Liputan6.com, Jakarta Sakit kepala bagian atas merupakan keluhan yang cukup umum dialami oleh banyak orang. Rasa nyeri atau tekanan yang muncul di bagian atas kepala ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk dapat mengatasi keluhan ini dengan tepat, penting untuk memahami berbagai penyebab yang mungkin mendasarinya serta gejala-gejala yang menyertainya.
Pengertian Sakit Kepala Bagian Atas
Sakit kepala bagian atas mengacu pada sensasi nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakan di area atas kepala, meliputi dahi, ubun-ubun, hingga bagian belakang kepala. Rasa sakit ini dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan mungkin disertai gejala lain seperti pusing, mual, atau sensitifitas terhadap cahaya dan suara.
Berbeda dengan sakit kepala yang dirasakan di bagian depan atau samping kepala, sakit kepala bagian atas seringkali digambarkan seperti ada tekanan atau beban berat di puncak kepala. Beberapa orang menggambarkannya seperti ada yang mengikat erat di sekeliling kepala bagian atas.
Sakit kepala jenis ini dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa hari, tergantung penyebab yang mendasarinya. Meski umumnya tidak berbahaya, sakit kepala yang terus-menerus atau semakin parah perlu mendapat perhatian medis untuk mengetahui penyebab pastinya.
Advertisement
Penyebab Sakit Kepala Bagian Atas
Ada berbagai faktor yang dapat memicu munculnya sakit kepala di bagian atas. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama yang perlu diketahui:
1. Sakit Kepala Tegang (Tension Headache)
Sakit kepala tegang atau tension headache merupakan jenis sakit kepala yang paling umum dialami. Kondisi ini terjadi akibat ketegangan pada otot-otot di sekitar kepala, leher, dan bahu. Beberapa faktor yang dapat memicu sakit kepala tegang antara lain:
- Stres dan kecemasan berlebihan
- Kelelahan fisik maupun mental
- Postur tubuh yang buruk, terutama saat bekerja di depan komputer
- Kurang tidur atau gangguan pola tidur
- Dehidrasi
- Menahan lapar atau terlambat makan
Gejala sakit kepala tegang biasanya berupa rasa nyeri tumpul yang menetap di bagian atas dan samping kepala. Rasanya seperti ada yang mengikat erat di sekeliling kepala. Sakit kepala jenis ini umumnya tidak disertai mual atau sensitifitas terhadap cahaya dan suara.
2. Migrain
Migrain adalah jenis sakit kepala yang lebih parah dibandingkan sakit kepala tegang. Kondisi ini ditandai dengan rasa nyeri berdenyut yang intens, seringkali hanya di satu sisi kepala namun bisa juga menyebar ke bagian atas. Serangan migrain dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.
Beberapa pemicu migrain antara lain:
- Perubahan hormon, terutama pada wanita saat menstruasi
- Stres
- Perubahan pola tidur
- Konsumsi makanan tertentu seperti cokelat, keju, atau makanan yang mengandung MSG
- Paparan cahaya yang terlalu terang atau suara bising
- Perubahan cuaca
Selain rasa nyeri yang hebat, migrain juga sering disertai gejala lain seperti:
- Mual dan muntah
- Sensitifitas terhadap cahaya (fotofobia) dan suara (fonofobia)
- Gangguan penglihatan seperti melihat kilatan cahaya
- Pusing atau vertigo
3. Sinusitis
Sinusitis atau radang sinus dapat menyebabkan sakit kepala di bagian atas, terutama di area dahi dan sekitar mata. Kondisi ini terjadi ketika rongga sinus mengalami peradangan akibat infeksi bakteri, virus, atau alergi. Gejala sinusitis yang dapat menyebabkan sakit kepala antara lain:
- Hidung tersumbat dan berair
- Nyeri wajah, terutama di sekitar pipi, mata, dan dahi
- Rasa tertekan di wajah yang memburuk saat membungkuk
- Gangguan penciuman
- Demam
Sakit kepala akibat sinusitis biasanya terasa lebih berat di pagi hari karena cairan sinus menumpuk saat tidur. Rasa sakit juga dapat memburuk saat cuaca berubah atau saat naik pesawat terbang akibat perubahan tekanan udara.
4. Sakit Kepala Cluster
Sakit kepala cluster merupakan jenis sakit kepala yang jarang terjadi namun sangat menyakitkan. Kondisi ini ditandai dengan rasa nyeri yang sangat intens di satu sisi kepala, seringkali di sekitar mata. Serangan sakit kepala cluster dapat terjadi beberapa kali dalam sehari selama periode tertentu (cluster period) yang berlangsung beberapa minggu hingga bulan.
Gejala khas sakit kepala cluster meliputi:
- Nyeri yang sangat hebat di satu sisi kepala atau di belakang mata
- Mata merah dan berair di sisi yang sakit
- Hidung tersumbat atau berair di sisi yang sama
- Kelopak mata turun atau pupil mengecil
- Keringat di dahi atau wajah
Serangan sakit kepala cluster biasanya berlangsung 15 menit hingga 3 jam dan sering terjadi pada waktu yang sama setiap hari. Penyebab pastinya belum diketahui, namun diduga terkait dengan gangguan pada hipotalamus di otak.
5. Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat menyebabkan sakit kepala di bagian atas, terutama jika tekanan darah meningkat secara tiba-tiba dan signifikan. Sakit kepala akibat hipertensi biasanya terasa seperti tekanan berat di seluruh kepala, terutama di bagian belakang.
Gejala lain yang mungkin menyertai sakit kepala akibat hipertensi antara lain:
- Pusing atau vertigo
- Penglihatan kabur
- Mual dan muntah
- Detak jantung tidak teratur
- Sesak napas
Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika disertai tekanan darah yang sangat tinggi (di atas 180/120 mmHg). Hipertensi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung.
Gejala Sakit Kepala Bagian Atas
Gejala sakit kepala bagian atas dapat bervariasi tergantung penyebabnya. Namun, beberapa gejala umum yang sering dialami antara lain:
- Rasa nyeri atau tekanan di bagian atas kepala
- Sensasi seperti ada yang mengikat erat di sekeliling kepala
- Nyeri yang menjalar ke leher dan bahu
- Pusing atau vertigo
- Mual dan muntah (terutama pada migrain)
- Sensitifitas terhadap cahaya dan suara
- Gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau melihat kilatan cahaya
- Kesulitan berkonsentrasi
- Mudah lelah
Penting untuk memperhatikan karakteristik sakit kepala yang dialami, seperti lokasi nyeri, intensitas, durasi, serta gejala yang menyertainya. Informasi ini akan membantu dokter dalam mendiagnosis penyebab sakit kepala dan memberikan penanganan yang tepat.
Advertisement
Cara Mengatasi Sakit Kepala Bagian Atas
Penanganan sakit kepala bagian atas tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, ada beberapa langkah umum yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala:
1. Istirahat yang Cukup
Beristirahat di ruangan yang tenang dan gelap dapat membantu meredakan sakit kepala, terutama jika dipicu oleh kelelahan atau stimulasi berlebihan. Cobalah untuk tidur atau setidaknya menutup mata selama beberapa menit hingga rasa sakit mereda.
2. Kompres Dingin atau Hangat
Mengompres area yang sakit dengan handuk dingin atau hangat dapat membantu mengurangi nyeri. Kompres dingin efektif untuk migrain dan sakit kepala cluster, sementara kompres hangat lebih cocok untuk sakit kepala tegang.
3. Pijat Ringan
Memijat lembut area kepala, leher, dan bahu dapat membantu meredakan ketegangan otot yang menyebabkan sakit kepala. Fokuskan pada titik-titik tegang di sekitar pelipis, belakang kepala, dan pangkal leher.
4. Teknik Relaksasi
Praktikkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga untuk mengurangi stres dan ketegangan yang dapat memicu sakit kepala. Latihan relaksasi progresif juga dapat membantu meredakan ketegangan otot di seluruh tubuh.
5. Hidrasi yang Cukup
Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum air putih secara teratur. Dehidrasi dapat memicu atau memperparah sakit kepala. Hindari minuman yang mengandung kafein atau alkohol yang dapat memicu dehidrasi.
6. Perbaiki Postur
Perhatikan postur tubuh saat bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari. Postur yang buruk dapat menyebabkan ketegangan pada otot leher dan bahu yang memicu sakit kepala. Gunakan kursi yang ergonomis dan atur posisi layar komputer sejajar dengan mata.
7. Olahraga Ringan
Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau peregangan dapat membantu melepaskan endorfin yang berfungsi sebagai pereda nyeri alami. Namun, hindari olahraga berat saat sedang mengalami sakit kepala.
8. Obat Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu meredakan sakit kepala ringan hingga sedang. Namun, hindari penggunaan berlebihan karena dapat menyebabkan sakit kepala rebound.
9. Terapi Alternatif
Beberapa terapi alternatif seperti akupunktur, akupresur, atau aromaterapi mungkin membantu meredakan sakit kepala pada sebagian orang. Konsultasikan dengan profesional yang berpengalaman sebelum mencoba terapi-terapi ini.
10. Identifikasi dan Hindari Pemicu
Catat hal-hal yang dapat memicu sakit kepala Anda, seperti makanan tertentu, perubahan pola tidur, atau situasi stres. Dengan menghindari pemicu-pemicu ini, Anda dapat mengurangi frekuensi serangan sakit kepala.
Kapan Harus ke Dokter?
Meski sebagian besar sakit kepala dapat diatasi dengan perawatan di rumah, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis segera. Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami:
- Sakit kepala yang sangat parah dan tiba-tiba
- Sakit kepala yang disertai demam tinggi, kaku leher, atau ruam
- Sakit kepala setelah cedera kepala
- Sakit kepala yang disertai kejang, kebingungan, atau kehilangan kesadaran
- Sakit kepala yang semakin parah atau tidak membaik dengan pengobatan biasa
- Perubahan pola atau karakteristik sakit kepala yang biasa dialami
- Sakit kepala yang mengganggu aktivitas sehari-hari atau kualitas hidup
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin menyarankan tes tambahan seperti CT scan atau MRI untuk mendiagnosis penyebab sakit kepala. Penanganan akan disesuaikan dengan diagnosis yang ditemukan.
Advertisement
Pencegahan Sakit Kepala Bagian Atas
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko sakit kepala bagian atas:
1. Kelola Stres
Stres merupakan pemicu utama berbagai jenis sakit kepala. Pelajari teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menenangkan. Jika perlu, konsultasikan dengan psikolog atau konselor untuk mengatasi sumber stres dalam hidup Anda.
2. Jaga Pola Tidur
Usahakan untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan. Ciptakan rutinitas tidur yang rileks dan pastikan kamar tidur nyaman dengan suhu yang sejuk dan penerangan yang cukup.
3. Makan Teratur
Jangan lewatkan waktu makan, terutama sarapan. Makan makanan bergizi seimbang dan hindari makanan yang diketahui dapat memicu sakit kepala pada Anda.
4. Hindari Dehidrasi
Minum air putih secara teratur sepanjang hari. Batasi konsumsi minuman yang mengandung kafein dan alkohol yang dapat menyebabkan dehidrasi.
5. Olahraga Rutin
Lakukan aktivitas fisik sedang secara teratur, minimal 30 menit sehari selama 5 hari dalam seminggu. Olahraga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan produksi endorfin.
6. Jaga Postur
Perhatikan postur tubuh saat bekerja, terutama jika banyak menghabiskan waktu di depan komputer. Gunakan peralatan ergonomis dan lakukan peregangan secara berkala.
7. Batasi Penggunaan Gadget
Kurangi waktu menatap layar gadget, terutama sebelum tidur. Cahaya biru dari layar dapat mengganggu pola tidur dan memicu sakit kepala.
8. Kenali Pemicu
Catat hal-hal yang dapat memicu sakit kepala Anda dan cobalah untuk menghindarinya. Ini mungkin termasuk makanan tertentu, perubahan cuaca, atau situasi stres.
Mitos dan Fakta Seputar Sakit Kepala Bagian Atas
Ada banyak mitos yang beredar seputar sakit kepala. Mari kita luruskan beberapa mitos umum dengan fakta yang benar:
Mitos: Semua sakit kepala disebabkan oleh stres
Fakta: Meski stres memang dapat memicu sakit kepala, ada banyak penyebab lain seperti dehidrasi, perubahan hormon, atau kondisi medis tertentu.
Mitos: Sakit kepala selalu menandakan masalah serius
Fakta: Sebagian besar sakit kepala tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan perawatan di rumah. Namun, sakit kepala yang parah atau disertai gejala tertentu perlu diwaspadai.
Mitos: Makan cokelat selalu memicu migrain
Fakta: Meski cokelat sering dianggap sebagai pemicu migrain, penelitian menunjukkan bahwa hal ini tidak berlaku untuk semua orang. Pemicu migrain bersifat individual.
Mitos: Sakit kepala hanya bisa diobati dengan obat
Fakta: Banyak kasus sakit kepala dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, teknik relaksasi, atau terapi non-obat seperti kompres dan pijat.
Mitos: Anak-anak tidak mengalami migrain
Fakta: Migrain dapat terjadi pada semua usia, termasuk anak-anak. Bahkan, banyak orang dewasa dengan migrain melaporkan bahwa gejala pertama kali muncul saat masa kanak-kanak.
Advertisement
Kesimpulan
Sakit kepala bagian atas merupakan keluhan yang umum namun dapat sangat mengganggu kualitas hidup. Memahami berbagai penyebab, gejala, dan cara mengatasinya adalah langkah penting dalam mengelola kondisi ini. Sebagian besar kasus dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup dan perawatan di rumah, namun penting untuk waspada terhadap tanda-tanda yang memerlukan perhatian medis.
Jika Anda sering mengalami sakit kepala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, sakit kepala dapat dikelola dengan baik sehingga Anda dapat menjalani hidup yang lebih nyaman dan produktif.
Ingatlah bahwa setiap orang unik dan apa yang efektif untuk satu orang mungkin tidak sama efektifnya untuk orang lain. Penting untuk menemukan strategi penanganan yang paling sesuai untuk Anda melalui proses trial and error serta konsultasi dengan profesional kesehatan.
