Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Rachmat Syah Tawainella, menekankan pentingnya sinergi antara ilmu pengetahuan modern dan pengetahuan lokal dalam membangun sistem kebencanaan yang tangguh dan responsif terhadap kebutuhan semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan.
Hal itu disampaikan dalam Workshop bertema “Penguatan Literasi Kebencanaan Inklusif Berbasis Pengetahuan Lokal dalam Upaya Peningkatan Resiliensi Masyarakat Sulawesi Tengah Menghadapi Bencana” di Gedung Bappelitbangda Kabupaten Parigi Moutong.
Baca Juga
"Masyarakat Sulawesi Tengah hidup berdampingan dengan risiko bencana. Sudah saatnya kita menjadikan pengetahuan lokal bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai fondasi utama dalam upaya mitigasi bencana yang lebih berkelanjutan dan inklusif," ujar Rachmat dalam keterangan diterima.
Advertisement
Dia mengapresiasi kolaborasi antara BRIN dan UNESCO dalam mendorong pendekatan transdisipliner dan inklusif untuk memperkuat literasi kebencanaan, serta mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam implementasi hasil workshop ini di daerah masing-masing.
"Kegiatan ini dihadiri oleh akademisi, tokoh masyarakat, perwakilan organisasi masyarakat sipil, serta aparat pemerintah daerah yang antusias mendiskusikan langkah-langkah konkret dalam membangun resiliensi masyarakat terhadap berbagai potensi bencana yang mengancam wilayah Sulawesi Tengah," jelas dia.
Workshop
Sebagai informasi, Workshop merupakan hasil kerja sama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan UNESCO.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Advertisement
