Liputan6.com, Jakarta - Para penggemar MotoGP di Indonesia harus bersabar lebih lama lagi untuk melihat para pembalap ajang tersebut tampil di sirkuit Mandalika. Dari rencana awal jadi tuan rumah pada Oktober 2021, Indonesia baru bisa menjadi tuan rumah MotoGP pada musim 2022 nanti.
Alasannya karena Sirkuit Mandalika yang berada di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu masih belum siap untuk menggelar balapan MotoGP.Â
Meski begitu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, penundaan penyelenggaraan ajang balap Moto GP Mandalika tahun ini tidak akan mengurangi rencana persiapan yang tengah dijalankan termasuk persiapan sarana pendukung di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Advertisement
Baca Juga
Penundaan justru memberikan waktu yang lebih baik bagi Indonesia dalam mempersiapkan gelaran salah satu ajang sport tourism terbesar dunia itu tahun depan.
"Kita jadi punya waktu lebih banyak waktu untuk persiapan, promosi, karena akan ada ratusan ribu wisatawan yang hadir langsung menyaksikan perhelatan MotoGP di Mandalika," terang Sandiaga Uno saat "Weekly Press Briefing" yang dilakukan secara virtual, Senin, 12 April 2021.
Seri MotoGP Mandalika rencananya akan dilangsungkan pada musim ini, bahkan sudah masuk dalam daftar cadangan kalender MotoGP 2021. Namun setelah perwakilan FIM dan Dorna Sports meninjau lapangan Sirkuit Mandalika pada pekan kemarin, diputuskan MotoGP Indonesia akan digelar pada paruh pertama MotoGP musim 2022.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
TCA Batam dan Bintan
Keputusan penundaan juga mempertimbangkan situasi di tengah pandemi COVID-19. Namun menurut Sandi, perwakilan FIM dan Dorna Sports menyatakan terkesan dengan rencana proyek serta standar keselamatan yang ditetapkan.
"Ini kesempatan kita untuk memaksimalkan persiapan, juga uji coba sirkuit. Sehingga kita benar-benar punya tingkat kesiapan yang prima," ucap Sandiaga Uno. Ia menambahkan, sempat ada wacana untuk menggelar balapan secara virtual, tapi diputuskan tidak dibahas lebih lanjut karena dinilai tidak akan banyak berdampak pada pariwisata dan perekonomian di kawasan Mandalika maupun Lombok.
Tapi masih ada kabar baik, ajang balapan World Super Bike (WSBK) 2021 akan tetap digelar di Sirkuit Mandalika. Kalau tak ada perubahan, Indonesia akan menjadi tuan rumah WSBK 2021 pada 14 November atau ketika ajang balapan motor tersebut memasuki seri ke-11. Sirkuit Mandalika akan menjadi trek ketiga terakhir dalam balapan Superbike tersebut.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf juga memgungkapkan kabar terbaru seputar rencana pembukaan travel koridor atau (TCA) di Bali pada pertengahan tahun ini dan di Kepulauan Riau, tepatnya di Lagoi Kabupaten Bintan dan Nongsa Kota Batam pada 21 April mendatang.
Menurut Sandi, proses finalisasi masih terus dilakukan terutama untuk TCA di Bintan dan Batam, tapi belum ada informasi terbaru yang bisa dibagikan.
"Kita terus mengusahakan TCA ini bisa berjalan sesuai rencana, tapi kita belum bisa memberikan informasi terbaru. Yang jelas kita masih terus berusaha dan nanti akan segera diumumkan bagaimana hasilnya. Mudah-mudahan saja bisa menghasilkan yang terbaik," jelas Sandi.
Advertisement
Bisa Ditinjau Ulang
Kabar terbaru seputar TCA di daerah Bali, Batam dan Bintan (3B) datang dari Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, R. Kurleni Ukar, dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (13/4/2021). Ia menjelaskan, untuk menuju penerapan TCA di koridor 3B banyak tahapan yang harus diselesaikan.
Untuk itu perlu kolaborasi bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga stakeholder pariwisata lainnya. Di Kepri, tercatat ada dua zona yang akan disiapkan sebagai lokasi travel bubble yaitu Nongsa di Batam dan Lagoi di Bintan, Sedangkan di Bali ada tiga zona yang disiapkan, Ubud, Sanur, dan Nusa Dua.
"Menjelang penerapan TCA di 3B tersebut kami memonitor dan mengevaluasi setiap waktu. Untuk Bali, monitoring kami lakukan dua pekan sekali. Batam-Bintan satu pekan sekali. Di tiga daerah tersebut telah kami inisiasi terbentuknya kelompok kerja yang akan bekerjasama dengan kami menyiapkan laporan dan perkembangan terkait kesiapan dari hulu-hilir baik di sektor parekraf atau sektor pendukung jelang penerapan TCA," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (13/4/2021).
Kemudian, lanjut Kurleni Ukar, akselerasi vaksinasi di 3B tersebut menjadi hal yang perlu diperhatikan tidak hanya vaksinasi bagi pelaku parekraf saja tetapi juga masyarakat di zona tersebut, sehingga zona tersebut dapat menjadi zona dengan resiko pemularan yang rendah pada saat TCA diterapkan.. Selain vaksinasi, penerapan protokol 3M dan 3T tetap perlu dilakukan secara disiplin oleh semua lapisan masyarakat, agar pandemi bisa cepat terkendali.
Selanjutnya, kata Nike sapaan Kurleni Ukar, tempat usaha yang mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga perlu menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE. Seperti di Bali misalnya, ada money changer, apotek, toko souvenir, dan lainnya.
"Monitoring dan evaluasi di 3B ini terus kita lakukan, sehingga siap menjadi destinasi yang didatangi wisatawan mancanegara. Semuanya dilakukan prakondisi baik rute aman, zona aman, transportasi end to end seperti apa, rumah sakit rujukan, SOP mitigasi. Semua sedang kita siapkan bersama K/L, pemerintah daerah dan industri terkait," ujarnya.
Namun, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, penerapan TCA di Bali mempertimbangkan situasi yang ada, jika semakin kondusif maka dapat dilakukan TCA pada periode Juni-Juli 2021. Sebaliknya jika perkembangan kasus COVID-19 naik maka akan ditinjau ulang.
"Gubernur Kepri mengusulkan penerapan TCA untuk kawasan Bintan Lagoi mulai 21 April 2021. namun hal itu tetap mempertimbangkan apakah vaksinasi dapat terselesaikan, Covid19 sudah terkendali, serta respon dari pemerintah Singapura. Mereka menyiapkan beberapa skenario yaitu pada 21 April, kemudian 1 Mei, atau di 1 Juni 2021," tutupnya.
Jadwal Sementara MotoGP 2020
Advertisement