Liputan6.com, Jakarta - Industri pariwisata kembali bergeliat pesat usai dihempas gelombang pandemi Covid-19. Tren-tren perjalanan wisata baru pun bermunculan, didorong minat kaum muda yang ingin bepergian. Salah satunya wisata event, termasuk konser dan sport tourism.Â
Event begitu semarak digelar dengan beragam format di berbagai tempat. Skalanya juga beragam, dari lokal, nasional, hingga global. Efeknya berganda dan ke mana-mana. Tak hanya penyelenggara event yang dapat keuntungan, tetapi juga industri pendukung event, seperti akomodasi, transportasi, hingga usaha kuliner yang dapat cuan.
Advertisement
Itu dipandang sebagai peluang menambah cuan oleh Golden Rama Tour and Travel hingga memasukkan sport tourism dan bentuk wisata yang diminati para pemuda lainnya sebagai bagian dari ekspansi bisnis mereka saat ini.
Advertisement
"Salah satu strategi kita khusus di tahun ini, kita banyak kembangkan program-program tematik, seperti konser atau kepemudaan. Kita punya lini produk yang jawab kebutuhan tersebut, terutama dengan digalakannya sport holiday," kata Lucky Albertinus, General Manager Hotel, Package, and VIBE Golden Rama, dalam sesi wawancara bersama media di Jakarta, Senin, 29 Juli 2024.
Konser dan beragam kompetisi lari marathon jadi dua fokus utama, tapi lomba lari marathon lah yang diandalkan pertama. Mereka menyiapkan paket bundling untuk calon peserta agar bisa berpartisipasi dalam beragam kegiatan major marathon global.
"Saat ini kami juga dua, kadang cuma tiketnya, tapi mostly bundling dengan servis lainnya. Tiket ini termasuk hotel. Bahkan kalau sport holiday, khususnya marathon, servis sudah dimulai sejak sebelum marathon," ujar Lucky.
Â
Lalu, Bagaimana dengan Paket Bundling Konser?
Servis yang dimaksud adalah penyediaan sesi pelatihan didampingi pelatih. Dengan pendampingan itu, mereka diharapkan bisa lebih memahami kondisi lapangan serta menyiapkan diri berdasarkan hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai dengan pengetahuan coach.
"Tiket yang dijual saat ini adalah kategori world major marathon. Kita mulai jual London Marathon 2025, slotnya sangat limited. Hampir sold out. Kita juga ada Tokyo Marathon dan beberapa marathon lainnya. Berlin Marathon bahkan dari 2018. Kita berharap juga bisa segera menambah New York Marathon," urai Lucky.
Lalu, bagaimana dengan paket bundling tiket konser? Lucky menyatakan peluang tetap ada mengingat tidak semua pemburu konser ingin repot mencari akomodasi dan transportasi secara mandiri. "Sometimes is not easy jual tiket karena susah dapat akomodasi kalau dapat tiket only. Dengan bundling, lebih peace of mind," ujarnya.
Kelebihan lain soal pembelian tiket bundling tiket konser adalah penawaran diskon untuk servis lainnya. Tapi, mewujudkan tidak sejumlah membalikkan telapak tangan. Menurut dia, banyak promotor, terutama di dalam negeri, tetapi ingin menggarap penjualan tiket konser sendiri.Â
Advertisement
Paket Bundling Event di Dalam Negeri Masih Menantang
"Artis luar negeri kita kemungkinan jualannya lebih besar, tapi di dalam negeri, promotor masih terus tektokan. Butuh formula tepat untuk kemitraan ini. Kalau luar negeri, lewat chanel kita, kita bisa dapat 20 tiket, 30 tiket," jelas Lucky.
Tak heran, pihaknya mengembangkan anak usaha baru yang bernama VIBE. Itu adalah semacam event organizer yang ke depannya diharapkan bisa arrange event bahkan membuat konser hingga menjual tiket di satu tempat. "Semua on the progress," ucapnya.
Deputi bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu menyebut paket bundling menjadi bukti bahwa event menghasilkan multiplier effect, khususnya yang skalanya besar. Efek yang dirasakan juga bisa langsung mengena pada masyarakat.
"Konser itu adalah suatu produk wisata dalam konteks event, karena event adalah produk... Saya ambil contoh sederhana, Seatrip suatu OTA yang juga sekarang udah masuk secara global, mereka dipercayakan menjual tiket, tapi dengan beberapa bundling yang lain. Artinya, bahwa konser ini menciptakan kreativitas orang untuk membuat paket-paket yang jadi satu kesatuan," ujarnya.
Meski begitu, tak dipungkiri bahwa masih banyak peminat yang membeli tiket konser terpisah dengan akomodasi dan transportasi. Itu bahkan berlaku secara global. Tapi, segmentasi pasar yang tak mau repot tetap terbuka luas.
Â
Jangan Pikirkan Cuan tanpa Keberlanjutan
Di sisi lain, pria yang akrab disapa VJ itu mengingatkan agar para pengusaha maupun pemerintah daerah bisa memanfaatkan penyelenggaraan event secara berkelanjutan. Mendapatkan untung adalah hal yang wajar, tapi harus pula dipikirkan bahwa kenaikan itu bisa dianggap masuk logika penonton atau calon penonton yang hadir.
"Karena concern secara umum dari masyarakat itu, transport kita itu mahal, akomodasi juga. itu terjadi dimana-mana. Bahwa setiap kali ada event yang sifatnya global, yang betul-betul mega, pasti diikuti kenaikan harga akomodasi, juga F&B. Tapi, kami himbau kepada mereka itu, kenaikan daripada itu harus reasonable," kata VJ ditemui Tim Lifestyle Liputan6.com di kesempatan berbeda.
Ia mencontohkan penyelenggaraan kompetisi Formula 1 di Melbourne, Australia, yang sempat dihadirinya. Ia menyebut pengelola akomodasi dan lain-lain tidak menaikkan harga secara rata di semua hari penyelenggaraan kegiatan. Kenaikan harga tertinggi hanya terjadi di hari puncak, sedangkan hari lainnya kenaikan tidak terlalu banyak.
"Kenaikan itu jangan pukul rata, dari hari pertama sampai terakhir rata. Apa yang dilakukan oleh Melbourne saat F1, mereka melihat hari mana yang puncak, di situ harganya dinaikkan 3--4 kali lipat. Tapi di hari lain, kenaikannya wajar, setengah atau satu kali lipat. Kita mengimbau penyelenggara dan pemerintah daerah seperti itu," imbau VJ.
Advertisement