Buntut Invasi Rusia ke Ukraina, Restoran di Singapura Jadi Sasaran Ujaran Kebencian

Pemilik restoran Rusia ini telah meminta para pelanggan untuk "lebih ramah dalam berkata-kata."

oleh Asnida Riani diperbarui 03 Mar 2022, 21:02 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2022, 21:02 WIB
Solusi Tambahan Pemasukan bagi Pemilik Restoran yang Sepi Pengunjung
Ilustrasi dapur restoran. (Dok. Louis Hansel/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah restoran Rusia di Singapura mengimbau pelanggan untuk "lebih ramah dalam berkata-kata." Pemiliknya, pasangan Vadim Zoubovski dan Alena Zubovska, merupakan orang Rusia yang menjalankan Dumplings.ru di Maxwell Chambers dan City Gate.

Mothership melaporkan, Kamis (3/3/2022), Vadim lahir di Ukraina, tapi saat ini memegang paspor Rusia. Ia pindah ke Singapura pada 2004 bersama istrinya Alena karena sebuah lowongan pekerjaan. Pasangan itu kemudian tinggal di Negeri Singa dan telah jadi residen tetap.

Menyusul invasi Rusia ke Ukraina Kamis pekan lalu, 24 Februari 2022, oleh presiden Rusia Vladimir Putin, restoran itu dilaporkan telah menerima ujaran kebencian di halaman media sosial mereka.

"Kami berharap orang-orang dapat lebih ramah dalam berkata-kata dan menahan diri untuk tidak meninggalkan ujaran kebencian lebih lanjut di ruang sederhana yang telah kami buat ini," tulis unggahan di Facebook-nya.

Pasangan itu juga berbagi bahwa mereka memiliki hubungan dekat dengan orang-orang di Ukraina. Unggahan tersebut menambahkan keduanya memiliki keluarga yang berbasis di Kyiv, Ukraina.

Mendukung upaya kemanusiaan di Ukraina, restoran itu akan menyumbangkan 10 persen dari semua hasil penjualan mereka dari layanan pesan antar makanan. Pihaknya menulis, "Kami memulai Dumplings.ru dengan tujuan berbagi cinta yang kami miliki melalui hidangan keluarga kami dengan semua orang di sini."

"(Mereka menganggapnya sebagai) tempat orang dapat berkumpul untuk merayakan makanan di lingkungan yang nyaman, terlepas dari perbedaan budaya kita," mereka menambahkan. Selain dumpling, restoran ini juga menghidangkan sup, salad, dan hidangan utama, seperti daging.

Kecaman terhadap perang Rusia-Ukraina telah datang dari berbagai pihak, termasuk penyelenggara Miss Supranational. Panitia kontes kecantikan ini menyatakan akan memboikot Rusia dari ajang internasional yang berlangsung sejak 2009 itu.

Pernyataan itu disampaikan Presiden dan CEO Miss Supranational Organization, Gerhard Parzutka Von Lipinski, di akun Instagram resmi Miss Supranational, Selasa, 1 Maret 2022. Dalam unggahan itu, Lipinski tegas menentang invasi Rusia ke Ukraina . 

"Kami tidak akan menerima kontestan dari Rusia karena kami tidak bisa memaafkan aksi dari Rusia #misssupranationalstandswithukraine," tulisnya. Keputusan ini diambil sebagai bentuk toleransi dan solidaritas terhadap Ukraina.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mendukung Kebebasan dan Persatuan

Miss Supranational 2019
Puteri Pariwisata Indonesia 2019, Jesica Fitriana jadi 2nd runner up Miss Supranational 2019. (dok. Instagram @jesicafitriana/https://www.instagram.com/p/B5uGvf4nALQ/)

Lipinski menyambung, "Ukraina telah jadi bagian yang sangat istimewa dari Supra Family sejak kompetisi ini dimulai pada 2009. Saat itu, Oksana Moria (wakil Ukraina di Miss Supranational) memenangkan gelar pertama di Polandia."

Ia menyebut bahwa Uni Eropa merupakan contoh sempurna dari sebuah supranasionalisme. "Hari ini, kami bergabung bersama Uni Eropa. Kami juga bergabung dengan negara-negara di seluruh dunia, federasi olahraga, acara budaya, dan semua orang di seluruh dunia yang memilih mendukung kebebasan dan persatuan," tambahnya.

Aksi Solidaritas di Dunia Seni

Bukit Ini Jadi Daya Tarik Wisatawan Menikmati Kota Moskow
Seorang wanita mengabadikan Pusat Bisnis Internasional Moskwa (Moskva) City) di bukit Vorobyovy, Rusia (12/7). Bukit ini memiliki ketinggian mencapai 220 meter di atas permukaan laut. (AFP Photo/Alexander Nemenov)

Aksi solidaritas juga diperlihatkan pelaku seni dunia. Mereka nyaris secara bersamaan memboikot seniman Rusia maupun dunia seni Rusia, dari membatalkan rencana pertunjukan, hingga memecat seniman yang dianggap sebagai pendukung Putin.

CNN melaporkan, Rusia dipastikan tidak akan tampil di Venice Biennale setelah panitia membatalkan kepesertaan Federasi Rusia. Paviliun Rusia, yang didesain arsitek Alexey Schusev, sebenarnya selalu dibuka setiap dua tahun sekali untuk memamerkan karya beberapa seniman kontemporer mereka sejak 1914.

Dunia Teater

Para pengunjuk rasa di seluruh dunia berkumpul untuk mendukung Ukraina
Seorang demonstran Pro-Ukraina memegang poster saat demonstrasi di luar Downing Street, di London, Kamis (24/2/2022). Demonstran turun ke jalan di London, Tokyo, Paris dan banyak kota lain untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina. (AP Photo/Alberto Pezzali)

Aksi boikot juga ditunjukkan dunia teater. Gedung opera ternama di Amerika Serikat, New York's Metropolitan Opera, mengumumkan pada Minggu, 27 Februari 2022, bahwa mereka tidak akan bekerja sama dengan seniman atau organisasi Rusia yang mendukung Putin hingga invasi negara itu ke Ukraina dihentikan.

Penghentian kerja sama itu berdampak pada pembekuan hubungan yang terjalin dengan Teater Bolshoi di Moskow. Bersama teater itu, mereka awalnya berencana menampilkan pertunjukan Lohengrin tahun depan. Penyanyi soprano Rusia, Anna Netrebko, yang akan berperan di pementasan Turandot pada musim semi tahun ini, juga tidak akan tampil di New York maupun Zurich.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya