Liputan6.com, Roma - Vatikan mengabarkan bahwa Paus Fransiskus masih dalam kondisi kritis pada Minggu (23/2/2025). Tes darah menunjukkan adanya gagal ginjal tahap awal, namun meski demikian, dia tetap sadar, responsif, dan bahkan menghadiri misa di rumah sakit tempatnya dirawat.
Paus Fransiskus tengah berjuang melawan pneumonia dan infeksi paru yang kompleks.
Advertisement
Baca Juga
Dalam pembaruan terakhirnya, Vatikan mengatakan Paus Fransiskus tidak lagi mengalami krisis pernapasan sejak Sabtu (22/2) malam, namun masih menerima aliran oksigen tambahan yang tinggi.
Advertisement
Beberapa tes darah menunjukkan gagal ginjal yang ringan, namun para dokter menekankan bahwa itu terkendali.
"Karena gambaran klinis yang kompleks dan perlunya menunggu respons dari terapi obat, prognosis tetap harus dijaga dengan hati-hati," tutur para dokter yang menangani Paus Fransiskus seperti dikutip dari AP, Senin (24/2).
Sementara itu, doa untuk Bapa Suci mengalir dari seluruh dunia, dari tanah kelahirannya di Argentina hingga pusat Islam Sunni di Kairo hingga anak-anak sekolah di Roma.
Di New York, Kardinal Timothy Dolan mengungkapkan apa yang tidak secara terbuka disampaikan oleh para pemimpin gereja di Roma, yaitu bahwa umat Katolik bersatu "di sisi ranjang bapa yang sekarat."
"Bapa Suci kita Paus Fransiskus dalam kesehatan yang sangat, sangat rapuh, dan mungkin sudah dekat dengan ajal," kata Dolan dalam homilinya di depan jemaat di Katedral St. Patrick, yang kemudian berharap dan berdoa agar Paus Fransiskus pulih.
Para dokter menuturkan kondisi Paus Fransiskus sangat tergantung pada keadaan, mengingat usianya, kerapuhannya, dan penyakit paru-paru yang sudah ada sebelumnya. Kondisinya ini memunculkan spekulasi tentang apa yang akan terjadi jika pemimpin Katolik dunia itu menjadi tidak sadar atau tidak mampu melaksanakan tugas, serta apakah beliau akan mengundurkan diri.
Doa untuk Paus Fransiskus
Paus Fransiskus seharusnya merayakan Misa pada Minggu pagi di Basilika St. Petrus dan menahbiskan diakon sebagai bagian dari peringatan Tahun Suci yang berlangsung sepanjang tahun ini di Vatikan.
Penanggung jawab Tahun Suci, Uskup Agung Rino Fisichella, pada akhirnya merayakan misa tersebut mewakili Paus Fransiskus dan mengirimkan doa khusus untuknya dari altar sebelum menyampaikan homili.
"Meski beliau sedang berbaring di ranjang rumah sakit, kita merasakan Paus Fransiskus dekat dengan kita. Kita merasakannya hadir di antara kita," kata Fisichella kepada ratusan diakon yang mengenakan jubah putih.
Pesan yang disiapkan untuk dibacakan Paus Fransiskus pada Minggu, menyatakan bahwa dia "masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli dengan penuh keyakinan, melanjutkan terapi yang diperlukan, dan istirahat juga merupakan bagian dari terapi." Pesan tersebut meminta doa untuknya, seperti yang selalu dia lakukan serta mengingatkan tentang peringatan invasi Rusia ke Ukraina, yang digambarkan sebagai "peristiwa yang menyakitkan dan memalukan bagi seluruh umat manusia."
Sementara itu, di tanah kelahiran Paus Fransiskus di Argentina, umat Katolik berdoa di katedral Buenos Aires dan obelisk ikonik kota itu diterangi dengan tulisan "Fransiskus, kota ini berdoa untukmu."
Di Kairo, Mesir, imam besar Al-Azhar, pusat pembelajaran Sunni yang menjalin ikatan erat dengan Paus Fransiskus, turut mendoakan kesembuhan untuknya.
"Saya berdoa kepada Allah SWT agar saudara saya yang terhormat, Paus Fransiskus, segera sembuh dan diberi kesehatan serta kesejahteraan agar dapat melanjutkan perjalanan dalam melayani umat manusia," tulis Sheikh Ahmed al-Tayeb dalam unggahannya di Facebook.
Komite Yahudi Amerika tidak ketinggalan mengirimkan doa.
"Kami bersama saudara-saudara Katolik kami dalam masa yang penuh tantangan ini," tulis kelompok itu di X.
Di seluruh Roma, murid-murid sekolah mengirimkan kartu ucapan semoga cepat sembuh kepada Rumah Sakit Gemelli, sementara para uskup Italia memimpin doa Rosario dan merayakan misa khusus di seluruh Italia.
Â
Â
Advertisement
Ancaman Utama bagi Paus Fransiskus Adalah Sepsis
Dokter telah memperingatkan bahwa ancaman utama bagi Paus Fransiskus adalah sepsis, infeksi serius pada darah yang dapat terjadi sebagai komplikasi dari pneumonia. Hingga saat ini, tidak ada penyebutan tentang timbulnya sepsis dalam pembaruan medis yang diberikan oleh Vatikan, termasuk pada Minggu.
Pada Sabtu, Paus Fransiskus mengalami jumlah trombosit yang rendah dan tetap rendah, namun stabil pada Minggu. Dia juga mengalami anemia dan selama transfusi darah pada Sabtu, dia diberikan hematin, obat yang dirancang untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah sehingga dapat membawa lebih banyak oksigen. Para dokter melaporkan bahwa pengobatan ini menunjukkan hasil yang positif.   Â
Paus Fransiskus, yang memiliki penyakit paru kronis dan rentan terhadap bronkitis, dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma pada 14 Februari setelah bronkitisnya yang berlangsung seminggu memburuk.
Menyadari Dirinya Semakin Tua dan Rapuh
Paus Fransiskus telah mengambil sejumlah keputusan baru-baru ini yang menunjukkan bahwa dia sangat menyadari usia dan kondisi tubuhnya yang semakin rapuh.
Tahun lalu, dia merevisi tata cara pemakaman yang akan digunakan setelah kematiannya, menyederhanakan ritual untuk menekankan perannya sebagai seorang uskup biasa dan memungkinkan pemakaman di luar Vatikan sesuai dengan keinginannya. Namun, unsur-unsur inti dari ritus tersebut tetap dipertahankan, termasuk tiga momen penting yang harus dijalani antara kematian seorang paus dan pemakamannya: di rumahnya, di Basilika Santo Petrus, dan di tempat pemakamannya.
Pada Desember, Paus Fransiskus mengangkat 21 kardinal baru. Semua kecuali satu berusia di bawah 80 tahun dan dengan demikian memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam konklaf untuk memilih penerusnya. Penambahan ini menjadikan jumlah kardinal yang berhak memilih menjadi 140, jauh melebihi batas 120 yang ditetapkan oleh Santo Yohanes Paulus II. Namun, beberapa kardinal yang saat ini berhak memilih akan segera berusia 80 tahun, sehingga jumlahnya akan berkurang.
Awal bulan ini, setelah jatuh sakit, Paus Fransiskus memutuskan memperpanjang masa jabatan lima tahun Kepala Dewan Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re, yang berusia 91 tahun, daripada memberikan kesempatan kepada orang baru. Seperti yang digambarkan dalam film "Conclave", kepala Dewan Kardinal memainkan peran penting dalam kehidupan hierarki Katolik dan merupakan sosok krusial dalam transisi antara satu kepausan dan kepausan berikutnya.
Paus Fransiskus juga memutuskan untuk memperpanjang masa jabatan Wakil Kepala Dewan Kardinal, Kardinal Leonardo Sandri dari Argentina, yang berusia 81 tahun.
Advertisement
