Liputan6.com, Jakarta - Pekan mode bergengsi, Jakarta Fashion Week (JFW) 2022, resmi berakhir pada Minggu, 28 November 2021. Selama empat hari, 25 sampai 28 November 2021, para pecinta fesyen akhirnya bisa mengantisipasi presentasi fesyen dari 74 desainer dan jenama mode lokal.
Hari terakhir JFW 2022 memberikan sorotan khusus bagi para desainer modest wear muda Indonesia dari Islamic Fashion Institute (IFI). Lewat koleksinya, 16 desainer yang tampil menghadirkan ragam wajah modest wear Indonesia.
Di panggung ini, ada Agens Adwirah yang mengeksplorasi aplikasi batik pada pakaian modest. Ada juga beberapa tawaran desain modest wear dengan gaya yang lebih edgy seperti yang dihadirkan Bunga Alsabi, Dian Hapsari, dan Holly Fidia.
Advertisement
Baca Juga
Dalam rilis di laman resmi JFW, diungkapkan pemilihan palet warna, warna-warna tanah yang netral serta beige masih menjadi pilihan utama para desainer IFI. Warna ini memang memberikan kesan modest dan humble pada koleksi yang dihadirkan.
Meski begitu, ada pula desainer yang menampilkan koleksi modest wear dengan sentuhan warna pastel nan playful seperti Dewi Zahara dan Vanissa Kusumah. Dewi membuat warna pastel sebagai pelengkap koleksinya dengan siluet romantis.
Sementara Multifaceted adalah karya dari Vannisa yang terinspirasi dari seorang ENFP yang pergi merantau. Menurut tes psikologi MBTI (Myers-Birggs Type Indicator) seorang ENFP (Extroverted, Intuitive, Feeling and Perceiving) adalah orang yang menyukai kebebasan, kreatif, berempati tinggi, mandiri, dan penuh semangat.
Koleksi 'Ready To Wear Deluxe' ini hadir dengan style kasual retro dengan design transformable tetapi tetap nyaman dipakai, jadi siapapun yang memakainya bisa beradaptasi dimanapun dia berada.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Warna Gurun
Ada koleksi bertema 'Sahara' dari Nur Azizah yang diambil dari bahasa Arab berarti padang pasir yang biasanya identik dengan wilayah gersang yang tak berpenghuni. Dengan pemilihan warna gurun yang berdominan cokelat dan penggunaan warna netral seperti krem, terrecota, dan salem yang akan memberi kesan hangat dan nyaman.
Warna ini juga merupakan sebuah pondasi kekuatan hidup. Sahara juga merupakan sebuah koleksi yang mengusung fesyen berkelanjutan. Desainnya timeless, cocok untuk berbagai acara dan mudah di mix and match dengan pakaian lain.
Bahan bahan yang digunakan bersifat ramah lingkungan, seperti linen dan tancel. Koleksi Sahara ini bertujuan untuk memberikan contoh konsep sustainable sebagai jawaban terhadap fesyen berlanjutan dan kelestarian lingkungan.
Advertisement
Kombinasi Aksesori
Keprihatinan terhadap pelestarian lingkungan juga ditampilkan desainer Zahra Syafitri lewat karyanya yang bertema Suak Nan Siak. Sungai Siak berasal dari nama suatu kerajaan di Riau yang lokasinya di sepanjang sungai tersebut. Di sepanjang aliran sungai tersebut banyak ditemukan jejak-jejak peninggalan kerajaan Siak.` Pada masa itu airnya sangat bersih ,jernih dan bisa dikonsumsi oleh masyarakakat sekitar.
Seiring dengan perkembangan zaman banyak muncul berbagai industri yang terdiri dari pabrik-pabrik di sekitar sungai, mereka membuang limbahnya ke sungai sehingga menyebabkan air sungai berubah menjadi cokelat dan kotor. Zahra terinspirasi oleh pencemaran sungai Siak yang divisualisasikan menggunakan manipulating fabric seperti tie dye, trimming, dan macramé
Dari segi desain, para desainer IFI menggunakan permainan efek layering untuk memberikan struktur dan bentuk pada siluet-siluet pakaian yang longgar. Bukan itu saja, para desainer muda ini juga memainkan kombinasi aksesori pelengkap seperti topi untuk memberikan sentuhan berbeda.
Bisa dibilang, ke-16 desainer muda dari IFI di JFW 2022 ini memberikan gambaran singkat akan wajah modest fashion di Indonesia yang beragam.
Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion
Advertisement