Liputan6.com, Jakarta - Denim sering disebut material yang tak lekang waktu atau selalu sesuai zaman. Ide menggabungan bahan denim dengan wastra pun bisa menghasilkan tampilan fesyen trendi sekaligus modern, serta unik dengan menyematkan budaya.
Inspirasi tampilan denim yang digabungkan dengan wastra Nusantara tersebut tampil di ajang Spotlight 2024 yang berlangsung pada hari pertama, Kamis, 12 Desember 2024 di JCC Senayan. Salah satu jenama yang mengusung adalah saat kolaborasi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat dengan BooLao.
Advertisement
Baca Juga
Belasan model melenggang dengan koleksi yang memperlihatkan bahwa denim juga cocok jika dikombinasikan dengan wastra seperti batik. Mengusung dominasi nuansa biru, BooLao memang sudah terkenal acap kali menelurkan koleksi sarat unsur wastra dan kali ini jenama tersebut juga turut menambahkan teknik celup tie dye yang membuat koleksi tampak menarik.
Advertisement
Deretan busana untuk laki-laki itu tampil dalam perpaduan berbagai motif batik dan yang tampak menonjol adalah motif batik mega mendung yang seringnya memang bernuansa biru. Ada banyak tampolan jaket untuk pria yang didesain memadukan wastra dalam patchwork yang ditempel.
Padu-padannya menarik dan tak terlalu mencolok jika dipakai pria yang rata-rata hanya mengandalkan busana berwarna netral seperti hitam, putih, maupun biru. Celana denim juga sangat kreatif diaplikasikan bersama kain dengan teknik tie dye.
Ada pula potongan asimetris denim yang dipadu celana bahan hitam yang tampak kreatif. Tak hanya jaket, ada pula vest yang serasi dipadu atasan kemeja putih. Bukan hanya sarat budaya lokal, koleksi tampak turut memerhatikan keseimbangan padu-padannya untuk para pria, agar tampak modis dan tetap bisa menunjukkan sisi maskulinitasnya
Koleksi Memukau Batik
Mengutip dari kanal Showbiz Liputan6.com, Debby Fauziyanto, desainer batik terkemuka yang telah membangun reputasi sejak 2015, kembali memukau publik dengan batik ciptaannya di Spotlight: Cultural Fusion 2024 yang berlangsung di Jakarta, Jumat, 13 Desember 2024.
Dijelaskan oleh Debz, koleksi kali ini, yang bertajuk "Rhapsody", mengusung tema Androgini. "Ini yang menggambarkan gaya yang menggabungkan elemen feminin dan maskulin, menciptakan tampilan yang netral dan bebas dari batasan gender tradisional," paparnya.
"Androgini, sebagai simbol keabadian dan transendensi, mencerminkan pencarian akan kesatuan antara dunia yang berbeda," kata sang desainer menambahkan penjelasannya.
Debby mengangkat konsep ini untuk menonjolkan kebebasan ekspresi dan kesetaraan melalui desain longgar dan A-line yang menghasilkan siluet elegan namun tetap memprioritaskan kenyamanan.
Pada acara Spotlight kali ini, Debz, sapaan Debby Fauziyanto yang juga jadi nama karyanya, berkolaborasi dengan Bagäda, sebuah brand tas handmade lokal berkualitas yang didirikan oleh Aida Salim bersama anaknya, Shanon.
Keduanya memiliki kecintaan yang sama terhadap tas-tas modis dan berkualitas. Terinspirasi dari merek-merek internasional, mereka memiliki visi untuk menciptakan brand tas kulit asal Indonesia yang mengutamakan kualitas, dan mampu bersaing dengan merek-merek ternama dunia.
Advertisement
Geliat Industri Fesyen Berbasis Budaya
SPOTLIGHT 2024 digelar di Jakarta Convention Centre Assembly Hall (JCC), Senayan, Jakarta pada 12--15 Desember 2024, untuk mempromosikan budaya dan fesyen berkelanjutan. Mengusung tema "Cultural Fusion," ajang ini melibatkan lebih dari 100 desainer, serta sejumlah perajin, pelaku bisnis UMKM, dan pecinta fesyen Tanah Air.
Acara yang diinisiasiIndonesian Fashion Chamber (IFC) ini berisi pameran, fashion show, talkshow, mentorship, serta kompetisi. National Chairwoman IFC, Lenny Agustin, mengungkap bahwa Spotlight 2024 sangat istimewa dan berbeda dari sebelumnya, karena diselenggarakan di JCC guno menampung antusiasme publik.
"SPOTLIGHT meng-highlight wastra dan budaya Tanah Air, jadi ruang pamer bagi (pelaku) industri kreatif," kata Lenny saat ditemui di JCC Senayan Jakarta, Kamis, 12 Desember 2024. Menurut dia, acara ini diselenggarakan untuk memunculkan geliat industri fesyen berbasis budaya.
Dengan demikian, produk modenya akan memajukan perajin, desainer, dan UMKM sebagai pelaku industri kreatif. Pihaknya pun ingin memfasilitasi lebih banyak pelaku industri. "SPOTLIGHTÂ kali ini mengangkat 'Cultural Fusion,' di mana kita bisa memadukan semua budaya Indonesia dan membebaskan para desainer untuk berkreasi tanpa batas," sambung Lenny.
Menjembatani Indonesia ke Pasar Internasional
Ia berbagi, inspirasi para desainer bisa berasal budaya mana pun, tidak sebatas budaya Indonesia. Proses kurasi mereka merepresentasi karya-karya sarat akan unsur Indonesia, mengangkat berbagai aspek lokal, namun bukan hanya budaya tradisional. "Budaya yang lebih luas, tidak mati, dan lebih dinamis," ujar dia.  Â
Selain wasta, sebut Lenny, SPOTLIGHT 2024 menargetkan nilai-nilai lokal lainnya. "Local fashion jadi sebuah kekuatan untuk bersaing dengan fashion internasional," kata dia. "Wastra Indonesia yang sangat kaya tidak akan pernah habis dan menjadi kekuatan."
IFC bermaksud menggugah kecintaan budaya, termasuk di kalangan perancang mode. Sebab, menurut Lenny, banyak desainer baru yang gagap budaya ketika diminta mengangkat kearifan lokal dalam koleksi mereka.
Tema "Cultural Fusion" diharapkan bisa menjembatani aspek budaya Indonesia dengan selera pasar internasional dalam padanan harmonis. "Saya lihat saat pameran di luar (negeri), antusiasmenya luas banget. Asal kita bisa menyesuaikan detail-detail tersebut dengan (minat pasar) internasional, ini akan jadi menarik," katanya.
Advertisement