarnya.

Penantian selama 10 tahun, di mana pada dua atau tiga tahun sekali ia menanyakan ketersediaan lowongan, akhirnya mengantarkan Griselda bekerja di Walt Disney, perusahaan yang membuat film-film favoritnya sejak kecil.

"Kalau bisa, saya mau bekerja seumur hidup di Disney. Sampai nanti anak besar dan semisal ia juga masuk Disney, ia bisa menggarap film animasi bersama saya dan suami saya," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya