Liputan6.com, Jakarta- Berawal dari hobi jahit baju boneka beruang, desainer Kimberly Tandra tak menyangka mampu mendirikan brand Suedeson sejak 2019, setelah sebelumnya merintis jenama atas namanya sendiri. Lini ready to wear yang baru saja merayakan ulang tahun ke-2 itu kini menyediakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 20 orang.
"Store-nya baru ada satu, tapi kita juga buka di Shopee mal dan Tokopedia," kata dia, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Senin, 8 November 2021.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengakui bahwa situasi pandemi turut memengaruhi kelancaran bisnisnya. Sejak mal tak boleh beroperasi, otomatis tokonya kehilangan kesempatan untuk menjual produk.
Ia langsung membanting setir dengan mengencangkan penjualan via daring. Ia juga memanfaatkan jejaring influencer-nya untuk mempromosikan produknya. Tujuannya agar brand yang dikelolanya tetap diingat konsumen.
"Selama pandemi, online, Puji Tuhan, masih lancar. Penjahit segala macam masih ada kerjaan," sambung dia.
Saat ini, ia mengaku situasi mulai membaik. Walau penjualan sempat turun selama PPKM Level 4 diberlakukan di Jakarta, penjualan diklaim langsung naik begitu mal kembali dibuka. "Mungkin karena sudah kangen ngemal," ujarnya.Â
Sementara, pesanan yang diterimanya via online juga makin meluas. Tak hanya dari Pulau Jawa, pesanan juga datang dari Kalimantan, Medan, dan Papua. "Terharu juga saat dapat pesanan dari Papua karena kan berat di ongkos. Bajunya sudah mahal, apa lagi ongkosnya," ucapnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sempat Diragukan Orangtua
Kimberly mengaku sempat diragukan orangtuanya saat memilih jurusan desain selepas SMA. Pada saat itu, kata dia, lulusan jurusan desain hanya sampai D3. Orangtua pun khawatir putrinya tak punya karier yang mumpuni di masa datang.
"Orangtua saya pengacara, jadi mereka (bilang) kenapa sih enggak kuliah hukum, ngelanjutin orangtua?" ucapnya.
Namun, ia berhasil meyakinkan bahwa pilihannya tetap memiliki masa depan. Ia membuktikan lewat bisnis baju boneka yang dirintisnya sejak SMP.Â
"Orangtua akhirnya dukung karena saya suka dari dulu. Jualan baju beruang udah lumayan dapat uang, (walau) bukan hasilkan uang yang banyak gimana," kata Kimberly.
Sebagai bentuk penghargaan atas restu orangtuanya, ia pun menyematkan kedua nama orangtuanya di label Suedeson. "Nama orangtua saya Susana dan Soedason," ujarnya.
Advertisement
Kembang Sepatu
Sejak label didirikan hingga sekarang, Kimberly konsisten menggunakan motif bunga sepatu berukuran besar. Motif itu sekaligus memberikan ciri khas bagi koleksi busananya.Â
"Di market besar harus punya ciri khas, karena kalau jualan baju mirip-mirip sama orang dan ikuti tren terus, enggak akan ada bedanya dengan orang lain. Orang juga malas untuk beli," kata dia.
Bunga sepatu menggambarkan dirinya sebagai pemilik brand. Bunga itu lekat dengan masa kecilnya. Ia juga mengaplikasikan bordir yang dikombinasikan dengan garis-garis agar kesannya lebih modern. Ia juga selalu memasukkan unsur warna merah dalam setiap koleksi. Dengan karakter tersebut, peminatnya bermunculan.
"Minimal 50--80 (potong) satu bulan," dia mengungkapkan.
Kimberly berharap bisa membuka satu lagi toko fisik di Jakarta. Ia pun berencana memperluas lini busananya dengan menjangkau segmen anak-anak. "Soalnya ada yang suka minta supaya bajunya bisa kembaran dengan anaknya," ucapnya.
Fakta Menarik Seputar Fashion
Advertisement