Bahan Makanan dan Resep Ini Bisa Membuat Pembeli Masak bak Chef Arnold

Saat paket masak datang, pengguna hanya perlu melihat tutorial masak untuk setiap menu.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2024, 11:07 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2020, 23:18 WIB
Bahan Makanan dan Resep Ini Bisa Membuat Pembeli Masak bak Chef Arnold
Bahan Makanan dan Resep Ini Bisa Membuat Pembeli Masak bak Chef Arnold. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta – Eating is a necessity, but cooking is an art”. Membeli makanan jadi di zaman sekarang sangat mudah. Tapi, menikmati kegiatan memasak sendiri makanan yang akan di konsumsi, terbilang sulit dan repot. Padahal, memasak sendiri juga bagian dari seni.

Untuk itu, perusahaan rintisan Cooklab, mencoba menjawab problem itu. Cooklab menyediakan paket masak sesuai takaran (ready to cook).  Pada Agustus silam, layanan mereka ternyata diterima dengan baik di pasar Surabaya, menggamit lebih dari 200 pelanggan hanya dalam waktu 2 bulan setelah peluncuran.

Mereka sudah merasa cukup melakukan validasi pasar, dan berekspansi lebih jauh.  Pada Oktober di tahun yang sama, Cooklab mencoba mendobrak pasar Jakarta dengan menggandeng Key Opinion Leaders dan Chef agar pengguna dapat merasakan masak di rumah dengan menu-menu yang tidak kalah dengan restoran.

Pengguna Cooklab bisa memasak sendiri di rumah menu-menu makanan yang biasa mereka nikmati saat dine-in di restoran. Cara menggunakannya pun tergolong mudah, pengguna tinggal perlu mengunduh aplikasi Cooklab yang tersedia di Appstore dan Playstore. Lalu, pilih resep yang ingin dimasak. Kemudian pesan, bayar, dan paket masak akan datang H+1 setelah order dibuat.

Saat paket masak datang, pengguna hanya perlu melihat tutorial masak untuk setiap menu. Bentuknya berupa video resep atau kartu panduan masak. Bahkan, mereka memiliki slogan #AntiGagal, karena seharusnya proses memasak sangat mudah. Bahan sudah tersedia, dan tinggal di cemplung-cemplungkan mengikuti video tutorial. Seperti merakit lego.

Latar belakang dikembangkannya Cooklab ternyata tidak jauh-jauh dari dampak pandemi corona Covid-19. Sebagaimana diketahui, pandemi Covid-19 telah memberi dampak yang sangat besar di berbagai sektor bisnis, tak terkecuali fresh produce.

Pendiri Cooklab Kartika Dwi Baswara dan Clarence Eldy menyebut bahwa mereka sebenarnya sudah menjajaki dunia fresh produce sejak pertengahan 2019.  Pada saat itu, keduanya menjalani bisnis farm-to-table untuk restoran dan kafe di Bali. Namun, karena pandemi, keduanya harus segera mengambil tindakan strategis berupa pivot menjadi penjualan fresh produce ke rumah tangga.

Kartika Dwi Baswara dan Clarence Eldy, sebelumnya berkecimpung di bisnis farm-to-table untuk restoran dan kafe di Bali. ”Memasak di rumah memang sempat menjadi tren, berbarengan dengan perubahan perilaku konsumen membeli makanan di masa pandemi Covid-19,” ucap Kartika.

Menurutnya, pemain dalam bidang fresh produce sudah banyak sekali sehingga dibutuhkan perbedaan yang jelas antara Cooklab dan pemain lain. Lalu, apa yang menjadi pembeda Cooklab? 

Bahan Makanan dan Resep Ini Bisa Membuat Pembeli Masak bak Chef Arnold
Bahan Makanan dan Resep Ini Bisa Membuat Pembeli Masak bak Chef Arnold. foto: istimewa

”Biasanya pengguna harus beli sesuai dengan SKU yang tersedia. Misalnya, saat pengguna mau mencoba masak masakan Korea dan butuh saus Gochujang, pengguna harus membeli 500 gram saus, padahal di resep yang ingin dicoba hanya membutuhkan 100 gram. Sehingga, 400 gram sisa sausnya biasanya akan terbuang, atau disimpan di lemari sampai kadaluarsa.

Kalau pakai Cooklab, paket masaknya sudah komplit, semua sudah sesuai takaran, dan ingredientsnya pun sudah dibersihkan jadi tinggal cemplang-cemplung,” bebernya.

Saat ini, Cooklab sudah memiliki lebih dari 80 jenis paket masak yang bisa dicoba oleh para penggunanya. Menu nya pun beragam, mulai dari menu Western, Korean, Nusantara, sampai menu dessert.

Cooklab sendiri juga yakin bahwa para penggunanya bisa mempraktikan resep tersebut di rumah dengan sukses karena paket masak yang dikirim sudah dilengkapi dengan kartu panduan masak. Sehingga, target marketnya bukan hanya pengguna yang suka masak, tapi juga pengguna yang mau belajar masak.

”Kami ingin memberi solusi bagi teman-teman yang ingin belajar masak. Mungkin masak untuk keluarga tercinta, untuk kesehatan karena sedang diet tertentu dan bosan dengan masakan katering, atau bisa juga untuk teman-teman yang sedang belajar masak untuk dijual masakannya,” pungkas Clarence Eldy. Selain Cooklab, sebenarnya sudah ada beberapa perusahaan yang memiliki layanan serupa. Salah satunya Tinggalmasak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya