Tak Ada Buku Paket, Fotokopi pun Jadi

Terlambatnya distribusi buku paket Kurikulum 2013 mengakibatkan sejumlah sekolah hingga kini belum punya buku pegangan.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Sep 2014, 18:17 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2014, 18:17 WIB
Kontroversi Buku Pelajaran
Ditengah keluhan sejumlah Sekolah Negeri akibat Buku Paket yang tidak kunjung tiba, buku Pelajaran kurikulum 2013 justru dijajakan secara bebeas di sejumlah toko Buku.

Liputan6.com, Jombang - Terlambatnya distribusi buku paket Kurikulum 2013 mengakibatkan sejumlah sekolah hingga kini belum menerima buku yang seharusnya menjadi pegangan para siswa dan guru.

Namun dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (1/9/2014), buku-buku pelajaran terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) justru dengan mudah ditemukan di sejumlah toko buku di pusat buku grosir kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.

Buku paket tingkat SD dijual mulai harga Rp 14 ribu per judul, sementara untuk tingkat SMP dan SMA harganya cenderung lebih bervariasi, yaitu mulai dari Rp 16 ribu hingga Rp 22 ribu.  

Belum adanya kiriman buku paket untuk kelas 2 dan kelas 5 membuat para guru di SD Negeri Jombatan 3, Jombang, Jawa Timur berinisiatif memfotokopi buku paket.

Nantinya buku fotokopian akan diberikan kepada siswa yang tidak mampu. Sedangkan untuk orangtua murid yang mampu diharapkan membeli sendiri di toko buku. Dana fotokopi buku pelajaran diambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Terkait hal ini, para guru berharap agar pemerintah secepatnya mengirimkan buku paket yang sangat dibutuhkan para siswa.

Baca juga:

Tahun Ajaran Baru, Para Siswa Tak Punya Buku Panduan

Jam Belajar Bertambah, Mendikbud Pastikan Siswa Tak Pulang Malam

Mendikbud: Pemerintahan Baru Lanjutkan Program Pendidikan Utama

(Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya