Liputan6.com, Jakarta - Gunung Burni Telong merupakan salah satu gunung yang ada di Aceh dengan ketinggian puncaknya mencapai 2624 mdpl. Pendakian ke gunung ini dimulai dari Kabupaten Bener Meriah.
Mengutip dari laman Gunung Bagging, ini merupakan sebuah kompleks gunung berapi aktif yang secara historis sering didaki. Puncaknya menawarkan pemandangan indah dan dapat dicapai dalam beberapa jam.
Nama lain gunung ini adalah Gunung Tutong, Gunung Boer Moetelong, atau Gunung Telong. Secara administratif, letaknya di Kabupaten Aceh Tengah.
Advertisement
Gunung Burni Telong termasuk jenis gunung berapi kerucut. Gunung Burni Telong pernah meletus sebanyak lima kali yakni sejak 1837 dan terakhir pada 1924.
Masih banyak hal mengenai Gunung Burni Telong. Berikut enam fakta menarik Gunung Burni Telong yang dirangkum Liputan6.com pada Rabu, 8 Novemebr 2023.
1. Gunung Paling Populer di Aceh
Bur ni Telong mungkin merupakan pendakian paling populer dan terfavorit di Aceh, dengan pos registrasi yang layak di ujung jalan setapak, rambu-rambu yang akurat, dan jalur yang lurus. Siswa lokal mendaki ke puncak setiap akhir pekan, namun bahkan pada hari kerja Anda kemungkinan besar akan bertemu dengan pendaki lain di jalur tersebut.
Pos Ranger berada di ketinggian 1.568 mdpl adalah tempat untuk memulai pendakian, sebuah bangunan di puncak jalan kecil dari jalan utama Bireuen-Takengon di Lampahan. Sepeda motor dapat ditinggal di sini dengan biaya parkir dan mungkin bahkan satu atau dua mobil.
2. Waktu Terbaik Pendakian
Waktu terbaik untuk menikmati pemandangan dari puncak Bur ni Telong adalah setelah matahari terbit. Oleh karena itu, sebagian besar pendaki berkemah di salah satu tempat yang paling cocok di jalur tersebut.
Namun, ada kemungkinan untuk menemukan pemandu lokal yang bersedia berangkat pada dini hari yaitu sekitar pukul 01.30 atau 02.00 untuk mencapai puncak tepat setelah pukul 06.00 pagi.
3. Ekowisata di Gunung Telong
Gunung Burni Telong memiliki ekowisata yang berkaitan dengan flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Jenis tumbuhan yang dijadikan sebagai objek ekowisata adalah edelweis dan kantong semar.
Sedangkan ekowisata dengan fauna utamanya melalui primata dan burung. Di dalam Gunung Burni Telong hidup beberapa hewan endemik seperti kedih dan siamang. Di samping itu terdapat pula sekitar 11 jenis burung endemik Pulau Sumatera dan 51 jenis burung lainnya.
Advertisement
4. Sejarah Letusan
Gunung Burni Telong tercatat pernah meletus sebanyak 5 kali. Tiga kali pada pertengahan abad ke-19 Masehi dan dua kali pada awal abad ke-20 Masehi. Gunung Burni Telong meletus untuk pertama kali pada akhir September 1837.
Letusan terjadi beberapa kali disertai dengan gempa bumi yang merusak kawasan di sekitarnya. Letusan ini merupakan letusan dengan kondisi normal pada kawah pusat. Letusan kedua terjadi pada 12 dan 13 Januari 1839.
Letusan ini mengeluarkan abu yang menyebar hingga ke Pulau Weh. Letusan ketiga terjadi pada 14 April 1856. Pada letusan ini keluar abu dan batu dari kawah. Gunung Burni Telong berhenti meletus lebih dari setengah abad.
Letusan keempat baru terjadi pada bulan Desember tahun 1919 dengan letusan yang normal. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 7 Desember 1924. Letusan ini sangat kecil sehingga hanya menampakkan lima tiang asap di langit.
5. Terdapat Goa dan Danau
Sekitar 20 menit dari puncak terdapat sebuah gua kecil di ketinggian 2.489 mdpl di sebelah kanan yang ideal sebagai tempat berlindung saat cuaca buruk. Tepat di luar gua ini terdapat bagian jalan bertali yang memerlukan kehati-hatian saat Anda berhenti di atas batu yang curam.
Pemandangannya sangat indah, dengan banyak puncak yang diselimuti hutan di segala arah, termasuk Bur ni Kelieten di sisi lain Danau Laut Tawar. Sayang sekali tidak ada jalur antara Telong dan Geureudong karena keduanya merupakan bagian dari wilayah yang sama.
4. Rute Pendakian di Gunung Burni Telong
Dari Pos Ranger, rutenya mengikuti jalan beraspal yang sedikit licin melewati perkebunan kopi. Dalam waktu 30 menit Anda seharusnya sudah mencapai Pintu Rimba (1.726m) yang merupakan pintu masuk hutan.
Shelter 1 berada di ketinggian 1.805 mdpl segera menyusul dan turun ke kiri jalan setapak yang merupakan sumber air terakhir di gunung. Sementara Shelter 2 di ketinggian 2.010 mdpl dan Shelter 3 berada di ketinggian 2.095 mdpl segera menyusul, dan sebagian besar pendaki akan mencapai Shelter 3 dalam waktu 2 jam atau kurang.
Apabila cuaca bagus maka pemandangan juga bisa terlihat, puncak Burni Telong terdapat di sebelah kiri. Jika Anda pernah berkemah di Shelter 3 dan ingin mencapai puncak saat matahari terbit, maka waktu terbaik untuk berangkat adalah antara jam 3 dan 4 pagi, tergantung kecepatan Anda.
Matahari terbit di sini baru terlihat sekitar pukul 06.30, namun langit cerah mulai sekitar pukul 06.00. Pendaki cepat bisa mencapai puncak dalam waktu dua jam, namun banyak juga yang membutuhkan waktu lebih lama.
Tidak lama setelah Shelter 3, ujung hutan tercapai, dan pemandangan terbuka dari sini hingga ke puncak. Pemandangannya sangat indah di malam hari, dengan konstelasi bintang di atasnya. Pendaki yang sehat dapat kembali ke Shelter 3 dalam waktu sekitar 1 jam, dan hanya memerlukan satu jam lagi dari sana untuk mencapai ujung jalan setapak.
Advertisement