Liputan6.com, Jakarta - Dugaan praktik getok harga kembali menghebohkan jagat maya. Seorang pengguna Facebook turun ke grup Complaint Singapore untuk berbagi keluhan tentang sup ikan seharga 9,8 dolar Singapura (sekitar Rp111 ribu).
Mengutip Mothership, Sabtu (29/7/2023), pengguna itu menulis bahwa mereka membeli sup ikan kerapu dari King Grouper Fish Soup di Kopitiam, Compass One. Sup seharga 9,5 dolar Singapura, dengan biaya tambahan 0,3 dolar Singapura karena dipulang pulang, dibelinya.
Pengguna mengatakan, sup itu dibeli untuk ayahnya yang sedang memulihkan diri dari operasi. Namun, ketika ia pulang dan membuka makanan untuk sang ayah, sup tersebut hanya memiliki "3,5--4 irisan kecil ikan yang menyedihkan di dalamnya."
Advertisement
"Ini adalah perampokan di siang hari!" tulis pengguna. "Standarnya menurun sejak mereka mulai membuka lebih banyak gerai, dan sup ikannya tidak seperti dulu lagi. Bahkan, gerai di Changi Village tidak lagi bagus (kualitas makannya)."
"Tapi selain rasa, menagih 9,5 dolar Singapura untuk empat irisan kecil ikan yang menyedihkan di outlet Compass One benar-benar menyisakan banyak hal yang diinginkan," imbuhnya.
Di komentar unggahan, pengguna membagikan bahwa mereka sudah menghubungi tim manajemen, yang mengatakan seharusnya ada lima potong ikan dalam sup tersebut. "Itu masih terlalu mahal menurut saya," kata pengguna tersebut.
Banyak warganet setuju dalam komentar bahwa hidangan sup ikan itu terlalu mahal. Beberapa bahkan berbagi pengalaman serupa dari toko yang sama.
Tanggapan Warung Makan
Pada Mothership, King Grouper Fish Soup memastikan bahwa ini bukan praktik getok harga. Pihaknya berbagi, mereka telah menerima komplain atas kejadian ini dan segera menawarkan pengembalian uang pada pelanggan, lalu ditindaklanjuti dengan memberi teguran pada outlet terkait.
"Meski kami tidak dapat memverifikasi komplain, kami mencatat bahwa pekerja mungkin (telah membuat) kesalahan dengan memasukkan hanya empat potong ikan, bukan lima potong untuk sup ikan kerapu merah yang dipesan," katanya.
Warung makan tersebut mengatakan bahwa itu adalah kebijakan mereka untuk memberi pengembalian uang pada pelanggan jika mereka tidak puas dengan makanan atau layanannya. Kios itu juga berbagi bahwa pelanggan menolak pengembalian uang, semata ingin memberi tahu mereka bahwa "tidak adil rasanya membayar begitu banyak untuk (makanan) begitu sedikit."
Mengenai harga makanan, King Grouper Fish Soup mengatakan bahwa mereka yakin harga mereka mirip dengan harga pasar jika dibandingkan dengan gerai sup ikan lain.
Advertisement
Kasus Serupa
Ini bukan kasus diduga getok harga pertama yang jadi sensasi online. Di Indonesia, kasus serupa sudah bikin heboh dari waktu ke waktu, termasuk di musim mudik Lebaran 2023, beberapa bulan lalu.
Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (jubir PSI), Sigit Widodo, melalui kicauan di akun Twitter-nya, 22 April 2023, mengaku jadi korban getok harga. Ia menulis, "Buat yang sedang istirahat di rest area KM 86A tol Cipali dan ingin ngirit, saya sarankan jangan makan di sini. Dua porsi nasi ayam dan teh dalam kemasan harganya Rp155.000 dan penjualnya ngotot dibayar setelah makan."
"Tapi kalau sedang mau beramal saat Lebaran, ya boleh saja. #Mudik2023," imbuhnya, menyertakan foto rumah makan yang dimaksud. Salah satu balasan tweet ini menanyakan apakah Sigit tidak lebih dulu menanyakan harga makanan tersebut. Ia menjawab, "Pas nanya (harga makanan) dijawab, 'Makan dulu saja, bayarnya nanti.'"
Setelah kicauan itu jadi viral, Sigit menambahkan, "Sudah ditanggapi dengan sangat baik oleh RM. H*d*a. Saya berharap bisa dilakukan perbaikan sesuai harapan konsumen yang sebenarnya sangat mendukung UMKM dan menginginkan UMKM lokal bisa bersaing dengan brand-brand besar. Saya doakan RM. H*d*a semakin maju."
Tanggapan Pemilik Warung
Narasi itu ditulis setelah ada salah satu akun, yang disebut sebagai pemilik rumah makan di rest area tol Cipali tersebut, membalas dengan menulis, "Sekali lagi kami memohon maaf, dan akan segera memperbaiki sistem pembayaran dan melayani customer. Terima kasih, pak. Salam."
Di kicauan berbeda, ia mengutarakan, "Rekan-rekan @ASTRATolCipali, saya mengapreasiasi langkah cepat dan tegas pada RM H*d*a. Namun kalau boleh, saya minta sanksi yang diberikan bukan penutupan karena akan berdampak pada hajat hidup keluarga pemilik dan pekerja."
"Kalau boleh usul, RM H*d*a diminta membuat pernyataan untuk tidak akan mengulangi perbuatan ini di masa depan dan memasang poster besar berisi harga makanan agar bisa dengan jelas dilihat oleh konsumen," sambung Sigit. "Sepulang mudik, jika diperlukan, saya bersedia datang untuk bertemu pemilik dan pengelola untuk menuntaskan masalah ini."
Ia juga me-retweet pernyataan lanjutan dari warganet diduga pemilik rumah makan tersebut. Keterangan dalam kicauan itu berbunyi, "Mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan service dari karyawan yang bekerja di lapangan, apalagi mengenai harga yang kurang sesuai. Hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi untuk team management RM.H*d*a terkait hal-hal tersebut."
Advertisement