Gunung Slamet Masih Lontarkan Lava Pijar

Lava pijar dan abu terus keluar dari Gunung Slamet.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Sep 2014, 11:26 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2014, 11:26 WIB
Suasana Desa Kawasan Zona Merah Gunung Slamet
Sejumlah warga di bagian Utara dari Gunung Slamet masih tetap melakukan aktivitas, Senin (5/5/14). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Purwokerto - Gunung Slamet masih mengeluarkan material vulkanik. Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, lava pijar dan abu terus keluar dari gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah itu.

"Letusan atau erupsi tipe strombolian itu berupa lontaran material atau lava pijar dan abu," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (12/9/2014).

Surono mengatakan, menurut pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi pada Kamis 11 September 2014 pukul 18.00-00.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut. Namun saat cerah teramati ada 2 kali letusan dengan ketinggian 1.000 meter dan 32 kali lontaran material atau lava pijar setinggi 100-400 meter.

Dan juga terlihat 41 kali sinar api setinggi 100-800 meter di puncak gunung serta terdengar 33 kali suara dentuman kuat dan 4 kali suara gemuruh. "Dari sisi kegempaan terekam sembilan kali gempa letusan dan 107 gempa embusan," kata pria yang akrab dipanggil Mbah Rono itu.

Sementara itu, hari ini, sejak pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet terpantau terhalang kabut. Dan saat cerah teramati ada 26 kali sinar api dan lontaran material/lava pijar setinggi 200-1.500 meter dari puncak.

Dari gunung api itu juga terdengar 4 kali suara dentuman kuat dan 3 kali suara gemuruh sedang. Selain itu juga terekam 25 kali gempa letusan dan 83 kali gempa embusan.

Meski aktivitasnya cenderung meningkat, namun, lanjut dia, Gunung Slamet tetap berstatus Siaga.

"Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak. Di luar radius tersebut, masyarakat agar tetap tenang, tidak panik dan takut dengan suara-suara letusan atau dentuman dan lontaran material pijar, lakukan aktivitas seperti biasa," tandas Surono. (Ant/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya