6 Fakta Menarik Maladewa yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Kepulauan Maladewa adalah serangkaian atol karang yang dibangun dari mahkota pegunungan vulkanik kuno yang terendam.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 01 Mar 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2023, 08:30 WIB
Maldives atau Maladewa salah satu resort nya
Salah satu resort di Maladewa, menyuguhkan pemandangan Indah langsung ke laut. (Dok: Instagram/conrad_maldives dyah pamela)

Liputan6.com, Jakarta - Maladewa yang dikenal sebagai Kepulauan Maladewa, merupakan negara pulau mandiri di Samudra Hindia tengah utara. Kepulauan Maladewa adalah serangkaian atol karang yang dibangun dari mahkota pegunungan vulkanik kuno yang terendam.

Wilayahnya terdiri dari sekitar 1.200 pulau karang kecil dan gumuk pasir yang 200 di antaranya berpenghuni, dikelompokkan dalam atol. Kepulauan ini terbentang dan berbatasan dengan India di selatan-barat daya dan wilayah tengah, termasuk ibu kotanya pulau Male yang berjarak sekitar 645 km di barat daya Sri Lanka. 

Semua pulau berada di dataran rendah, tidak ada yang tingginya lebih dari 6 kaki (1,8 meter) di atas permukaan laut. Terumbu penghalang melindungi pulau-pulau dari efek destruktif musim hujan. Masih banyak hal mengenai Maladewa, berikut enam fakta menarik Maladewa yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (28/2/2023). 

1. Seratus Persen Penduduknya Muslim

Maladewa merupakan satu-satunya negara di dunia yang mendeklarasikan penduduknya 100 persen muslim. Bahkan hal ini tak dilakukan negara-negara di Timur Tengah yang juga negara Islam.

Karena itu, Maladewa menerapkan hukum Islam dan ada beberapa aturan yang tak biasa di Maladewa. Lazimnya negara tujuan wisata, biasanya aturan agak longgar namun tidak di Maladewa.

Penduduk Maladewa 100 persen muslim. Karena itu, mereka sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Karena itu Maladewa melarang peredaran alkohol secara ketat. Minuman beralkohol cuma bisa dijumpai di hotel, restoran, maupun bar tertentu.

Selain itu ada pula pelarangan untuk memakai bikini dii tempat umum bagi warga lokal, begitu juga dengan wisatawan perempuan mancanegara. Kostum renang yang diperbolehkan celana pendek dan kaus. Bikini hanya diperbolehkan di tempat-tempat milik pribadi, seperti pantai khusus atau di hotel.

 

2. Etnis Maladewa

Era New Normal, Wisata Ke Maladewa Bakal Lebih Mahal
Era New Normal, Wisata Ke Maladewa Bakal Lebih Mahal. (dok.Instagram @maldives/https://www.instagram.com/p/B4CHZMGl0f7/Henry)

Populasi Maladewa hampir seluruhnya milik kelompok etnis Maladewa yang merupakan hasil dari berbagai bangsa yang menetap di pulau-pulau tersebut secara berturut-turut sepanjang sejarah negara tersebut. Para pemukim pertama, diyakini secara umum, adalah orang-orang Tamil dan Sinhala dari India selatan dan Sri Lanka.

Pedagang dari negara-negara Arab, Malaya, Madagaskar, Indonesia, dan Cina mengunjungi pulau-pulau itu selama berabad-abad. Adapun bahasa resmi Maladewa yaitu bahasa Indo-Eropa yang disebut Dhivehi atau Maladewa dalam Bahasa Arab, Hindi, dan Inggris juga digunakan.

3. Pulau Reklamasi Thilafushi di Maladewa

Diketahui dengan wilayah perairannya yang hampir 99 persen maka daratan di Maladewa sangatlah sedikit. Selain itu Maladewa adalah negara terendah dan paling rata di dunia sehingga dikhawatirkan akan tenggelam akibat pengaruh perubahan iklim.

Pemerintah Maladewa pun membuat Thilafushi sebagai pulau buatan hasil reklamasi yang dijadikan sebagai pusat pembuangan sampah. Selain itu rencananya Maladewa juga akan membangun kawasan pulau yang tahan terhadap abrasi.

4. Salat Jumat Aktivitas Berhenti

Mengutip dari kanal Islami Liputan6.com, ketika tiba waktu sholat Jumat, hampir semua kegiatan terhenti lantaran memang seluruh penduduknya merupakan Muslim. Tak ada satu pun fasilitas umum yang buka di Maladewa. Bahkan, bandara juga ditutup untuk sementara karena salat Jumat. Hampir di tiap sudut kota bisa Anda jumpai masjid, sehingga untuk penganut Islam tentu Maladewa sangatlah ramah Muslim.

 

5. Pariwisata Maladewa

Komandoo Maldives Island Resort, Komandoo, Kepulauan Maladewa
Komandoo Maldives Island Resort, Komandoo, Kepulauan Maladewa (sumber. komandoo.com)

Maladewa bukan hanya negara terkecil di Asia, tapi juga negara Muslim terkecil di dunia. Tentunya hal ini menarik dan untuk orang Indonesia, Maladewa memberikan visa kedatangan turis selama 30 hari secara gratis.

Dengan begitu, wisatawan Indonesia tidak harus repot mengurus visa dan bisa lebih mudah mengatur waktu kunjungan. Hanya dengan bermodal paspor, berpergian ke Maladewa sudah bisa menikmati keindahan pantai maupun lokasi wisata lain selama sebulan penuh.

Beberapa sumber perjalanan menganjurkan waktu terbaik untuk menyambangi negara kepulauan itu saat musim panas, yaitu antara November hingga April, atau disarankan juga di September, sebelum masuk high season wisatawan. Di waktu-waktu tersebut, selain disinari matahari, angin yang berhembus disebut juga membuat betah.

Namun perlu diketahui dari sekitar 1.190 pulau di Maladewa, tapi hanya ada 200 pulau yang berpenghuni dan 80 pulau yang dihuni tersebut merupakan resor untuk wisatawan. Setiap tahun selalu ada resor baru yang dibuka di Maladewa lantaran makin meningkatnya popularitas negara tersebut sebagai tujuan wisata.

6. Kuliner Maladewa

Huni Roshi kuliner khas Maladewa
Huni Roshi kuliner khas Maladewa. (Dok: Instagram @3heartsguesthouse)

Mengutip dari Taste Atlas, Rabu (1/3/2023), kuliner terkenal Maladewa adalah Kukulku Riha yaitu kari tradisionalnya. Biasanya makanan ini dibuat dengan kombinasi ayam, bawang merah, bawang putih, jahe, daun kari, daun pandan, cabai, jintan, ketumbar, merica, kapulaga, kayu manis, kunyit, ghee, dan air jeruk nipis.

Bumbu disangrai kering dan digiling menjadi bubuk, sedangkan ayam direndam dalam campuran air jeruk nipis, bawang putih, jahe, garam, dan campuran bumbu halus. Setelah direndam, direbus dalam panci dengan tumisan bawang bombay, daun kari, dan daun pandan dalam santan atau air.

Selain itu ada Huni roshi yaitu roti pipih tradisional yang berasal dari Maladewa. Roti pipih biasanya dibuat dengan campuran tepung terigu, parutan kelapa, air hangat, minyak, dan garam.

Setelah adonan lunak namun tidak terlalu lengket terbentuk, adonan dibentuk menjadi bola-bola, digulung menjadi bentuk melingkar, dan dimasak dalam wajan dengan api sedang di kedua sisinya. Huni roshi yang dihasilkan harus sedikit lebih tebal dan lebih renyah daripada roshi, roti pipih khas Maladewa. Huni roshi disajikan dengan hidangan manis atau gurih, dan juga digunakan sebagai bungkus dengan isian apa saja.

Infografis Destinasi Wisata Urban
Wisata urban adalah wisata yang menjadikan ruang-ruang publik kota dan pengalaman hidup di perkotaan sebagai atraksi utama. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya