Potensi Wisata Ponorogo yang Diusulkan Jadi Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Tak hanya kesenian Reog yang diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Ponorogo bahkan akan diajukan sebagai Jaringan Kota Kreatif UNESCO.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 03 Agu 2022, 08:41 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2022, 07:04 WIB
Tim Kesenian Reog Ponorogo tampil melakukan atraksinya
Reog Ponorogo benar-benar memberikan kejutan di Filipina.

Liputan6.com, Jakarta - Dikenal sebagai kesenian khas Ponorogo, Jawa Timur, Reog ternyata juga diklaim oleh Malaysia.  Kini pemerintah semakin gencar mempromosikan Reog sebagai kesenian asli Indonesia asal Ponorogo. Berbagai usaha sudah  dan sedang dilakukan untuk melestarikan Reog. Salah satunya adalah Festival Reog Ponorogo yang sudah digelar selama tujuh tahun terakhir ini.

Kini bukan hanya kesenian Reog saja yang diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, kota Ponorogo bahkan akan diajukan sebagai UNESCO Creative Cities Network (UCCN) atau Jaringan Kota Kreatif UNESCO.

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf akan memberikan pendampingan dan bantuan penyiapan dossier atau berkas aplikasi untuk mengurus UCCN.

"Kami juga sudah menyampaikan surat ke Bupati Ponorogo untuk memimpin sendiri persiapan usulan nominasi UCCN Kabupaten Ponorogo dan mengambil langkah-langkah strategis," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat Weekly Press Briefing yang digelar secara hybrid, Senin, 1 Agustus 2022.

Sandiaga mengatakan, pemerintah akan membantu mulai dari pembentukan tim koordinasi sampai kepada persiapan anggaran pembiayaan sampai didaftarkan ke UCCN. "Kelihatannya keren kalau Ponorogo kita kembangkan, sehingga tidak ada lagi yang mengklaim Reog itu milik orang lain tapi milik Ponorogo," kata Sandiaga Uno.  

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kota Santri

Sandiaga Uno Reog Ponorogo
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menghadiri Grebek Suro, yang merupakan rangkaian acara Festifal Reog Ponorogo. (Foto: Instagram Kemenparekraf https://www.instagram.com/reel/Cgj2WL3JFvf/?igshid=YmMyMTA2M2Y=)

Kabupaten Ponorogo sendiri dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Ponorogo juga terkenal sebagai Kota Santri karena memiliki banyak pondok pesantren, salah satu yang terkenal Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak.

Setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara seperti pesta rakyat yaitu Grebeg Suro. Di pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, antara lain Festival Nasional Reog Ponorogo, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.

Pada Festival Reog Ponorogo ke-7 tahun ini, digelar serangkaian acara mulai dari kegiatan Grebeg Suro sekaligus hari jadi Kabupaten Ponorogo ke-526. Acara ini sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Seiring dengan penurunan kasus, gelaran kembali dilaksanakan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.

Jadi Event Internasional

Reog Ponorogo
Penari Reog Ponorogo beraksi saat pelaksanaan Car Free Day di kawasan Jalan Jenderal Surdirman, Jakarta, Minggu (13/3/2016). Penampilan Reog Ponorogo ini sosialisasi menuju pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya dunia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Festival Reog Ponorogo yang berlangsung pada 25--29 Juli 2022 ini direspons positif oleh sanggar kesenian Reog di berbagai kota di Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta festival tersebut. 

Sebelumnya Sandiaga juga sempat mengatakan akan menjadikan Festival Reog Ponorogo sebagai event skala internasional. Dia berharap festival tersebut semakin sukses dan besar.

"Kalau kita buat festivalnya semakin sukses, semakin besar, tidak ada yang berani mengganggu kesenian Reog akan tetap jadi produk ekonomi kreatif berbasis seni budaya milik Ponorogo," kata Sandiaga.

Untuk itu, Kemenparekraf sangat mendukung penngajuan Reog Ponorogo sebagau warisan budaya tak benda yang diusulkan Indonesia ke UNESCO.

"Kita tentu tidak ingin jika kekayaan budaya kita diakui oleh bangsa lain. Karenanya saya mengajak seluruh masyarakat untuk ikut andil menjaga dan melestarikan Reog Ponorogo ini agar menjadi kebanggaan dan warisan budaya yang diakui oleh dunia," tutur Sandiaga saat Hari Jadi Kabupaten Ponorogo yang ke-526 yang dikutip dari kanal YouTube Kemenparekraf, Selasa, 2 Agustus 2022.

 

Kesenian yang Unik

Motif Reog Ponorogo, sebagai bangunan bersejarah dan kebanggaan milik warga Ponorogo, Jawa Timur, menjadi salah satu hasil karya olah tangan aksesesoris unik buah tangan Cahya. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Motif Reog Ponorogo, sebagai bangunan bersejarah dan kebanggaan milik warga Ponorogo, Jawa Timur, menjadi salah satu hasil karya olah tangan aksesesoris unik buah tangan Cahya. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Pertunjukan Reog memadukan tarian, keterampilan olah tubuh dan cerita Panji, yang terdiri dari penari, pengrawit (pemain musik), serta pengiring. Daya tarik utamanya adalah salah satu penari utama menggunakan topeng terbesar di dunia berbentuk kepala harimau (barongan) dipadu dengan sebuah mahkota terbuat dari bulu merak (Dhadhak Merak) yang berat keseluruhan kurang lebih 40 kg.

"Menurut saya ini adalah sebuah bukti konkret bahwa reog adalah milik Ponorogo dan reog adalah seni kebudayaan kita," kata Sandi lagi.

Gerebeg Suro dinantikan oleh masyarakat karena merangkul kekuatan budaya dan santri, karena Ponorogo merupakan kotanya para santri. Terdapat 52 kegiatan yang menyangkut hobi dilibatkan di festival reog mini, festival reog umum, festival gajah-gajah, dan beragam acara lainnya dalam Grebeg Suro. Semua kegiatan ini ditafsirkan bahwa Ponorogo sedang bersiap menuju CCN (Creative Cities Network).

Selain Ponorogo, sudah ada empat kota di Indonesia yang ditetapkan sebagai jaringan kota kreatif UNESCO. Empat kota tersebut adalah Pekalongan sebagai Kota Kriya dan Seni Rakyat, Bandung sebagai Kota Desain, Ambon sebagai Kota Musik, serta Jakarta sebagai Kota Sastra.

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya