Liputan6.com, Jakarta - The Goods Dept tengah ramai jadi buah bibir di jagat maya. Concept store ini masuk sebagai salah satu keyword dalam jajaran trending topic di Twitter Indonesia pada Jumat pagi (4/11/2022).
Hal tersebut bermula dari cuitan akun DiahLarasatiP yang menuliskan "lebih dari 30 orang karyawan dipaksa mengundurkan diri atau ganti rugi -+ 30jt/karyawan oleh salah satu brand lokal ternama." Cuitan yang dibagikan pada Kamis, 3 November 2022 itu dibagikan dengan huruf besar semua.
Advertisement
Akun tersebut mengungkap kronologi yang dimulai pada 19--20 Oktober, yang mana pihak toko melaksanakan stock opname. Adapun hasil stock opname keluar tiga hari setelah dilakukan.
"Hasilnya juga membuat kita Tim Operational Store kaget karena terdapat banyak minus. Total minus dari Store kami sebanyak 1000 lebih setelah di-compare dengan data Stock Card di Sistem. Kami selaku Tim Operational Store tidak tinggal diam dengan hasil minus tersebut," tulis akun tersebut dikutip pada Jumat, 4 November 2022.
Pihaknya pun menelusuri dan menemukan ada beberapa barang yang tak terpindai dan tidak ada datanya di dalam hasil stock opname. Terbukti hasil stock opname itu tidak maksimal karena banyak barang yang tak terpindai.
Pada 28 Oktober 2022, diklaim bahwa "tim E ke semua toko memberikan informasi ke seluruh toko." Saat itu, mereka menyebut, pihak tim operational store akan mengadakan stock opname ulang pada 31 Oktober 2022 dikarenaka pihaknya kurang yakin dengan hasil stock opname sebelumnya.
Kronologi Versi dari Akun Twitter
"Pada saat itu mereka juga menanyakan kenapa hasil SO kemarin bisa banyak minusnya. Kami pun menjelaskan dari beberapa faktor:
1. Faktor External, kenapa kita bisa menyebutkan faktor external, karena di bagian pintu keluar masuk sensormatic kita tidak berfungsi, sudah error. Kita sudah report untuk diperbaiki, tapi selama 1 tahun ini tidak kunjung diperbaiki.
2. Faktor Sistem, beberapa kali kami menemukan adanya transaksi yang tidak memotong qty yang ada di stockcard sistem tapi anehnya transaksi value masuk sehingga setiap closingan antara edc dan sistem selalu balance. Hal ini sudah sering terjadi dan sudah dilaporkan ke pihak IT dan Inventory. Itu hanya beberapa qty yg terpantau mungkin banyak transaksi yang tidak terpotong yg tidak terpantau oleh kami.
3. Faktor alokasi barang (Transfer out dan transfer in)
4. Faktor internal, sebenarnya untuk faktor internal kami tidak yakin. Karena dari total 1000 lebih qty yang hilang dalam setahun berarti 1 orang perhari bisa mengambil 4-5 barang.
Agak tidak masuk akal dikarenakan setiap adanya transaksi security selalu berada dibelakang kasir untuk mengawasi transaksi tersebut, setiap karyawan yang keluar masuk selalu diminta datanya dan dilakukan bodycheck.
Dan juga pada saat pulang karyawan selalu diperiksa tasnya dan dilakukan bodycheck lagi. Dan ada lebih dari 40 titik cctv didalam store.
5. Hasil Stock Opname tidak maksimal seperti yang Kami info sebelumnya," bunyi keterangan dari akun tersebut.
Advertisement
Ambil Alih
"Setelah mendengar penjelasan kami. Tim E mengambil alih dengan mengganti PIC/ASM/Headstore kami. PIC kami diminta untuk menandatangi Handover jabatan dengan PIC baru dari pihak E tanpa info sebelumnya.Pada saat itu hanya handover jabatan," tambah akun tersebut.
Ia menjelaskan, "PIC kami tidak diminta untuk mengundurkan diri dengan alasan ini hanya sampai SO ulang selesai handoverannya. PIC kami sudah memiliki pikiran negatif bahwa dia dipertahankan hanya untuk mentraining PIC baru setelah PIC baru sudah menguasai sistem dia akan ditendang. Karena PIC dan kasir baru dari Tim E ini tidak mengerti sama sekali sistem. Maklum ambilnya dari orang gudang."
Setelah handover, diinformasikan juga pada 31 Oktober 2022 akan datang datang TIM HR dari The G untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari handover ini. Pada 28 Oktober 2022, di story Instagram The G mereka open recruitment untuk SA.
"Kita makin curiga ni. Padahal tidak ada store baru dan store yang membutuhkan manpower tambahan. Dan sampai saat ini tidak ada info atau internal memo untuk penggantian atau pemecatan kami. Pada tanggal 30 Oktober 2022 PIC kami mendapat list nama2 SA baru yang siap ditempatkan dan mulai incharge pertanggal 31 Oktober 2022 disemua store The G ( ini listnya bukan dari pihak Management G ya, Listnya PIC kami dapatkan dari temannya, orang E)," tambahnya.
Diminta Mengundurkan Diri
Setelah tiba di head office, mereka menunggu sekitar dua jam lebih di lapangan. Saat dipanggil, ditanyakan kembali barang minus tersebut dan pihaknya menjelaskan kembali apa saja faktor yang membuat minus.
"Pada saat itu diskusi terjadi sangat alot dan tidak menemukan solusi. Akhirnya PIC kami dipanggil satu - satu perstore. PIC kami kembali dipertanyakan barang minus tersebut. Disodorkan data2 dan total biaya ganti rugi barang minus tersebut. Pada saat itu PIC kami harus membayar ganti rugi sekitar ratusan juta dan tidak boleh dicicil atau dipotong dari gaji," jelasnya.
"Harus 1 kali pembayaran. (kenapa ganti rugi PIC kami lebih banyak karena dia Headstore jadi persentasenya lebih besar).Karena tidak bisa mengganti rugi sebesar itu (duit darimana gaji aja kecil, insentif ga dibayar, lemburan ga dibayar). akhirnya management memberikan solusi agar PIC kami mengundurkan diri dan membuat pernyataan bahwa mengundurkan diri tanpa paksaan dan dalam keadaan sadar. PIC kami tidak terima dan tidak mau membuat pernyataan mengundurkan diri. PIC kami meminta Management membuktikan Tim Operational Store yang mengambil barang - barang tersebut," lanjutnya.
Ditambahkan pula, "Di kasih 2 opsi ganti rugi langsung tanpa bisa dicicil atau mengundurkan diri. Akhirnya semuapun membuat pernyataan mengundurkan diri dikarenakan tekanan dan rasa lelah yang kami rasakan hari itu.bayangin sampe jam 2 dini hari loh. Setelah semua selesai membuat pernyataan dan menandatanganinya. Kami baru diinfo kami tdk akn mendapatkan gaji bulan ini. Gaji tersebut akan dipakai untuk ganti rugi hasil minus tersebut. Kena jebakan bertubi2. Udh dipaksa resign ga gajian juga dengan alasan untuk ganti rugi."
Liputan6.com telah mencoba menghubungi pihak The Goods Dept untuk minta tanggapan, namun hingga berita ini diturunkan, pihaknya belum menanggapi.
Advertisement