Cerita 3 Ksatria Dewi Fashion Knights tentang Koleksi yang Bakal Mejeng di Puncak Acara JFW 2021

Dewi Fashion Knights sebagai puncak acara JFW 2021 bakal merefleksikan tema "Gaia: Mother Earth."

oleh Asnida Riani diperbarui 17 Nov 2020, 19:01 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 19:01 WIB
[Bintang] Lurik
Rancangan batik lurik Lulu Lutfi Labibi di JFW 2018. (Photographer: Daniel Kampua/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dari sekian banyak agenda dalam penyelenggaraan Jakarta Fashion Week (JFW), Dewi Fashion Knights (DFK) sebagai acara puncak sekaligus penutup selalu jadi satu yang dinanti. Sosok-sosok desainer, dalam kasus ini disebut ksatria, yang digaet selalu bikin penasaran.

Margaretha Untoro selaku Editor in Chief Majalah Dewi menjelaskan bahwa pemilihannya bukan sekadar yang sudah dikenal khalayak, namun juga punya cerita kuat dalam setiap koleksi. Di samping, tentunya punya semangat serupa dengan tema tertentu yang diusung.

"Tahun ini temanya adalah Gaia: Mother Earth. Kembali ke ibu, akar, dan nurani," katanya dalam jumpa pers virtual, Selasa (17/11/2020). Pemikiran tersebut dirasa sangat relate dengan kondisi sekarang, di mana pandemi membuat tak sedikit orang melakukan refleksi ke dalam diri, mempertanyakan kembali hal-hal esensial dalam hidup.

Di samping, tetap menggaungkan praktik fesyen berkelanjutan yang bisa dipertanggungjawabkan. Dari gagasan tersebut, pihaknya bersama tim JFW 2021 memilih tiga ksatria DFK, yakni Lulu Lutfi Labibi, Chitra Subyakto, dan Toton Januar.

Koleksi nanti, Lulu menjelaskan, merupakan pengembangan konsep yang dinamainya sebagai "Sandang, hening, cipta, dan puisi." Visualnya merupakan refleksi pemikiran desainer asal Yogyakarta tersebut terhadap puisi tentang manusia dan sandang karya Joko Pinurbo.

"Secara cutting dan visual, baju-baju ini bakal kembali ke basic, walau bakal tetap ada aksen asimetris. Potongan sederhana untuk menutup badan, tapi secara estetika tetap tertakar indah," katanya. Penggalan puisi inspirasinya pun bakal diselipkan di kantong baju dan celana.

"Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri," kata Lulu membacakan penggalan puisi yang bakal disisipkan di kantong baju. Sementara, di kantong celana bakal terselip ungkapan, "Kebahagiaanku terbuat dari kesedihan yang sudah merdeka."

Menurutnya, pandemi adalah guru terbaik untuk melihat apa yang sudah dimiliki. Dalam kasusnya, Lulu tak sama sekali membeli bahan baru dalam menciptakan koleksi untuk acara puncak JFW 2021. Ia memanfaatkan bahan lama yang semua tak terpikir bisa dipakai lagi, namun berubah ketika sudah digubah dan menghasilkan visual baru.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bocoran Koleksi Karya Chitra Subyakto

[Fimela] Daur, persembahan Sejauh Mata Memandang di JFW 2020
Daur, sebuah persembahan Sejauh Mata Memandang di JFW 2020 | Daniel Kampua/Fimela.com

Senada dengan Lulu, Chitra Subyakto juga merefleksikan kesederhanaan dalam koleksi yang akan mengisi Dewi Fashion Knights sebagai acara puncak JFW 2021. Selain tentunya mengadopsi proses lebih ramah bagi ibu Bumi.

"Selama pandemi, saya masih belajar untuk mencari tahu bagaimana bisa tetap berkarya, tapi tak menambah isu polusi (lingkungan)," ungkapnya. Untuk koleksinya, Chitra menjelaskan memakai kain sisa produksi, organic cotton, organic linen, kain deathstock, dan kain sisa pre-consumer waste.

"Sampah sisa konveksi itu dikumpulkan dan diproses jadi benang, lalu ditenun kembali jadi kain," katanya menjelaskan kain sisa pre-consumer waste.

 

 

 


Persembahan Toton Januar

[Bintang] Lakme Trend Gala
Karya Toton Januar dengan Anti Establishment. (Photographer: Daniel Kampua/Bintang.com)

Sedangkan menurut Toton Januar, koleksinya di malam DFK nanti merupakan refleksi kontemplasi soal hubungan dengan higher power. "Salah satu inspirasi itu bentuk pemujaan dan kedekatan secara spiritual yang diterjemahkan dalam busana," katanya.

Swakarantina dijelaskannya sebagai mood yang mendasari koleksi ini. "Kembali ke apa yang kita punya tanpa berkontribusi pada kerusakan lingkungan," ungkapnya. Bahan dalam koleksi ini pun hanya memanfaatkan apa yang sudah dimilikinya. "Secara teknik ada makrame dan, tentunya, bordir," sambung sang desainer.

Masa krisis kesehatan global dipandangnya sebagai kesempatan sebagai desainer untuk 'mengunjungi kembali' semua bahan yang dimiliki, tapi tetap sesuai. Bagaimana mempresentasikan busana yang membuat orang tetap bermimpi dan senang di tengah kondisi sekarang.

DFK sendiri bakal terselenggara sebagai acara puncak JFW 2021 pada 29 November 2020 secara virtual. Anda bisa menyaksikannya melalui microsite JFW.TV.

 

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya