Liputan6.com, Jakarta - Bandara Changi Singapura perlahan-lahan mulai kembali normal setelah pemerintah setempat melonggarkan aturan pembatasan perjalanan. Situasi itu berdampak pada meningkatnya permintaan taksi bandara.
Seiring peningkatan permintaan, biaya tambahan (surcharge) untuk naik taksi dari Bandara Changi juga dinaikkan 3 dolar Singapura (sekitar Rp31ribu) mulai Kamis, 19 Mei 2022 hingga 30 Juni 2022. Langkah tersebut diumumkan oleh Changi Airport Group (CAG) lewat sebuah unggahan di Facebook hari ini, Kamis (12/5/2022).
Advertisement
Pengelola bandara mengambil kebijakan tersebut di tengah keengganan para sopir taksi pergi ke bandara menjemput penumpang. Padahal, tingkat kedatangan penumpang dari luar negeri meningkat signifikan belakangan ini.
Dikutip dari AsiaOne, Kamis (12/5/2022), saat ini, biaya naik taksi dari bandara itu dikenai tambahan 5 dolar Singapura (Rp52 ribu) untuk pemesanan pada Jumat, Sabtu, atau Minggu, dari pukul 5 sore hingga jelang tengah malam. Tambahan biaya 3 dolar Singapura diberlakukan untuk waktu lainnya.
Pada Maret 2022, Bandara Changi Singapura mencatat kedatangan 1,14 juta pelancong. Untuk pertama kalinya, volume penumpang di bandara itu melampaui angka satu juta sejak pandemi Covid-19 dimulai lebih dari dua tahun lalu.
Tingginya jumlah penumpang, ditambah pasokan taksi yang semakin sedikit, menyebabkan antrean panjang calon penumpang taksi di bandara. Di sisi lain, berdasarkan laporan The Straits Times awal bulan ini, sopir taksi mengaku mendapat lebih banyak uang dengan beroperasi di kawasan pusat bisnis dan di malam hari.
Ditambah tingginya biaya bahan bakar, para sopir menyebut tak ada alasan untuk pergi ke bandara, tempat mereka berisiko tinggi menunggu penumpang dalam waktu panjang dan kondisi mesin menyala.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lama Menunggu
CAG sebenarnya sudah pernah meluncurkan program insentif pada April lalu untuk mengembalikan taksi ke bandara. Mereka saat itu menawari sopir hadiah 10 dolar Singapura per hari bila menjalankan minimal tiga perjalanan dari dan ke bandara pada tiga waktu jendela, yakni pukul 6 pagi hingga 10 pagi, siang hari hingga pukul 1 siang, dan pukul 4 sore hingga 7 malam.
Mereka juga memberikan kopi gratis untuk para sopir di pagi hari. Tetapi, tawaran itu tak cukup menarik perhatian.
Dengan jumlah lalu lintas penumpang di Bandara Changi meningkat lebih dari dua kali di April 2022 dibandingkan bulan sebelumnya, penumpang harus menunggu lama untuk mendapatkan taksi. Seorang pekerja bandara yang bernama Koh menyebut, antrean taksi meningkat 40 persen dari sebelum pandemi, tapi jumlah taksi yang tersisa di bandara hanya seperlima dari sebelum pandemi.
Antrean terburuk terjadi pada pagi hari yang merupakan mayoritas jadwal penerbangan internasional. Penumpang bisa menunggu sampai 45 menit untuk mendapatkan taksi.
"Ketika hal itu terjadi, kami tidak tahu apa yang harus dilakukan," kata dia. "Kami berharap lebih banyak sopir taksi datang membantu kami menyelesaikan tugas kami."
Advertisement
Tingkat Kedatangan
Dikutip dari laman Chanel News Asia, pergerakan penumpang di bandara tersibuk di Asia Tenggara itu meningkat hampir 40 persen dari tingkat kunjungan sebelum pandemi, pada akhir April 2022. Angkanya meningkat 18 persen dari tingkat kunjungan pada Maret 2022.
"Angka ini akan terus bertambah dalam beberapa bulan ke depan seiring lebih banyak penerbangan dan penumpang yang kembali," kata Menteri Transportasi Singapura S Iswaran, Rabu, 4 Mei 2022.
Peningkatan itu terjadi setelah Singapura kembali membuka perbatasannya secara penuh untuk mereka yang sudah divaksinasi dua kali, di bawah Kerangka Perjalanan Tervaksinasi. Langkah itu juga menempatkan Singapura kembali di dalam jalur demi mencapai target memulihkan volume penumpang Bandara Changi setidaknya 50 persen dari tingkat kunjungan sebelum pandemi.
"Seperti yang Anda ketahui, ini merupakan tonggak utama dalam perjalanan Singapura untuk membuka kembali ekonomi kita dan untuk berhubungan kembali dengan dunia, yang sangat vital bagi negara kota kecil dan terbuka seperti kita," kata Iswaran.
Dia juga mengatakan peningkatan operasi di Changi adalah tidak berarti prestasi, seraya memperingatkan akan besarnya tantangan, seperti terlihat di banyak bandara di seluruh dunia. Ia pun mengapresiasi para pemangku kepentingan penerbangan di bandara yang telah "bekerja dengan tekun untuk memfasilitasi kelancaran operasi bandara."
Dukungan Pemerintah
Iswaran mengatakan, pemerintah Singapura berkomitmen mendukung pemulihan Bandara Changi. Termasuk di dalamnya soal upah dan dukungan pelatihan untuk melindungi pekerjaan dan "menjaga kemampuan inti," serta memberi keringanan biaya untuk biaya pendaratan, parkir, dan biaya sewa.
Pemerintah juga menggandakan investasinya dalam digitalisasi dan otomatisasi untuk "mengubah sektor ini dan yang lebih penting, menjadi lebih siap menghadapi masa depan dan membangun kembali dengan lebih baik," katanya.
"Dukungan dan sumber daya yang diinvestasikan telah membantu mencegah kerusakan ekonomi yang signifikan, bahkan tidak dapat diubah, untuk sektor bisnis dan wisata kami. Ini telah membantu menjaga tenaga kerja kami tetap produktif, dan memungkinkan sektor ini pulih dengan cepat," ia mengklaim.
Namun, Iswaran mencatat bahwa penting bagi Changi untuk berkembang pascapandemi, di luar upaya pemulihan sesegera mungkin.
"Kita tidak hanya harus mempertahankan tautan kami sebelumnya atau memulihkan tautan kami sebelumnya, tetapi lebih dari itu untuk memperluas jaringan, memantapkan jadwal, dan menjalin kemitraan baru dengan maskapai penerbangan," ujarnya.
Dia mendorong hal itu menyusul pembentuan dua hub baru ke Vancouver dan Bahrain, serta masuknya tujuh maskapai penumpang baru pada tahun lalu meskipun pandemi masih berlangsung.
Advertisement