Mengenal Dadiah Kabau, Yogurt Khas Minangkabau yang Difermentasi dalam Bambu

Ada begitu banyak makanan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk yang terbuat dari olahan susu. Salah satunya dadiah kabau yang mungkin untuk sebagian orang kurang familiar.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 12 Feb 2024, 06:30 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2024, 06:30 WIB
Mengenal Dadiah Kabau, Yogurt khas Minangkabau yang dikemas dalam Bambu
Mengenal Dadiah Kabau, Yogurt khas Minangkabau yang dikemas dalam bambu. (Dok: Instagram @sibungbung https://www.instagram.com/reel/C2uTYFbpEUI/?igsh=ajI0b2Y1OGY1NTZ3)

Liputan6.com, Jakarta - Ada begitu banyak makanan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk yang terbuat dari olahan susu. Salah satunya dadiah kabau yang mungkin untuk sebagian orang kurang familiar.

Dadiah kabau adalah makanan khas Minangkabau, Sumatera Barat mirip yogurt yang dikemas dalam bambu. Seorang konten kreator pun penasaran hingga membeli makanan unik tersebut lalu memperlihatkannya ke warganet.

"Kalo di Jakarta ini langka ya, kalau orang Jakarta mungkin nggak tahu karena aku pun nggak tahu," ungkap konten kreator @sibungbung melalui Instagram yang diunggah pada Selasa, 30 Januari 2024.

Ia lalu menjelaskan tentang makanan tersebut, dadiah kabau atau susu kabau (kerbau). Saat pertama kali melihatnya, sang konten kreator mengaku mirip keju tapi setelah dicium baunya justru mirip yogurt. "Jadi ini yogurt Minangkabau," cetusnya.

Dadiah kabau yang dibuat dari susu kerbau, sekilas dari video yang terlihat teksturnya mirip yogurt. Makanan tradisional itu tidak cair seperti susu, namun juga tidak padat selayaknya keju.

"Em, asem. Tapi enak, em.. bener kayak yogurt," ulasnya ketika mencoba sambil memberi tahu bahwa teksturnya juga terasa lembut.

"Yogurt banget nih, ada nggak di daerah kalian namanya apa?" tanyanya ke warganet.

Mengutip dari laman Indonesia Kaya, Jumat, 9 Februari 2024, salah satu daerah di Minangkabau yang terkenal membuat dadiah kabau adalah kawasan segitiga Agam-Tanah Datar-Lima Puluah Koto atau yang disebut juga dengan ‘Luhak Nan Tigo’.

 

Cara Pembuatan Dadiah Kabau

6 Fakta Menarik tentang Batusangkar yang Jadi Benteng Belanda Saat Perang Padri
Dadiah, yoghurt khas Minang (dok. Instagram @gnfi / https://www.instagram.com/p/8XY8LwNPhu/?igshid=1kms5kqq6flro / Dinda Rizky)

Dalam pembuatannya, susu kerbau yang difermentasi secara alami di dalam buluh atau ruas batang bambu. Biasanya, fermentasi yang terjadi berlangsung setidaknya selama satu hari penuh. Tetapi umumnya yang telah dilepas ke pasar adalah dadiah berumur dua hari.

Proses fermentasi ini kemudian menghasilkan sejenis krim padat bertekstur lembut dan cita rasa yang asam. Semakin lama umur fermentasinya, dadiah yang dihasilkan bakal semakin padat dan mengeras.

Dadiah mutlak hanya bisa dibuat menggunakan susu kerbau segar yang baru diperah. Penggunaan susu jenis lain, semisal susu sapi terbukti tak akan menghasilkan dadiah. Susu segar ini biasanya disaring dulu, lalu langsung ditampung dalam buluh atau ruas bambu dengan panjang sekitar 20-30 centimeter.

Ruas-ruas bambu ini lalu ditutup serta disimpan selama proses fermentasinya berlangsung. Karenanya, proses pembuatan dadiah biasanya dimulai selepas subuh, bersamaan aktivitas para peternak mulai memerah susu dari kerbau.

Keunikan Dadiah

Ampiang dadiah khas Minangkabau. (Liputan6.com/ https://www.saribundo.biz/)
Ampiang dadiah khas Minangkabau. (Liputan6.com/ saribundo.biz)

Selain bahan baku susu pembuatan dadiah kabau yang unik, proses fermentasinya juga berlangsung secara spontan dalam wadah bambu. Hal ini tentu berbeda dengan yoghurt pada umumnya yang memerlukan tambahan kultur mikroba tertentu sebagai permulaan saat proses fermentasinya.

Kedua produk yang dihasilkan juga memiliki karakteristik berbeda. Kalau yogurt tetap bersifat cair tetapi sedikit mengental, maka dadiah cenderung mengeras.

Keunikan lain dari dadiah yakni cara menikmatinya. Cara paling populer dalam menyantap makanan ini adalah dengan menyajikannya bersama emping beras atau disebut juga dengan ampiang dadiah. Rasa asam dadiah yang berpadu dengan kerenyahan emping beras ditambah siraman gula aren merupakan suatu kombinasi yang lezat.

Uniknya lagi dadiah juga bisa disantap sebagai lauk pauk bersama sambalado (cabai), bawang, dan sirih. Perpaduan tersebut menghasilkan rasa asam dan pedas yang segar sebagai teman menyantap nasi. Begitu disantap bersama nasi, sirih berfungsi menghilangkan aroma asam atau amis yang dihasilkan lewat proses fermentasi.

Keju Dangke khas Enrekang

Keju Danke merupakan keju lokal yang dikonsumsi oleh para bangsawan
Keju Dangke merupakan keju lokal yang dikonsumsi oleh para bangsawan. (Dok: Instagram https://www.instagram.com/p/BSsYQjJh3pq/?igsh=ZTFtbHlrZjBuZzl6)

Selain dadiah, ada pula makanan tradisional yang merupakan olahan susu. Adalah dangke, keju khas Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan yang berbahan baku utama susu sapi yang sudah melalui proses pembekuan secara tradisional dan alami.

Proses penggumpalan susu dilakukan dengan menggunakan daun dan buah pepaya. Secara alamiah, enzim daun dan buah pepaya mengubah susu kerbau menjadi padat setelah terjadi pemisahan antara protein dan air.

Hasil penggumpalan inilah yang kemudian dimasak dan dicetak dalam tempurung kelapa yang telah dibelah menjadi dua bagian. Keju dangke yang bentuknya mirip tahu, memiliki rasa gurih dengan aroma khas keju.

Teksturnya terasa kenyal dan warnanya putih agak kekuningan. Aman untuk kesehatan karena tanpa sedikit pun campuran bahan pengawet. Bukan hanya steril dalam proses pembuatan, hewan sapi yang akan diambil susunya juga terjaga kesehatannya. Sapi perahnya setiap hari dimandikan, kemudian air susu diperas dan dikumpulkan pada sebuah wadah yang juga terjaga kebersihannya. 

Infografis Tradisi Makan Bersama dari Berbagai Daerah di Indonesia
Infografis Tradisi Makan Bersama dari Berbagai Daerah di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya