Jelajah Kearifan Lokal dan Kuliner Lezat di Sungai Amandit saat Festival Bamboo Rafting Loksado

Festival Bamboo Rafting Loksado merupakan festival daerah berskala nasional yang digelar Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

oleh Fachri pada 16 Jul 2024, 17:40 WIB
Diperbarui 16 Jul 2024, 17:37 WIB
Arum Jeram Rakit Bambu.
Arum Jeram Rakit Bambu. (Foto: Geopark Meratus)

Liputan6.com, Jakarta Destinasi wisata di Kalimantan Selatan tidak hanya sekadar keindahan alam semata yang bisa dinikmati di Geopark Meratus, melainkan ada pula kearifan lokal yang bisa dirasakan oleh para wisatawan.

Salah satu kearifan lokal yang dibalut dengan kegiatan menarik adalah Festival Bamboo Rafting Loksado. Festival tahunan tersebut merupakan kegiatan susur Sungai Amandit dengan rakit bambu dengan jarak tempuh yang dilalui sekitar 14 km atau sekitar 2-3 jam.

Selain itu, Festival Bamboo Rafting Loksado juga merupakan festival daerah berskala nasional yang digelar Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Tak hanya pemerintah setempat, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor pun turut andil dalam Festival Bamboo Rafting Loksado. Paman Birin bahkan pada tahun ini, turut membuka Festival Bamboo Rafting Loksado yang berjalan dengan sukses.

Arum Jeram Rakit Bambu.
Arum Jeram Rakit Bambu. (Foto: Geopark Meratus)

Secara keseluruhan, terdapat 100 rakit bambu yang bisa dinaiki para peserta dengan kapasitas maksimal 3 orang dan 1 joki berpengalaman. Festival ini akan membawa para wisatawan menyusuri sungai dengan rakit bambu sekaligus menaklukkan jeram di sepanjang Sungai Amandit.

Kegiatan bamboo rafting diawali dari titik pelepasan di All Outbound Loksado sampai dengan Dermaga Bamboo Rafting Ni’ih Hulu Banyu sebagai titik akhir. Tidak hanya menantang, kegiatan ini juga menjadi cara lain yang bisa dilakukan wisatawan untuk menikmati keindahan alam Loksado.

Sepanjang susur sungai, wisatawan pun dapat menjumpai tanaman khas hutan hujan tropis, aktivitas perladangan atau perkebunan khas Suku Dayak Meratus, yakni pohon bambu. Fyi, bambu di sini dapat tumbuh subur dan maksimal karena berada pada tanah hasil dari pelapukan batuan produk aktivitas vulkanik.

Menikmati Kuliner di Festival Mahumbal

Festival Mahumbal.
Memasak di Festival Mahumbal. (Foto: Kemenparekraf)

Jika wisatawan mengikuti Festival Bamboo Rafting, tidak hanya kegiatan susur sungai saja yang dapat dirasakan. Pasalnya, para wisatawan juga bisa menikmati sajian kuliner lezat khas Dayak di Festival Mahumbal.

Di festival tersebut, wisatawan dapat melihat secara langsung proses memasak nasi dan ikan bapalan dalam ruas bambu yang sudah diberi bumbu. Kuliner tersebut juga disebut dengan nasi humbal yang menjadi asal mula nama Festival Mahumbal.

Tak hanya melihat proses masaknya yang unik, wisatawan juga diajak untuk menikmati secara langsung makanan tersebut. Uniknya, nasi humbal yang disajikan kepada para peserta menggunakan dedaunan yang biasa ditemukan di sekitar Hutan Meratus, Loksado.

Nah, jika ingin menjelajahi kearifan lokal di Kalimantan Selatan yang sudah menjadi salah satu dari 110 Karisma Event Nusantara (KEN) tersebut, jangan lupa berkunjung ke Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, pada pertengahan tahun, ya!

Lat but not least, ingin mengetahui lebih lanjut terkait pesona alam di Geopark Meratus? Kalian bisa tonton video di bawah ini!

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya