Liputan6.com, Jakarta - Maraknya unggahan di media sosial dengan hashtag #couplegoals atau #marriagegoals mungkin membuat Anda yang belum memiliki pasangan merasa risau. Anda bisa saja takut dengan kemungkinan tidak mendapatkan pasangan di kemudian hari.
Tak hanya bagi para jomlo, mungkin yang sudah punya pasangan pun bisa saja mulai membanding-bandingkan hubungannya dengan orang lain. Bertanya-tanya kenapa pasangannya belum juga melamar, dan mulai meragukan keseriusan hubungan tersebut.
Ditambah lagi ketika tetangga atau keluarga besar mulai nyinyir tentang status Anda yang belum juga menikah. Tak jarang sebagian orang malas berkumpul di acara besar keluarga hanya karena ingin menghindari pertanyaan “Kapan nikah?”, “Mana pasangannya?”, dan “Masih jomlo?”.
Advertisement
Baca Juga
Pada akhirnya, pertanyaan itu akan membuat Anda terjebak di hal-hal yang belum pasti. Bukannya memikirkan solusi, Anda malah membuang-buang waktu memikirkan sesuatu yang belum terjadi.
Khawatir tentang jodoh dan pernikahan itu adalah hal yang wajar. Bagi sebagian orang, pernikahan adalah sebuah jenjang kehidupan yang harus dicapai di usia tertentu.
Tanpa disadari, ada ekspektasi sosial yang harus dipenuhi, terlebih jika bicara tentang budaya timur. Bila seseorang belum menikah atau tidak menikah tentunya akan memunculkan stigma tertentu dari orang sekitar.
Perasaan takut dicemooh orang lain ini yang bisa menyebabkan terjebak pada keputusan yang salah, termasuk dalam hal memilih pasangan hidup. Menikah buru-buru tidak menjamin masa depan yang bahagia.
Overthinking membuat orang tanpa sadar mengabaikan hal-hal yang seharusnya dipikirkan saat ini. Hal itu juga bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh dan mental.
Dilansir dari kanal YouTube Satu Persen – Indonesian Life School, Sabtu (29/8/2020), berikut sederet tips untuk berhenti memikirkan jodoh yang belum pasti.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1.Refleksi Diri
Cobalah untuk mencari tahu apa yang sebenarnya Anda cemaskan. Apakah rasa takut akan kemungkinan tak dapat jodoh, atau sekadar takut jadi bahan omongan tetangga saja?
Terkadang, ketika takut akan suatu hal, otak akan memberi ide, tapi belum tentu ide itu bisa jadi solusi yang tepat untuk masalah Anda. Pikirkan secara perlahan, jangan sampai memilih orang yang salah hanya karena alasan sepele yang tidak patut dikhawatirkan.
Advertisement
2. Fokus ke Masa Sekarang
Latih diri Anda untuk lebih fokus dengan masa saat ini, daripada ke masa depan yang belum pasti dan tidak bisa Anda kontrol. Lebih baik Anda menyelamatkan apa yang saat ini harus dihadapi terlebih dulu.
Inilah yang sering disebut dengan istilah mindfulness, di mana manusia fokus pada proses dan hal apa yang bisa dilakukan untuk hari ini, dibanding menghabiskan waktu berpikir keras tentang masalah di masa depan.
3. Diskusikan dengan Orang Terdekat
Memang butuh keberanian untuk menceritakan perasaan dan masalah pada orang lain. Namun, cobalah untuk lebih terbuka. Perlahan, kecemasan Anda bisa berkurang jika menceritakannya dengan kerabat dekat yang dipercaya. Bisa jadi mereka memberi solusi yang tepat bagi kegundahan Anda.
4. Ubah perspektif
Saat terlalu tenggelam dalam sebuah masalah, biasanya Anda akan sulit melihat perpektif yang berbeda. Saat dilanda rasa cemas, takut, dan panik, manusia cenderung susah bernalar.
Maka dari itu, cobalah ubah cara pandang Anda saat menghadapi suatu masalah. Posisikan alter ego atau sisi lain Anda untuk mencari solusi lain yang mungkin berguna mengatasi permasalahan Anda.
Setelah melakukan keempat hal tersebut, Anda harus selalu ingat, jangan pernah menjadikan pasangan sebagai patokan kebahagian Anda. Fokuslah pada kebahagiaan diri sendiri terlebih dahulu, baru Anda bisa membahagiakan dan dibahagiakan orang yang Anda cintai nantinya. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement