Alasan Wajib Mencuci Pakaian Baru Sebelum Dipakai

Apakah Anda terbiasa mencuci pakaian baru sebelum dipakai atau tidak?

oleh Putu Elmira diperbarui 01 Sep 2022, 05:01 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2022, 05:01 WIB
Ilustrasi Lemari Pakaian
Ilustrasi pakaian baru. (dok. Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Liputan6.com, Jakarta - Mencuci pakaian baru tidak dilakukan semua orang. Asumsinya adalah pakaian baru itu masih bersih ketika dikeluarkan dari kemasannya, namun benarkah demikian?

Dikutip dari CNA, Senin, 29 Agustus 2022, sebelum menjadi pakaian baru, semua berawal dari proses produksi. Kain mungkin telah melalui beberapa pewarnaan, perawatan kimia, dan telah melalui banyak mesin manufaktur pakaian.

Proses produksi tersebut akan membawa zat seperti residu kimia atau debu dari mesin yang digunakan untuk memproduksinya. Bahkan, kuman dan virus dari tangan manusia bisa berpindah ke kain karena telah ditangani secara manual selama proses pembuatan. Pakaian dalam proses produksi juga mungkin ditumpuk begitu saja di lantai pabrik yang tidak dibersihkan dengan cermat. 

Bukan rahasia lagi bahwa pembuatan pakaian memerlukan penggunaan bahan kimia. Meskipun tidak berarti bahwa ini akan membahayakan dalam jangka panjang, informasi tersebut memberi tahu kita bahwa pencucian menyeluruh diperlukan sebelum mengenakan pakaian baru untuk pertama kalinya.

Senyawa kimia dapat mengiritasi kulit dan memicu ruam ketika bersentuhan dengan tubuh Anda, terutama jika Anda memiliki kulit sensitif atau menderita eksim. Kain dapat menyebabkan masalah kulit seperti dermatitis kontak tekstil. Dr Eileen Tan, dari Eileen Tan Skin Clinic & Associates, membenarkan bahwa kain dapat menyebabkan masalah kulit seperti dermatitis kontak tekstil.

"Ada dua jenis utama dermatitis kontak tekstil, iritan versus dermatitis kontak alergi. Pemicu ruam (yang mungkin muncul dengan eksim atau ruam gatal lainnya) kadang-kadang mungkin karena alergi kontak akibat bahan tambahan kimia atau aksesori yang digunakan pada pakaian, yang dapat mencakup nikel, lateks, formaldehida, resin finishing, pewarna, lem dan lainnya," kata Dr Tan.

Cegah Masalah Kulit

[Fimela] ilustrasi kulit
ilustrasi kulit | unsplash.com/@ataheri

Beberapa zat yang tidak diinginkan mungkin masih tertinggal pada pakaian baru yang baru saja Anda beli, yakni pewarna kimia, penambah kain, pengencang warna, zat anti-kerut dan tahan noda. Anda tidak akan tahu persis apa yang telah digunakan karena produsen tidak diharuskan untuk menyatakan bahan kimia yang telah digunakan untuk memproses produk mereka.

Pakaian baru mungkin tampak bersih, tetapi sebenarnya berasal dari lingkungan pabrik yang jauh lebih kotor daripada yang dibayangkan kebanyakan orang. Pakaian tersebut mungkin juga telah disimpan dalam kotak untuk waktu yang lama sebelum dibawa keluar dan dipajang atau dijual kepada pelanggan.

Itu berarti ada juga kemungkinan tumbuhnya jamur atau lumut yang mungkin tidak selalu terlihat oleh mata. Ada kemungkinan juga barang yang Anda beli telah dicoba oleh banyak pelanggan lain sebelum Anda atau mungkin barang yang dikembalikan. Hal ini cukup untuk meyakinkan seseorang untuk mencuci setiap potong pakaian yang baru dibeli setidaknya sekali.

 

Pakaian Vintage

Ilustrasi pakaian
Ilustrasi pakaian. Sumber foto: unsplash.com/Lauren Fleischmann.

Jika membeli pakaian vintage dan bekas, membersihkan secara menyeluruh bahkan menjadi lebih penting lagi. Hal tersebut dikarenakan pakaian tersebut telah dipakai oleh orang lain sebelum mendarat di tangan Anda atau kemungkinan besar telah disimpan dalam penyimpanan untuk jangka waktu yang lebih lama.

Karena itu, Dr Tan menyebut pakaian vintage atau bekas dapat menimbulkan peningkatan risiko infeksi bakteri, jamur, dan parasit sekunder sebagai akibat dari fluktuasi panas, kelembapan, dan suhu yang berlebihan, dan merekomendasikan agar mereka yang memiliki kulit sensitif atau eksim menghindarinya. Namun, jika Anda harus membelinya, berhati-hatilah dalam membersihkannya.

Proses sanitasinya tidak rumit, cukup cuci di mesin cuci Anda. Bagi mereka yang menginginkan pembersihan yang lebih menyeluruh, lakukan hot-wash cycle atau siklus pencucian panas.

Jika mesin cuci Anda tidak dilengkapi dengan fungsi tersebut, rendam pakaian dalam air panas (antara 65 hingga 90 derajat Celcius, yang hampir sama dengan setelan pencucian panas pada umumnya). Proses ini setidaknya dilakukan setengah jam sebelum mencucinya dengan deterjen di mesin.

Sanitasi Menyeluruh

Mencuci Baju
Ilustrasi Mencuci Baju/https://unsplash.com/Engin Akyurt

Bila pakaian baru Anda hanya dapat dry-cleaned atau dicuci kering, kirimkan ke laudry untuk dilakukan pembersihan kering profesional. Setelah Anda mengambilnya, jemur di bawah sinar matahari yang lembut setidaknya selama satu atau dua jam.

Saat mencuci pakaian vintage atau bekas untuk pertama kalinya setelah Anda mendapatkannya, ingatlah bahwa yang terbaik adalah mencucinya secara terpisah dari pakaian Anda yang lain. Bagi mereka yang ingin lebih jauh, tambahkan bahan disinfektan ke deterjen Anda saat mencuci pakaian ini.

Sebagian besar produk disinfektan di pasaran mengklaim dapat menghilangkan 99,9 persen kuman dan juga dapat membantu menghilangkan jamur dan bau. Tentu saja, akan ada beberapa kain halus yang mungkin tidak tahan dengan beberapa metode pembersihan yang dijelaskan di atas.

Maka, penting untuk menyesuaikan intensitas atau tingkat penggunaan masing-masing dari mereka sesuai dengan pakaian. Selalu periksa label perawatan untuk mengetahui komposisi bahan kain, sehingga Anda tidak akan merusaknya secara tidak sengaja.

Infografis 6 Tips Cuci Pakaian Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 6 Tips Cuci Pakaian Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya