Kontroversi Petinju Wanita Diduga Transgender di Olimpiade Paris 2024, Lawannya Menyerah dalam 46 Detik

Aksi petinju wanita yang diduga transgender asal Aljazair Imane Khelif membuat publik mempertanyakan aturan penyelenggara Olimpiade Paris 2024.

oleh Henry diperbarui 02 Agu 2024, 10:51 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2024, 09:30 WIB
Petinju Aljazair, Imane Khelif (kiri), setelah pertarungan melawan petinju Italia, Angela Carini,
Petinju Aljazair, Imane Khelif (kiri), setelah pertarungan melawan petinju Italia, Angela Carini, pada pertarungan kelas 66 kg wanita di North Paris Arena, Villepinte, Kamis (1/8/2024). (AFP/Mohd Rasfan)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi petinju wanita diduga transgender Imane Khelif jadi kontroversi, sehingga membuat Olimpiade Paris 2024 makin disorot. Nama Imane Khelif mendadak jadi pembahasan dan bikin heboh setelah atlet berusia 25 tahun tersebut tampil di kelas 66kg dalam cabang olahraga tinju wanita.

Melansir AP, Jumat (2/8/2024), dalam laga perdana di Olimpiade 2024, Kamis, 1 Agustus 2024, waktu setempat, Khelif berhadapan dengan petinju Italia Angela Carini. Saat pertarungan baru berjalan 46 detik, Carini memilih mundur. Jangkauan tangan Khelif yang lebih panjang memberinya keunggulan.

Keduanya sama-sama lincah, tapi beberapa pukulan Khelif terlihat mengenai bagian kepala Carini. Sekitar 30 detik setelah laga dimulai, Carini meminta waktu untuk kembali ke sudutnya demi membetulkan pelindung kepala dengan dibantu pelatihnya.

Setelah pertarungan berlanjut, sebuah pukulan dari petinju asal Aljazair itu mengenai wajah Carini. Meski tak terjatuh, Carini mengangkat tangan kiri sebagai kode meminta waktu kembali ke sudut. Tak lama kemudian Carini dinyatakan kalah karena menyerah.

Wasit kemudian memanggil kedua petinju kembali ke tengah ring guna mengangkat tangan sang pemenang. Setelah Khelif dinyatakan menang, Carini berlutut dan menangis. Khelif sempat menghampirinya dan menepuk pundak Carini. Usai pertandingan, Carini mengaku mundur karena merasakan sakit luar biasa di hidungnya.

Petinju itu mengungkap bahwa ia mengundurkan diri setelah menerima pukulan lebih keras dari yang pernah ia terima sebelumnya dan khawatir hidungnya patah. "Saya patah hati," ucap Carini dilansir The Guardian, Jumat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lawan Khelif Menolak Bersalaman Usai Bertanding

Petinju Aljazair, Imane Khelif (kiri), memukul petinju Italia, Angela Carini
Petinju Aljazair, Imane Khelif (kiri), memukul petinju Italia, Angela Carini, pada pertarungan kelas 66 kg wanita di North Paris Arena, Villepinte, Kamis (1/8/2024). (AFP/Mohd Rasfan)

"Saya naik ring untuk menghormati ayah saya. Saya sering diberitahu bahwa saya adalah seorang pejuang, tapi saya lebih memilih berhenti demi kesehatan saya. Saya belum pernah merasakan pukulan seperti ini," lanjut Carini.

Setelah dinyatakan sebagai pemenang, Khelif sempat berusaha bersalaman dengan Carini, tapi tidak dihiraukan petinju Italia itu. Meski beitu, Carini tidak mau mengomentari soal Khelif yang disebut sebagai transgender.

"Bukan wewenang saya untuk menilai, apakah Khelif seharusnya dilarang mengikuti kompetisi. Saya telah melakukan tugas saya," terangnya.

Sebelum pertandingan, Komite Olimpiade Internasional dikecam karena mengizinkan Khelif dan Lin Yu Ting dari Taiwan bertanding di kategori wanita di Olimpiade 2024. Lin dijadwalkan menghadapi Sitora Turdibekova dari Uzbekistan dalam pertandingan kelas bulu di Paris pada hari ini, Jumat (2/8/2024).

Tahun lalu, kedua petinju didiskualifikasi dari kejuaraan dunia wanita 2023. Saat itu, Presiden Tinju Amatir Internasional (IBA) Umar Kremlev mengatakan bahwa tes DNA telah "membuktikan keduanya memiliki kromosom XY dan dengan demikian dikecualikan." XY adalah kromosom pria, sedangkan XX adalah kromosom wanita.


Kecaman dari JK Rowling dan Elon Musk

Ilustrasi logo Olimpiade
Ilustrasi logo Olimpiade. (Photo by Kyle Dias on Unsplash)

Khelif awalnya mengajukan banding atas keputusan IBA ke Pengadilan Arbitrase Olahraga, tapi menarik banding tersebut selama proses berlangsung. IBA  juga mengkritik IOC, yang memiliki peraturan yang kurang ketat untuk Olimpiade Paris.

"Peraturan IOC yang berbeda-beda tentang masalah ini, yang tidak melibatkan IBA, menimbulkan pertanyaan serius tentang keadilan kompetitif dan keselamatan atlet," kata Kremlev. Kejadian yang viral di media sosial ini mengundang komentar dari para figur publik, seperti JK Rowling dan Elon Musk.

Mereka menuduh Khelif "secara biologis laki-laki," meski tuduhan tersebut dianggap tidak berdasar oleh Komite Olimpiade Aljazair.

"Seorang petinju wanita muda baru saja kehilangan semua yang telah dia lakukan dan latih karena penyelenggara mengizinkan seorang pria untuk naik ring bersamanya. Anda memalukan. Olimpiade Paris akan selamanya ternoda oleh ketidakadilan brutal yang dilakukan terhadap Carini," cuit JK Rowling di Twitter atau X.

Sedangkan Musk mendukung unggahan dari Riley Gaines. Perenang Amerika Serikat itu menulis bahwa "laki-laki tidak cocok untuk olahraga perempuan," dan bos X itu membalas, "Benar sekali."


Pembelaan untuk Imane Khelif

Olimpiade - Ilustrasi Logo Olimpiade Paris 2024
Olimpiade - Ilustrasi Logo Olimpiade Paris 2024 (Bola.com/Adreanus Titus)

Di sisi lain, mengutip Daily Mail, Komite Olimpiade Aljazair (COA) mengecam keras serangan terhadap Imane Khelif. "COA mengutuk keras penargetan dan pencemaran nama baik yang tidak etis terhadap atlet kami yang terhormat, Imane Khelif, dengan propaganda yang tidak berdasar dari beberapa media asing," tutur COA.

"Serangan seperti itu sangat menyinggung prubadi dan martabatnya, ini sangat tidak adil, terutama saat ia mempersiapkan diri untuk mencapai puncak kariernya di Olimpiade. COA telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi juara kami," sambung pihaknya.

Sementara juru bicara IOC Mark Adams mengatakan, para atlet telah berkompetisi berkali-kali sebelumnya selama bertahun-tahun. Mereka tidak tiba-tiba datang. Mereka juga berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2020.

Ia menambahkan, Khelif dan Lin adalah "wanita menurut paspor mereka," dan bahwa semua orang dalam turnamen tersebut telah lulus aturan kelayakan kompetisi. Namun, IOC belum mengonfirmasi secara pasti apa saja aturan tersebut.

 

Infografis Rekor dalam Olimpiade (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis Rekor dalam Olimpiade (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya