Liputan6.com, Serang - Puluhan mahasiswa Banten yang tergabung dalam Untirta Movement Community (UMC) menggelar aksi tutup mulut dan tidur di jalan. Mereka menuntut para pelaku penembakan 4 mahasiswa saat Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 segera diadili tanpa pandang bulu.
"Sampai saat ini belum ada orang yang dimintai pertanggungjawabannya terhadap Peristiwa Mei 98 (Tragedi Trisakti)," ucap Mahendra Seftianzah, juru bicara aksi di Serang, Banten, Senin (12/5/2014).
Para mahasiswa yang berjumlah 30 orang ini berdemonstrasi di perempatan Ciceri, Kota Serang. Dalam aksinya, massa membawa spanduk berisikan foto para korban Tragedi Trisakti dan beberapa aktivis pro-demokrasi yang hilang pada tahun 1998-1999.
Demonstran juga menutup mulut mereka dengan lakban dan menggunakan pakaian serba hitam. "Harus diselidiki orang-orang yang duduk di posisi strategis waktu 98 (saat penembakan mahasiswa Trisakti)," imbuh juru bicara aksi yang biasa disapa Mahe ini.
Para pengunjuk rasa sekaligus menuntut para jenderal yang kini maju dalam percaturan politik nasional mampu menjelaskan peristiwa sebenarnya kepada masyarakat Indonesia.
"Wiranto dan Prabowo, mereka harus menjelaskan. Jika mereka bersalah, mereka harus mengakui dan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Tepat 16 tahun lampau, 4 mahasiswa Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, yaitu Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur 1996), Heri Hertanto (Fakultas Teknik Industri 1995), Hafidin Royan (Fakultas Teknik Sipil 1995) dan Hendriawan Sie (Fakultas Ekonomi 1996) tewas di sekitar kampus mereka.
Empat mahasiswa itu tewas tertembak peluru tajam pada saat menggelar aksi damai memperjuangkan reformasi menyusul krisis moneter yang mendera negeri ini. Penembakan mahasiswa ini kemudian menyulut huru-hara di beberapa kota.
Para mahasiswa kemudian turun ke jalan dan menduduki Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, hingga akhirnya Presiden Soeharto memilih lengser dari kekuasaan. (Sss)
Mahasiswa Serang Tuntut Kembali Peradilan Tragedi Trisakti
"Sampai saat ini belum ada orang yang dimintai pertanggungjawabannya terhadap Peristiwa Mei 98 (Tragedi Trisakti)," ucap demonstran.
diperbarui 12 Mei 2014, 18:26 WIBDiterbitkan 12 Mei 2014, 18:26 WIB
Salah satu keluarga korban tragedi Mei Tahun 1998 Ruyati berjalan di depan mural pelanggaran HAM ketika peresmian mural Prasasti Tragedi Trisakti dan Mei 1998 di kawasan Jalan Pemuda, Jakarta Timur. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Polisi Tangkap 1 DPO Kasus Judi Online yang Libatkan Pegawai Komdigi
Profil Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air, Kini Ditangkap Usai Diduga Terlibat Kasus Korupsi Timah
Bakal Ada Kejutan dalam Kampanye Akbar Pramono-Rano di GBK, Apa Itu?
Saksikan FTV Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Selasa 19 November Via Live Streaming Pukul 14.00 WIB
Kemendag Pede Neraca Perdagangan RI Surplus hingga Akhir 2024
Fungsi Linear Adalah: Pengertian, Rumus, dan Penerapannya
Kecelakaan Mobil di Luar Sekolah di China Lukai Sejumlah Anak
Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Slipi, Wapres Gibran Disambut Antusias Pelajar SD hingga SLB
Geger, Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Exit Tol Tangerang
6 Potret Penampilan Imel PC Pakai Turban, Disebut Netizen Pelan-pelan Lepas Hijab
Prima Andalan Mandiri Tebar Dividen Interim Rp 110 per Saham, Cair Kapan?
Danantara Panggil Bos BRI, Bahas Apa?