Mengenal Basilika Santa Maria Maggiore Akan Jadi Tempat Peristirahatan Paus Fransiskus

Basilika Santa Maria Maggiore merupakan salah satu dari empat basilika kepausan dan merupakan gereja Maria terbesar di kota tersebut

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 26 Apr 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2025, 01:00 WIB
Paus Fransiskus bukan dimakamkan di Basilika Santo Petrus tetapi di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma. Tiziana FABI / AFP
Paus Fransiskus bukan dimakamkan di Basilika Santo Petrus tetapi di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma. (Dok: Tiziana FABI / AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta = Basilika Santa Maria Maggiore di Roma akan menjadi tempat peristirahatan terakhir Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus. Dalam wasiat yang ditulis pada Juni 2022, beliau secara khusus memilih basilika yang terletak di jantung kota Roma ini sebagai lokasi pemakamannya.

Melansir laman resminya pada Jumat (25/04/2025), Basilika Santa Maria Maggiore merupakan salah satu dari empat basilika kepausan dan merupakan gereja Maria terbesar di kota tersebut. Berdiri sejak tahun 432 M, basilika ini menyimpan sejumlah relik suci, termasuk potongan kayu palungan tempat Yesus dibaringkan saat lahir dan ikon terkenal Bunda Maria, Salus Populi Romani, yang diyakini melindungi rakyat Roma.

Menurut tradisi, basilika ini dibangun berdasarkan ilham ilahi. Dikisahkan, Bunda Maria menampakkan diri kepada Paus Liberius dan menunjukkan lokasi gereja melalui fenomena turunnya salju pada musim panas.

Untuk mengenang peristiwa ini, setiap 5 Agustus, kelopak bunga putih dijatuhkan dari langit-langit Kapel Paolina, menciptakan suasana yang sakral dan penuh makna. Basilika ini juga menjadi tempat peristirahatan sejumlah tokoh penting.

Menurut Britannica pada Jumat (25/04/2025), tujuh Paus telah dimakamkan di sini, termasuk Paus Honorius III, Paus Sixtus V, hingga Paus Clement IX, yang merupakan Paus terakhir yang dimakamkan di tempat ini pada 1669. Selain itu, arsitek dan pematung terkenal Gian Lorenzo Bernini, perancang Lapangan Santo Petrus, juga dimakamkan di sini.

Meskipun berada di wilayah Italia, Basilika Santa Maria Maggiore dimiliki secara penuh oleh Takhta Suci sesuai Perjanjian Lateran 1929. Kompleks ini memiliki status hukum mirip dengan kedutaan besar, sehingga memiliki kekebalan diplomatik.

 

Mempertahankan Inti Struktur

Bangunan basilika ini merupakan satu-satunya dari empat basilika kepausan yang masih mempertahankan inti struktur dari masa Kekristenan awal, meskipun telah mengalami berbagai renovasi besar. Salah satu restorasi besar dilakukan pada abad ke-18, tepatnya antara tahun 1741 hingga 1750, yang melibatkan banyak seniman ternama.

Keindahan interior basilika memperlihatkan perpaduan berbagai gaya arsitektur dari masa awal Kekristenan, Renaisans, hingga Barok. Pilar-pilar penyangga besar kemungkinan berasal dari bangunan Romawi kuno, sementara lantainya dihiasi dengan mozaik bergaya cosmatesque karya keluarga Cosmati dari abad ke-13.

Langit-langit berlapis emas yang dirancang oleh Giuliano Sangallo dipercayai menggunakan emas pertama yang dibawa dari Dunia Baru oleh para penjelajah. Seni mozaik bergaya Byzantium yang menggambarkan kisah-kisah Alkitab juga menghiasi interior gereja ini.

Di dalamnya terdapat dua kapel terkenal yakni Kapel Sistina yang berbeda dari Kapel Sistina di Istana Apostolik dan Kapel Paolina atau Kapel Borghese. Kapel Paolina menampilkan lukisan ikonik Salus Populi Romani, yang menggambarkan Bunda Maria menggendong Bayi Yesus, dan menjadi pusat devosi umat Katolik di Roma.

Ciri khas lainnya dari basilika ini adalah menara lonceng bergaya Romanesque setinggi 75 meter, tertinggi di Roma, yang dibangun oleh Paus Gregorius XI pada abad ke-14. Menara ini memiliki lima lonceng yang berdentang setiap malam pukul 9.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya