Liputan6.com, Jakarta - Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang diduga jadi korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh istrinya resmi mencabut laporan kepolisian. Semula, kasus tersebut dipolisikan pihak keluarga pria berinisial C itu di Polsek Ciparay, Kabupaten Bandung, Rabu, 15 Januari 2025.
Kapolsek Ciparay Iptu Ilmansyah mengatakan, korban sempat menyatakan keengganannya melaporkan dugaan kasus KDRT pada polisi. "Perlu digarisbawahi, korban tidak mau laporan, dorongan dan desakan pihak keluarga akhirnya bikin laporan," ucap dia, melansir dari Merdeka.com, Selasa (21/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Setelah laporan diterima, lanjut Ilmansyah, pihaknya berencana memulai rangkaian penyelidikan, mulai dari visum hingga meminta keterangan sejumlah pihak, termasuk istri korban. Namun saat jadwal pemeriksaan hendak dilakukan pada Sabtu, 18 Januari 2025, korban mendatangi kantor polisi dan memutuskan mencabut laporan.
Advertisement
Ilmansyah memastikan pihaknya tidak mendesak korban mencabut laporan, seperti informasi yang berkembang. "Korban datang ke polsek jam 8 pagi dengan tujuan mencabut laporan. Kami tidak janjian, tidak ada komunikasi sama sekali dengan korban atau keluarga. Tidak ada polsek menyarankan musyawarah (untuk menyelesaikan kasus diduga KDRT)," aku dia.
Kepada polisi, C mengaku ingin menenangkan diri. Alasan korban mencabut laporan karena ia telah melakukan kesalahan pada istrinya. Itu kemudian memunculkan perselisihan antara ia dan istri hingga adanya dugaan pemukulan yang membuat tubuhnya lebam.
Diduga korban KDRT itu mengaku bersalah dan menerima sikap istrinya yang marah dan tidak menerima atas perbuatannya. Kapolsek mengatakan, setelah kejadian perselisihan dan sebelum dilaporkan, korban dan istrinya masih tinggal satu rumah.
Sempat Hilang
Dilaporkan sebelumnya bahwa pada akhir pekan kemarin, C dilaporkan hilang tidak ada kabar. Akun Instagram @adityaarthaz, yang mengaku sebagai kakak C, mengabarkan bahwa korban hilang pada Sabtu, 18 Januari 2025. Namun, ia kemudian mengabari bahwa terduga korban KDRT itu sudah ditemukan pada Minggu, 19 Januari 2025.
"Tidak menyangka ini bisa terjadi di keluarga saya, adik saya SERING kena KDRT oleh istrinya dan saat ini (Sabtu, 18 Jan 2025) hilang belum pulang sejak ijin lari pagi, padahal kita sudah melarang, tapi adik saya kabur dengan memanjat pagar," tulisnya di unggahan yang kini telah diarsipkan, tapi terlanjur dimuat ulang sejumlah akun media sosial.
Aditya mengatakan bahwa korban C kenal istrinya melalui aplikasi kencan. "Tak lama minta menikah. Kami keluarga sebenarnya dari awal kurang merestui karena baru kenal dan datang ke rumah hanya beberapa kali," ujar dia.
Setelah adiknya menikah, ia mencatat sejumlah kejanggalan, termasuk keputusan C dan istri untuk tidak berhubungan dengan keluarganya. Mereka tidak pernah ke rumah orangtua C sama sekali. Aditya juga mengaku bahwa keluarganya tidak diinformasikan alamat tempat tinggal mereka.
Advertisement
Putus Kontak dengan Keluarga
Setelah beberapa lama, nomor Aditya dan keluarga diblok pasangan itu, sehingga mereka putus kontak sama sekali. "Akhirnya saya datang ke kantornya untuk memberikan dia HP untuk berkomunikasi. Sebenarnya adik saya di bawah tekanan dan takut untuk membuka blokiran no HP keluarga, dibuka blokirannya setelah kemarin di kantor polisi."
"Setelah sekitar lima sampai enam bulan tidak ada kabar, akhirnya kami dapat kabar dari rekan kerja di Dispora KBB bahwa selama ini, adik saya selalu ada luka lebam, cakaran, dan sering terlambat. Rekan-rekannya di Dispora KBB sangat membantu dan baik sekali ke adik saya, kami sekeluarga sangat berterima kasih," sebut dia.
Di unggahan terbarunya, Minggu, 19 Januari 2025, Aditya menulis setelah berhasil menemukan kembali korban C, "Kita mulai lagi lembaran yang baru ya Vin, kami keluarga selalu ada untuk kamu. Banyak pelajaran berharga untuk saya pribadi di dalam kasus adik saya. Semoga kita semua dapat berumah tangga dengan ramah dan saling menghormati antar suami dan istri."
Melansir Merdeka.com, Senin, 20 Januari 2025, Kadispora Bandung Barat, Imam Santoso, membenarkan bahwa C adalah ASN yang bertugas di Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) KBB bagian aset. Menurut Imam, sejak menikah, kinerja C berubah, karena kerap tidak masuk kerja tanpa alasan dan kabar yang jelas.
Â
Kasus Diduga KDRT Mengemuka
Terbaru, pada Rabu, 8Â Januari 2025, C tidak masuk kerja. Saat itu, pihak dinas mencoba menghubunginya. Hanya saja, yang membalas adalah istri C yang menyebut bahwa suaminya demam. Jika bekerja, dia kerap diam. Lebam yang tampak di tubuhnya selalu ia sebut akibat jatuh.
C mengatakan sedang mengalami masalah, namun alasannya lagi-lagi tidak jelas. "Hari Sabtu (11 Januari 2025) ada pekerjaan yang berkaitan dengan data aset. CÂ nge-WA, bilang ada tragedi. Dia juga bilang tidak pegang HP dari kemarin," sebut Imam.
Dugaan C jadi korban KDRT mengemuka saat rekan kerjanya membuka komputer di kantor. Di komputer yang sering digunakan C, terdapat notifikasi pesan dari istri yang meminta dia berobat ke puskesmas dan terdapat foto kondisi C penuh lebam.
"Saya perintahkan ke staf coba cek ke rumahnya. Kemudian kita dapat alamatnya. Staf saya juga telepon ke orangtuanya untuk sama-sama nengok. Begitu masuk, kaget istrinya, staf saya bilang katanya sakit kita mau nengok. Saat itu, C pakai hoodie," imbuh dia.
"Kami tentu memberikan waktu untuk penyembuhan dan menyelesaikan masalah tersebut. Kalau pekerjaan tidak terganggu, karena tugasnya ada yang meng-cover," pungkasnya.
Advertisement