4X6 Atau 6x4? Ini Kata Astronom Lapan

Dalam soal itu, sang guru meminta siswanya yang kelas II SD untuk menyatakan 4+4+4+4+4+4 dalam operasi perkalian.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 23 Sep 2014, 14:32 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2014, 14:32 WIB
4X6 Atau 6x4? Ini Kata Astronom Lapan
Ilustrasi (Nadya Isnaeni/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka soal pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran matematika siswa sekolah dasar (SD) kini menjadi perdebatan seantero Indonesia.

Seorang mahasiswa teknik mesin dari Universitas Diponegoro (Undip) Muhammad Erfas Maulana, mempertanyakan logika matematika dalam soal tugas adiknya yang kelas II SD. Dalam soal itu, sang guru meminta adik Erfas untuk menyatakan 4+4+4+4+4+4 dalam operasi perkalian.

Sang adik pun menjawab, 4x6. Namun jawaban tersebut disalahkan gurunya. Hal inilah yang kemudian menjadi perdebatan, 4x6 atau 6x4.

Soal itu kini menggelitik astronom sekaligus Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin. Menurut dia, jawaban model matematis dari soal 4+4+4+4+4+4 itu adalah 6x4.

Dia mengatakan, meskipun 4x6 dan 6x4 hasilnya sama-sama 24, logikanya berbeda.

"Misalnya, Ahmad dan Ali harus memindahkan bata yang jumlahnya sama, 24. Karena Ahmad lebih kuat, ia membawa 6 bata sebanyak 4 kali, secara matematis ditulis 4x6," jelas Thomas dalam akun Facebooknya, Selasa (23/9/2014).

"Tetapi Ali yang badannya lebih kecil, hanya mampu membawa 4 bata sebanyak 6 kali, model matematisnya 6x4. Jadi, 4+4+4+4+4+4 = 6x4. Berbeda konsepnya dengan 6+6+6+6 = 4x6, walau hasilnya sama 24," imbuh dia.

Thomas menilai, belajar logika matematika seperti ini sebenarnya hal yang mengasyikkan. Namun kini, banyak orang yang sekadar ingin mencari cara cepat penyelesaian soal matematikan tanpa mengerti logikanya.

"Yang penting tahu hasilnya. Itulah yang menjadikan generasi 'kalkulator', yang malas menjadikan logika matematika untuk memudahkan kehidupan. Dengan kemampuan berlogika, suatu kasus bisa dimodelkan dengan rumusan matematis, sehingga mudah dipecahkan.

"Ayolah Bapak, Ibu, Kakak, dan Adik, belajar matematika yang asik dengan soal-soal cerita. Soal cerita sering dianggap susah karena tidak menggunakan logika dan jarang diajarkan membuat model matematikanya," tandas dia. (Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya