Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) akan melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait pengenaan tarif impor ke produk-produk dari Indonesia. Ia mengatakan bahwa komoditas telur memiliki peluang menjadi alat negosiasi yang jitu dengan AS.
Zulkifli Hasan bercerita, Indonesia berpotensi besar memasok telur ayam konsumsi ke negara-negara yang sedang mengalami gangguan produksi akibat wabah HPAI. Salah satu negara yang terkena wabah tersebut adalah AS. Saat ini AS tengah defisit telur sehingga harganya mencapai USD 4,11 atau setara Rp 68 ribu.
Baca Juga
Sedangkan di Indonesia saat ini telur tengah mengalami surplus nasional hingga 288,7 ribu ton atau setara 5 miliar butir per bulan.
Advertisement
"Alhamdulillah orang kurang telur, kita telurnya lebih. Di mana-mana beras kurang, kita stok beras kita sekarang mungkin, kemarin saya cek, Bulog sudah dicek, yang baru tambah 800 ribu (ton). Berarti ditambah 2 juta (ton), stok beras kita 2,8 juta," ujar Menko Pangan dikutip dari Antara, Selasa (8/4/2025).
Pemerintah berupaya mengantisipasi tarif yang akan diberlakukan oleh AS. Menurutnya, dalam perdagangan dunia naik turunnya penerapan tarif timbal-balik pasti akan terjadi.
Selain itu, kata Zulhas, beras Indonesia juga bisa menjadi salah satu komoditas yang berpotensi untuk ekspor ke depannya.
Berdasarkan prediksi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia hingga April 2025 akan mencapai 13,9 juta ton, sedangkan kebutuhan nasional rata-rata 2,6 juta ton per bulan, yang berarti Indonesia surplus beras sebesar 3,5 juta ton.
"Bapak Presiden sudah jauh hari mengantisipasi bahwa perdagangan itu akan terjadi hal-hal seperti ini (tarif resiprokal), sudah jauh hari kan. Oleh karena itu, Presiden selalu menekankan, kita harus berdaulat terutama di bidang pangan, kita tidak boleh tergantung," katanya lagi.
Diplomasi Antisipasi Tarif Resiprokal
Sebelumnya, Zulhas mengatakan Pemerintah Indonesia segera melakukan diplomasi dengan AS untuk mengantisipasi tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.
"Soal tarif, saya sudah koordinasi juga sama Pak Menko Ekonomi, Pak Airlangga. Tentu kita harus melakukan segera, secepatnya untuk melakukan diplomasi," ujar Zulhas.
Zulhas menyampaikan Indonesia-AS merupakan dua negara yang saling membutuhkan. Menurutnya, AS merupakan negara pemasok kedelai nomor satu di Indonesia.
Ia menekankan tidak ada perang dagang atau tarif balasan untuk AS. Zulhas menyebut hal tersebut masih bisa dinegosiasikan.
"Kita kan nggak soal balas membalas, kita nggak gitu. Kita melakukan perbicaraan diplomasi. Karena kita lihat, kita ini saling membutuhkan, ya. Saya kira diplomasinya Pak Menko akan menyelesaikan semuanya," ujar Zulhas.
Para Menteri Ekonomi ASEAN Gelar Pertemuan Pekan Depan, Bahas Tarif Trump
Menteri-menteri Ekonomi yang tergabung dalam ASEAN atau negara Asia Tenggara akan menggelar pertemuan pada pekan depan. Pertemuan ini akan membahas solusi terbaik menghadapi penerapan tarif resiprokal atau timbal balik yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Hal ini disampaikan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim saat berkomunikasi dengan Presiden Prabowo Subianto, Sultan Brunei Sultan Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Bongbong Marcos, dan PM Singapura Lawrance Wong melalui sambungan telepon.
"Saya berkesempatan melakukan diskusi melalui telepon dengan para pemimpin negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Singapura, untuk memperoleh pandangan dan mengoordinasikan tanggapan bersama mengenai masalah tarif timbal balik oleh Amerika Serikat (AS)," ujar Anwar Ibrahim dalam akun Instagram @anwaribrahim_my, dikutip Minggu (6/4/2025)
Dia mengatakan bahwa pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang digelar pada pekan depan itu akan menindaklanjuti pembicaraan terkait solusi terbaik menghadapi penerapan tarif resiprokal AS tersebut.
"Insyaallah, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN minggu depan akan terus membahas masalah ini dan mencari solusi terbaik bagi seluruh negara anggota," ujarnya.
Advertisement
Daftar Tarif Trump untuk Negara-Negara ASEAN
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif dasar 10 persen untuk seluruh impor global. Secara spesifik, Presiden Trump mengenakan tarif 32 persen untuk produk dari Indonesia.
Sementara itu, tarif resiprokal yang dikenakan AS terhadap negara-negara ASEAN yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam 24 persen, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen. Kemudian, Kamboja 49 persen, Laos 48 persen, Vietnam 46 persen, Myanmar 44 persen, dan Thailand 36 persen.
