Venesia Berlakukan Biaya Masuk Kunjungan Harian Mulai Tahun 2024, Wisatawan Wajib Daftar

Pemerintah Kota Venesia, Italia akan memberlakukan biaya masuk bagi para wisatawan yang melakukan kunjungan selama satu hari, mulai tahun 2024.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 26 Nov 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2023, 13:00 WIB
Venesia
Seekor burung camar berdiri di Jembatan Rialto di Venesia, pada 21 Mei 2021. (Marco Bertorello / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Venesia, Italia  akan memberlakukan biaya masuk bagi para wisatawan yang melakukan kunjungan selama satu hari, mulai tahun 2024. Dilansir dari CNN, Jumat, 24 November 2023, pemerintah kota Venesia, juga sudah menyetujui tanggal dan harga biaya masuk untuk destinasi wisata yang terdaftar di UNESCO itu.

Akan ada 29 hari yang terkena dampak aturan tersebut, antara bulan April dan Juli 2024. Biaya masuknya tetap sebesar 5 euro atau sekitar Rp84,8 ribu pada hari apa pun saat biaya harus dibayarkan. Besaran biaya yang telah diperdebatkan sebelumnya tidak diberlakukan pada 2024 dan tidak akan ada pengurangan biaya.

Sementara sebagai percobaan, untuk aturan tersebut mencakup bulan April hingga pertengahan Juli 2024. Periode 26 April hingga 5 Mei mengawali musim, yang dilanjutkan setiap hari Sabtu dan Minggu dari bulan Mei hingga 14 Juli. Tanggal 1--2 Juni tidak termasuk dan tanggal untuk sisa tahun ini belum ditentukan.

Biaya ini harus dibayar bagi siapa pun yang memasuki kota mulai pukul 08.30--16.00 sore. Program biaya masuk ini akan dikelola melalui platform online yang akan mengeluarkan "tiket" berupa kode QR yang mengonfirmasi pembayaran atau pengecualian pembayaran.

Selain via online, juga akan ada kios di kota tersebut yang juga diperuntukan untuk membayar biaya masuk. Pengunjung dapat mendaftar secara online mulai 16 Januari 2024. Mereka yang mengklaim pengecualian juga harus mendaftar untuk mendapatkan kode QR, termasuk tamu yang menginap.

 

Siapa Saja yang Wajib Membayar?

Venesia
Wali Kota Luigi Brugnaro menyambut baik keputusan tersebut sebagai bukti bahwa "Venesia tidak dalam bahaya," dan menyebut rekomendasi para ahli itu "menyesatkan." (AP Photo/Luca Bruno)

Singkatnya, semua wisatawan berusia 14 tahun ke atas yang tidak bermalam di kota harus membayar. Tamu yang bermalam di kota tersebut juga harus mendaftar secara online, untuk mendapatkan kode QR yang menunjukkan pengecualian pembayaran untuk mereka.

Ada pengecualian lain untuk skema ini, meskipun siapa pun yang dikecualikan tetap harus membawa kode QR yang membuktikan hal tersebut. Selain penduduk kota dan orang yang lahir di Venesia, juga diwajibkan untuk menunjukkan bukti tempat tinggal atau kelahiran.

Orang yang memiliki properti di kota dan membayar pajak properti, pelajar, dan penumpang yang bekerja di Venesia juga harus mendaftar di platform online baru untuk mendapatkan kode QR jangka panjang yang valid untuk tahun tersebut. Mereka yang mengunjungi kota untuk keperluan bisnis atau studi jangka pendek juga dikecualikan, tetapi harus mendaftar untuk mendapatkan kode QR harian. 

Hal yang sama berlaku bagi wisatawan yang bermalam di Kotamadya Venesia yang lebih luas. Mencakup Mestre di daratan, dan mereka yang mengunjungi penduduk di tempat yang dijuluki "Kota Tua" yaitu pusat bersejarah Venesia.

Anak-anak di bawah 14 tahun juga tidak akan membayar, begitu pula orang-orang dengan "disabilitas tersertifikasi", serta pengasuh mereka. Namun, mereka pun harus memesan dan menerima kode QR secara gratis.

Akan Ada Tujuh Titik Akses Utama dan Pemeriksaan Tiket

Venesia
Venesia juga menghindari masuk ke dalam daftar situs yang terancam punah dua tahun lalu setelah pemerintah Roma mengumumkan larangan bagi kapal-kapal pesiar besar untuk melewati Lapangan Santo Markus dan kanal Giudecca. (AP Photo/Luca Bruno)

Mereka yang tinggal di Venesia tidak akan membayar biaya masuk, karena mereka sudah membayar pajak semalam. Namun, mereka tetap memerlukan kode QR. Juru bicara dewan menyarankan kepada CNN bahwa hotel lokal kemungkinan akan mengatur kode untuk tamu mereka. Jika tidak, pengunjung harus mendaftarkan pengecualiannya sebelum kedatangan.

Akan ada tujuh titik akses utama dan pemeriksaan tiket, termasuk bandara, stasiun kereta api dan bus, pelabuhan Fusina, serta tepi laut Fondamente Nove dan Riva degli Schiavoni, yang menjadi tempat banyak kapal berlabuh. Seorang juru bicara dewan menegaskan bahwa pos-pos tersebut bukan satu-satunya pos pemeriksaan, namun ia tidak dapat mengatakan di mana pos-pos lainnya akan berada.

Pada 2024, kota ini telah membebaskan biaya bagi mereka yang bepergian ke sebagian besar pulau laguna, termasuk pusat pengunjung Murano dan Burano, serta Lido, yang merupakan rumah bagi pantai-pantai kota tersebut. Namun, sebagian besar pengunjung ke Murano dan Burano tetap harus membayar biayanya, lantaran sebagian besar tiba dengan menaiki feri vaporetto dari pusat kota.

Orang yang transit melalui Piazzale Roma (terminal bus), Tronchetto, atau Stazione Marittima (tempat kapal pesiar kecil masih berlabuh) akan dikecualikan, selama mereka tidak menyeberang ke "Kota Tua". Denda akan berkisar dari 50 euro sekitar Rp849 ribu hingga 300 euro sekitar Rp5 juta, per orang.

Ditujukan untuk Membatasi Perjalanan

Venesia
Namun juga cemoohan dari para pencinta lingkungan dan ilmuwan yang khawatir akan dampak pariwisata massal dan perubahan iklim di kota laguna bertingkat tersebut. (AP Photo/Luca Bruno)

Biaya tersebut pertama kali dibahas pada 2019 dan akhirnya disetujui untuk diperkenalkan pada 2024 oleh anggota dewan kota pada 23 September 2023. Sedangkan jumlah yang harus dibayarkan dan tanggal yang berlaku untuk 2024 dipilih pada 23 November 2023.

Adapun tujuan aturan ini adalah untuk kepadatan di area wisata antara penduduk, pengguna kota, dan pengunjung Kota Tua yang ingin merasakan emosi positif di situs Warisan Dunia UNESCO. "Ini bukanlah sebuah revolusi, namun langkah pertama dalam mengatur akses pengunjung harian, sebuah eksperimen yang bertujuan untuk meningkatkan kelayakan hidup kota, siapa yang tinggal di sini dan bekerja di sini," Walikota Luigi Brugnaro dalam pertemuan dengan dewan kota.

"Venesia adalah kota pertama di dunia yang memulai perjalanan ini dan dapat menjadi contoh bagi kota-kota rapuh lainnya yang harus dilestarikan," jelasnya.

Dia memperingatkan bahwa mungkin ada "masalah" di masa depan dengan sistem ini, sehingga pihaknya pun siap melakukan perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki prosedur. Kedatangan pengunjung akan terus dipantau oleh Smart Control Room kota, yang menggunakan teknologi ponsel serta CCTV.

Cara ini untuk memantau ke mana orang pergi, dan membantu menentukan tanggal untuk mengaktifkan program tersebut. Hasil dari biaya tersebut akan digunakan untuk berkomunikasi dengan wisatawan agar berperilaku lebih bertanggung jawab dan menghidupi kota dengan lebih baik, kata Brugnaro kepada wartawan. 

Infografis Cara Generasi 90-an Jalani Liburan Sekolah
Infografis Cara Generasi 90-an Jalani Liburan Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya